Implementasi/Penerapan Pembelajaran Tematik di SD
Tuesday, 24 April 2018
Add Comment
Implementasi Pembelajaran Tematik di SD
Pembelajaran tematik di sekolah dasar (SD) merupakan suatu hal yang relatif baru, sehingga dalam implementasinya belum sebagaimanayang diharapkan. Masih banyak guru yang merasa sulit dalam melaksanakan pembelajaran tematik ini.Hal ini terjadi antara lain karena guru belum mendapat pelatihan secara intensif tentang pembelajaran tematik ini. Disamping itu juga guru masih sulit meninggalkan kebiasan kegiatan pembelajaran yang penyajiannya berdasarkan mata pelajaran/bidang studi. Pelaksanaan pembelajaran tematik di sekolah dasar pada saat ini difokuskan pada kelas-kelas bawah (kelas 1 dan 2) atau kelas yang anak-anaknya masih tergolong pada anak usia dini, walaupun sebenarnya pendekatan pembelajaran tematik ini bisa dilakukan di semua kelas sekolah dasar.
Penerapan pembelajaran tematik Pada tahap ini intinya guru melaksanakan rencana pembelajaran yang telah disusun sebelumnya. Pembelajaran tematik ini akan dapat diterapkan dan dilaksanakan dengan baik perlu didukung laboratorium yang memadai. Laboratorium yang memadai tentunya berisi berbagai sumber belajar yang dibutuhkan bagi pembelajaran di sekolah dasar.
Dengan tersedianya laboratorium yang memadai tersebut maka guru ketika menyelenggarakan pembelajaran tematik akan dengan mudah memanfaatkan sumber belajar yang ada di laboratorium tersebut, baik dengan cara membawa sumber belajar ke dalam kelas maupun mengajak siswa ke ruang laboratorium yang terpisah dari ruang kelasnya. Pelaksanaan pembelajaran seyogyanya dengan menggunakan pendekatan multistrategi dan multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, dengan prinsip alam takambang.Jadi guru (semua yang terjadi, tergelar dan berkembang di masyarakat dan lingkungan sekitar serta lingkungan alam semesta dijadikan sumber belajar, contoh dan teladan).
Sebuah model pembelajaran diharapkan dapat dipergunakan sebagaiwawasan untuk disesuaikan dengan kondisi peserta didik di masing-masing sekolah. Peserta didik perlu dipersiapkan baik secara internal maupun eksternal, baik ketika di dalam kelas maupun di luar kelas. Terlebih bagi peserta didik yang masih berada di sekolah dasartentu saja tidak dapat disamakan pelayannya dengan peserta didik yang ada di kelas menengah.
Namun demikian baik peserta didik di kelas 1 sampai dengan kelas 6 di kondisikan menggunakan pendekatan tematik Terpadu dengan tema sebagai pemersatunya. Peran Tema dalam Proses PembelajaranTema berperan sebagai pemersatu kegiatan pembelajaran, dengan memadukan beberapa mata pelajaran sekaligus.
Adapun mata pelajaran yang dipadukan adalah mata pelajaran Agama (Akhlak Mulia/Budi Pekerti/ tata krama), PPKn dan Kepribadian, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (terdiri atas: Bahasa Indonesia, IPS,IPA, Matematika,), Estetika (Seni Budaya-Keterampilan) dan Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan.Di dalam struktur Kurikulum Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah disebutkan bahwa untuk peserta didik kelas 1, sampai dengan kelas 6 penyajian pembelajarannya menggunakan pendekatan tematik. Penyajian pembelajaran dengan alokasi waktu komulatif 30 JP per minggu. Pembuatan tema diharapkan memperhatikan kondisi peserta didik, lingkungan sekitar dan kompetensi guru dengan presentase penyajian disesuaikan dengan aloasi waktu yang tersedia.
Guru dalam penyajian diharapkan tidak terkonsentrasi pada salah satu mata pelajaran, melainkan harus tetap memperhatikan presentase penyajianya. Namun demikian penjadwalan dalam hal ini tidak terbagi secara kaku melainkan diatur secara luwes. Mata Pelajaran Agama yang disajikan secara terpadu adalah yang sifatnya budi pekerti luhur, akhlak mulia dan tata krama serta bagaimana bersopan santun dalam pergaulan di dalam keluarga dan masyarakat, keterkaitan dengan pendidikan karakter bangsa.
Sedangkan untuk materi-materi yang sifatnya aqidah dan khusus keagamaannya disajikan oleh guru agama sendiri. Demikian juga untuk Pendidikan Jasmani dan kesehatan, yang sifatnya gerakan ringan yang dapat disajikan di dalam kelas, bisa dilakukan oleh guru kelas. Sedangkan yang sifatnya gerakan olah raga yang memerlukan fisik, gerakan bebas, tetap dilakukan oleh guru olah raga dan dilaksanakan di luar kelas/ lapangan olah raga.
Pembelajaran tematik diawali dengan pembuatan tema selama satu tahun, kemudian dengan tema-tema yang telah dibuat tersebut, guru menganalisis semua standar kompetensi lulusan yang diturunkan ke dalam kompetensi inti dan selanjutnya mengalir ke kompetensi dasar dan membuat indikator dari masing-masing mata pelajaran yang ada di setiap kelas. Setelah itu dibuat hubungan antara KD dan indikator dengan tema yang telah disiapkan selama satu tahun.
Berikutnya dari pemetaan hubungan tersebut dilanjutkan dengan membuat jaringan KD &indikator dari setiap tema yang telah dibuat. Setelah jadi semua jaringan selama satu tahun dilanjutkan dengan menyusun silabus tematik dan yang terakhir menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik.
Model Pembelajaran Tematik Terpadu Model pembelajaran tematik integratif melalui beberapa tahapan yaitu pertama guru harus mengacu pada tema sebagai pemersatu berbagai matapelajaran untuk satu tahun.
Kedua guru melakukan analisis standar kompetensi lulusan, kompetensi inti, kompetensi dasar dan membuat indikator dengan tetap memperhatikan muatan materi dari Standar Isi, ketiga membuat hubungan antara kompetensi dasar, indikator dengan tema, keempat membuat jaringan KD, indikator, kelima menyusun silabus tematik dan keenam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran tematik dengan mengkondisikan pembelajaran yang menggunakan pendekatan scientific. Untuk lebih jelasnya akan dibahas di bawah ini.
Tahapan Berpikir Pembelajaran Tematik Adalah Struktur KurikulumStruktur Kurikulum 2013 merupakan acuan dalam merancang pembelajaran yang akan menjadi landasan penetapan presentase penyajian pembelajaran. Di Kelas I sampai dengan Kelas IV membelajarkan materi dengan tema sebagai pemersatunya, tidak parsial per mata pelajaran. penetapan alokasi waktu dimaksudkan agar guru dapat mempertimbangan batasan pembahasan, supaya tidak lagi fokus atau berlama-lama pada salah satu mata pelajaran saja.
Meskipun telah dituangkan alokasi waktu di dalam struktur masing-masing mata pelajaran, namun tetap menjadi satu kesatuan per minggu komulatif 30 JP untuk Kelas I, berarti per hari 5 JP. Untuk Kelas II komulatif satu minggu 32 JP maka per hari ada yang 5 JP, ada yang 6 JP. KelasIII komulatif satu minggu 34 JP, maka per hari ada yang 5 JP, ada yang 6 JP. Sedangkan Kelas IV sampai dengan Kelas VI komulatif satu minggu 36 JP, jadi rata-rata per harinya 6 JP, bagi sekolah reguler. Struktur Kurikulum sebagai di berikut:Struktur Kurikulum SD/MIMATA PELAJARANALOKASI WAKTU BELAJAR PER MINGGUI,II,III,IV,V,VI
Kelompok A1.Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 4444442. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan5664443. Bahasa Indonesia88107774. Matematika5666665. Ilmu Pengetahuan Alam3336. Ilmu Pengetahuan Sosial 333
Kelompok B1. Seni Budaya dan Prakarya(termasuk muatan lokal)*4445552. Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan (termasuk muatan lokal)444444 Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu 30,32,34,36,36,36. Beban Belajar Beban belajar dinyatakan dalam jam belajar setiap minggu untuk masa belajar selama satu semester. Beban belajar di SD/MI kelas I, II, dan III masing-masing 30, 32, 34 sedangkan untuk kelas IV, V, dan VI masing-masing 36 jam setiap minggu.
Jam belajar SD/MI adalah 35 menit. Dengan adanya tambahan jam belajar ini dan pengurangan jumlah Kompetensi Dasar, guru memiliki keleluasaan waktu untuk mengembangkan proses pembelajaran yang berorientasi peserta didik aktif. Proses pembelajaran peserta didik aktif memerlukan waktu yang lebih panjang dari proses pembelajaran penyampaian informasi karena peserta didik perlu latihan untuk mengamati, menanya, mengasosiasi, dan berkomunikasi.
Proses pembelajaran yang dikembangkan menghendaki kesabaran guru dalam mendidik pesertadidik sehingga mereka menjadi tahu, mampu dan mau belajar dan menerapkan apa yang sudah mereka pelajari di lingkungan sekolah dan masyarakat sekitarnya. Selain itu bertambahnya jam belajar memungkinkan guru melakukan penilaian proses dan hasil belajar. Sekolah mendapat kesempatan mengkondisikan beban belajar sesuai hasil kesepakatan warga sekolah, Kepala Sekolah, Guru, dan
Komite Sekolah.4.
Langkah Guru yang akan membelajarkan materi dengan menggunakan pendekatan tematik integratif antara lain: Memilih/Menetapkan TemaDibawah ini adalah Tema untuk pesertadidik Sekolah Dasar kelas I dan IV Tema-Tema di Sekolah Dasar KELAS I-IV
1. Diriku
2. Kegemaranku
3. Kegiatanku
4. Keluargaku
5. Pengalamanku
6. Lingkungan Bersih dan Sehat
7. Benda, Binatan dan Tanaman di Sekitar
8. Peristiwa alam
9. Indahnya Kebersamaan
10. Selalu Berhemat Energi
11. Peduli Makhluk Hidup
12. Berbagai Pekerjaan.
13. Menghargai Jasa Pahlawan
14. Indahnya Negeriku
15. Cita-citaku 8.Daerah Tempat Tinggalku
16. Makanan Sehat dan Bergizi.
Melakukan Analisis SKL, KI, Kompetensi Dasar, Membuat IndikatorDalam melakukan Analisis Kurikulum (SKL, KI dan KD serta membuat Indikator) dengan cara membaca semua Standar Kompetensi Lulusan dan Kompetensi Inti, dan Kompetensi Dasar dari semua mata pelajaran. Setelah memiliki sejumlah Tema untuk satu tahun, barulah dapat dilanjutkan dengan menganalisis Standar Kompetensi Lulusan dan Kompetensi Inti serta Kompetensi Dasar (SKL, KI danKD) yang ada dari berbagai mata pelajaran (Bahasa Indonesia, IPA, IPS, PPKn, Matematika, Seni-Budaya dan Keterampilan, Olah Raga dan Kesehatanserta Agama yang sifatnya Tata Krama, Budi Pekerti dan Akhlak Mulia). Kemudian masing-masing Kompetensi Dasar dibuatkan Indikatornya dengan mengikuti kriteria pembuatan Indikator.
Melakukan Pemetaan KI, Mata Pelajaran ,Kompetensi Dasar, Indikator dengan Tema Kompetensi Dasar dari semua mata pelajaran telah disediakan dalam Kurikulum 2013, demikian juga sejumlahTema untuk proses pembelajaran selama satu tahun untuk Kelas 1 sampaidengan Kelas 6 telah disediakan pula. Namun demikian guru masih perlu membuat Indikator dan melakukan kegitan pemetaan Kompetensi Dasar dan Indikator tersebut dikaitkan degan Tema yang tersedia dimasukkan ke dalam format pemetaan agar lebih memudahkan proses penyajian pembelajaran, Indikator mana saja yang dapat disajikan secara terpadu dengan cara memberikan cek ( √ ).
Membuat Jaringan Kompetensi Dasar Kegiatan berikutnya setelah dilakukan pemetaan Kompetensi Dasar, Indikator dengan Tema dalam satu Tahun dan telah terpetakan Indikator mana saja yang akan disajikan dalam setiap Tema, maka sebaiknya dilanjtkan dengan membuat Jaringan KD dan Indikator dengan cara menurunkan hasil cek dari pemetaan ke dalam format Jaringan KD& Indikator.
Menyusun Silabus Tematik TerpaduSetelah dibuat Jaringan KD & Indikator, langkah Guru selanjutnya adalah menyusun Silabus Tematik untuk lebih memudahkan Guru dalam melihat seluruh desain pembelajaran untuk setiap Tema sampai tuntas tersajikan didalam proses pembelajaran. Di Dalam Silabus Tematik ini memberikan gambaran secara menyeluruh Tema yang telah dipilh akan disajikan berapa minggu dan kegiatan apa saja yang akan dilakukan dalam penyajian Tema tersebut. Silabus Tematik Terpadu memuat komponen sebagaimana panduan dari Standar Proses yang meliputi
1. Kompetensi Dasar mana saja yang sudah terpilih (dari Jaringan KD),
2. Indikator (dibuat oleh Guru, juga diturunkan dari Jaringan)
3. Kegiatan Pembelajaran yang memuat perencanaan penyajian untuk berapa minggu Tema tersebut akan di belajarkan,
4. Penilaian proses dan hasil belajar (diwajibkan memuat penilaian dari aspek sikap, keterampilan dan pegetahuan) selama proses pembelajaran berlangsung
5. Alokasi waktu ditulis secara utuh komlatif satu minggu berapa jam pertemuan (misalnya 30 JP x 35 menit) x 4 minggu)
6. Sumber dan Media
Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik TerpaduLangkah terakhir dari sebuah perencanaan adalah dengan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Terpadu. Di dalam RPP Tematik Terpadu ini diharapkan dapat tergambar proses penyajian secara utuhdengan memuat berbagai konsep mata pelajaran yang disatukan dalam Tema. Di dalam RPP Tematik Terpadu ini peserta didik diajak belajar memahami konsep kehidupan secara utuh. Penulisan identitas tidak mengemukakan mata pelajaran, melainkan langsung ditulis Tema apa yang akan dibelajarkan.Penyusunan RPP Tematik Terpadu sebagaimana dalam penyusunan silabus seyogyanya mengacu pada komponen penyusunan RPP dari Standar Proses yang meliputi: Identitas: Satuan Pendidikan, Tema, Kelas, Semester, Alokasi Waktu.
1. Kompetensi Inti: merupakan jabarn dari SKL ada 4 Kompetensi Inti yang harus ditulis semuanya, karena merupakan satu kesatuan yang utuh dan harus dicapai.
2. Kompetensi Dasar hasil penyempurnaan Standar Isi dari Kurikulum 2013 semua mata pelajaran yang telah dipilih dan tertulis di Jaringan KD & Indikator
3. Indikator darisemua mata pelajaran yang telah dibuatdan di tuangkan di Pemetaan
4. Tujuan Pembelajaran yang diharapkan dicapai dari keterpaduan berbagai mata pelajaran
5. Materi Pembelajaran meliputi berbagai mata pelajaran
6. Pendekatan dan Metode pembelajaran
7. Langkah Pembelajaran memuat kegiatan Pendahuluan, Kegiatan Inti (memuat langkah pembelajaran Tematik Terpadu memadukan berbaai mata pelajaran yang diatukan dalam Tema, tersaji secara sistematis dan sistemik dalam tuangan Eksplorasi, Elaborasi dan Konfirmasi, serta menggambarkan pendekatan Scientific dan diakhiri dengan Kegiaan Penutup
8. Sumber dan Media yang memuat semua sumber dan media pembelajaranyang dipergunakan dalm pembelajaran
9. Penilaian, meliuti proses dan hasil belajar seyogyanya dilampirkan instrumen dan rubrik penilaiannya, baik untuk kepentingan proses dan ketercapaian hasil belajar siswa.
Daftar pustaka
http://www.materibelajar.id/2015/12/definisi-implementasi-dan-teori.html
https://alihamdan.id/implementasi/amp/?_e_pi_=7%2CPAGE_ID10%2C1432966875
http://chyrun.com/implementasi-pembelajaran-tematik-terpadu-dengan-pendekatan-scientific/
0 Response to "Implementasi/Penerapan Pembelajaran Tematik di SD"
Post a Comment