9 Cara Menghukum Anak Yang Benar Dan Mendidik
Sunday, 23 April 2017
Add Comment
9 Cara Menghukum Anak Yang Benar Dan Mendidik _ Dalam mendidik dan mengajar anak yang masih dalam proses tumbuh kembang, ada-ada saja hal yang terkadang dialami para orang, kadang tingkah laku yang begitu polos dan lucu membuat hati para orang tua semakin cinta dan sayang kepada buah hatinya.
Namun adakalanya anak menunjukan/melakukan sikap dan perbuatan yang terkadang membuat para orang tua menjadi jengkel dan emosi, jikalau hal ini sudah terjadi, maka sebagain orang terkadang menghukuman anaknya agar sang anak dapat jerah, sehingga tidak berani mengulang sikap atau perbuatan tersebut.
Menghukum anak memang kadang berhasil untuk membuat anak menjadi jerah namun kadangpula justru membuat perilaku anak semakin menjadi-jadi. Apalagi jika hukuman yang diberikan kepada anak dalam bentuk kekerasan fisik, bukannya bisa mengubah sikap dan perilaku anak malah justru bisa jadi memunculkan kebencian dalam diri anak.
Oleh karena itu sebagai orang tua anda harus bijak dalam memberi hukuman kepada anaknya agar hukuman tersebut dapat mendidik dan efektif dalam memperbaiki karakter sang anak, bukan justru malah sebaliknnya.
Dalam teori mendidik anak, orang tua dituntut untuk tegas dalam mendidik anak namun tidak boleh keras, tapi terkadang persepsi orang tua menganggap bahwa tegas berarti keras, padahal pada hakikatnya kedua hal tersebut sangat berbeda.
Jadi bagaimana baiknya tips dalam memberi hukuman/menghukum anak agar bisa mendidik anak menjadi lebih baik? berikut ulasan tentang metode dalam menghukum anak yang benar dan efektif:
9 Cara Menghukum Anak Yang Benar Dan Mendidik.
1. Biarkan anak mengetahui kesalahannya
Salah satu cara yang bijak dalam memberi hukuman kepada anak adalah terlebih dahulu bertanya kepada anak terkait tentang alasan kenapa dia dihukum, tujuannya agar agar bisa mengatahui kesalahan dan keteledorang yang diperbuatnya.
Dengan memahami apa yang menjadi kesalahannya, maka hukuman yang diberikan kepada anak tersebut akan mengajarkannya agar berusaha tidak mengulang lagi sikap dan perilaku yang sama agar tidak mendapat hukuman lagi.
Sehingga sangat disayangkan jika anda langsung memberi hukuman pada seorang anak, jika anak itu sendiri tidak mengetahui apa kesalahannya, karena hal tersebut bukannya menjadi nilai pembelajaran namun justru bisa membuat anak trauma, shock bahkan memicu tubuhnya bibit kebencian dalam diri anak.
2. Biarkan anak menjelaskan alasannya
Terkadang sebagian orangtua ketika mendapati anaknya melakukan kesalahan yang fatal langsung saja memberi hukuman dan tak mau mendengar alasan apapun yang dikatakan oleh anaknya. Padahal bisa jadi alasan yang diutarakan oleh anak sehingga melakukan kesalahan/perilaku yang kurang baik tepat dan benar.
Oleh karena itu adakalanya mendengarkan alasan anak terlebih dahulu lebih bijak agar sebagai orangtua kita tida salah menghukum, karena yakin dan percaya setiap perilaku/kesalahan yang dilakukan anak selalu disertai oleh alasan-alasan tertentu
3. Hukuman yang bersifat mendidik
Bagaimana bentuk hukuman yang justru bisa membuat anak semakin menjadi lebih baik lagi dan mendidik? misalnya saja seorang anak yang begitu nakal, bandel dan susah diatur bentuk hukuman yang bisa diberikan seperti pengurangan uang jajan, sifat anak-anak yang suka jajan, akan menuntun insting anak untuk tidak nakal, bandel lagi agar bisa mendapat uang jajan yang seperti dulu lagi
Bisa juga anak diberi hukuman seperti menghafal perkalian, membersihkan sendiri tempat tidurnya, menyapu pekarangan rumah dan beberapa hukuman lainnya yang bisa membuat anak menemukan nilai-nilai positif dari hukuman yang dijalani.
4. Tegas kepada anak bukan keras
Hal yang mesti dipahami bersama bahwa dalam mendidik anak sebaiknya berlaku lemah lembut namun tetap tegas dan sangat disarankan untuk meminimalisir tindakan-tindakan progresif/keras terhadap anak.
Tegas adalah suatu tindakan yang dilakukan pada waktu yang tepat, tempat yang tepat dan orang yang tepat dan tetap menghargai perasaan anak sedangkan keras adalah tindakan yang lebih menuruti emosi, tanpa mempertimbangkan dampak yang bisa ditimbulkan dari perbuatannya.
Contoh sikap tegas; misalnya ketika anak anda melakukan perbuatan yang kurang baik, dan anda berkata "jika kamu melakukan hal tersebut sekali lagi maka bapak/ibu akan memberi hukuman".
Dan jika benar anak tersebut masih melakukan perbuatan yang kurang baik padahal sebelumnya dia telah menyadari ketika dia melakukan tersebut maka akan mendapat hukuman, maka sebaiknya ada benar-benar memberi hukuman sesuai dengan apa yang anda katakan.
Sehingga anak-anak akan membentuk persepsi dalam pikirannya seperti ini "jika ayah/ibu saya mengatakan akan menghukum jika saya mengulangi perbuatan yang kurang baik lagi maka hal itu akan benar-benar dia lakukan.
Melalui proses pembelajaran tersebut anak akan lebih berpikir-pikir untuk melakukan perbuatan yang kurang baik lagi karena sudah pasti akan dihukum.
Jangan justru sebaliknya, ketika anda mengatakan akan menghukum saat anak anda melakukan perbuatan yang kurang baik namun faktanya setelah anak anda melakukan hal buruk tersebut anda tak kunjung memberi hukuman karena alasan kasihan, nanti saja, hal tersebut belum apa-apa.
Cara bersikap yang demikian justru akan membuat anak tidak percaya dengan ancaman yang anda utarakan sehingga anak-anak tidak ragu/takut untuk melakukan perbuatan buruk tersebut secara berulang-ulang.
5. Jangan memberi hukuman kepada anak saat anda masih marah/emosi
Emosi dan kemarahan yang terkadang membuncah serta kesabaran yang tidak bisa lagi ditahan membuat orangtua langsung memberi hukuman kepada anaknya dalam kondisi marah dan emosi. Yakin dan percaya bahwa hukuman yang diberikan kepada anak saat anda dalam kondisi marah dan emosi, bukan saja berdampak buruk pada psikologi anak tetapi akan berdampak buruk pada diri anda sendiri.
Jadi upayakan terlebih dahulu untuk mengendalikan amarah dan sikap emosi sebelum menghukum anak, ketika suasana hati anda sudah baik dan tenang maka anda bisa memberi hukuman pada anak anda, dan yakinlah hukuman yang anda berikan tersebut akan lebih berbentuk cinta dari seorang orang tua yang ingin melihat anaknya menjadi lebih baik lagi.
6. Melarang anak melakukan aktivitas yang paling dia sukai
Selanjutnya tips yang bisa anda coba dalam memberi hukuman pada anak adalah dengan memberi hukuman yang membetasi anak untuk melakukan hal yang dia sukai, misalnya saja bermain game, bermain bersama teman-temannya.
Biarkan atau berikan anak anda waktu menyendiri dan merenungi kesalahannya agar anak bisa mengistrosfeksi sikap dan perilakunya kedepannya. Namun pendampingan dari orang tua sangat penting agar efek hukuman yang diberikan lebih bernilai positif.
7. Hukuman harus proporsional
Salah satu hal yang menjadi bahan pertibangan dalam memberi hukuman kepada anak adalah "apakah hukuman yang diberikan sesuai dengan tingkat kesalahan yang dilakukan anak (proporsional). Jangan sampai kesalahan yang dia lakukan hanya berkategori kecil namun hukuman yang anda berikan sangat berat atau sebaliknya kesalahannya sangat fatal namun hukuman yang anda berikan sangat mudah dan ringan.
Maka dari itu tingkat kesesuaian hukuman dengan kesalahan yang dilakukan sangat penting, juga harus memerhatikan usia anak, sesuaikan hukuman yang diberikan dengan tingkatan umur anak agar hukuman yang diberikan benar-benar efektif dan tepat sasaran.
8. Hindarkan memberikan hukuman yang dapat mempermalukan anak
Bentuk hukuman seperti apa yang dapat mempermalukan anak? salah satu contohnya adalah memberi hukuman kepada anak dihadapan teman-temannya atau ditempat umum.
Memberi hukuman yang bisa mempermalukan anak akan sangat berpengaruh pada psikologis anak, misalnya munculnya perasaan malu karena dihukum didepan teman-temannya, menjadi shock dan lain-lain. Jika ingin memberi hukuman sebaiknya pilih tempat yang tepat dan waktu yang tepat.
9. Jelaskan alasan kenapa anak tersebut dihukum
Terakhir, cara menghukum anak yang benar dan mendidik adalah dengan menjelaskan kepada anak tentang alasan kenapa dia dihukum, misalnya saja anda mengatakan "ayah/ibu menghukummu bukan untuk melihatmu menjadi buruk akan tetapi agar kamu menjadi anak yang lebih baik lagi", cobalah untuk menjelaskannya dengan perasaan yang penuh cinta dan kasih sayang.
Dengan mengetahui bahwa sejatinya hukuman yang diberikan justru agar dirinya bisa menjadi lebih baik lagi, bukannya anak menjadi benci dan marah kepada orangtua namun justru akan menumbuhkan rasa cinta anak tersebut kepada orang tuannya.
Demikianlah 9 Cara Menghukum Anak Yang Benar Dan Mendidik yang bisa anda coba aplikasikan dalam mendidik dan mengajar anak anda untuk menjadi pribadi yang laebih baik. semoga bermanfaat
Namun adakalanya anak menunjukan/melakukan sikap dan perbuatan yang terkadang membuat para orang tua menjadi jengkel dan emosi, jikalau hal ini sudah terjadi, maka sebagain orang terkadang menghukuman anaknya agar sang anak dapat jerah, sehingga tidak berani mengulang sikap atau perbuatan tersebut.
Menghukum anak memang kadang berhasil untuk membuat anak menjadi jerah namun kadangpula justru membuat perilaku anak semakin menjadi-jadi. Apalagi jika hukuman yang diberikan kepada anak dalam bentuk kekerasan fisik, bukannya bisa mengubah sikap dan perilaku anak malah justru bisa jadi memunculkan kebencian dalam diri anak.
Oleh karena itu sebagai orang tua anda harus bijak dalam memberi hukuman kepada anaknya agar hukuman tersebut dapat mendidik dan efektif dalam memperbaiki karakter sang anak, bukan justru malah sebaliknnya.
Dalam teori mendidik anak, orang tua dituntut untuk tegas dalam mendidik anak namun tidak boleh keras, tapi terkadang persepsi orang tua menganggap bahwa tegas berarti keras, padahal pada hakikatnya kedua hal tersebut sangat berbeda.
Jadi bagaimana baiknya tips dalam memberi hukuman/menghukum anak agar bisa mendidik anak menjadi lebih baik? berikut ulasan tentang metode dalam menghukum anak yang benar dan efektif:
9 Cara Menghukum Anak Yang Benar Dan Mendidik.
1. Biarkan anak mengetahui kesalahannya
Salah satu cara yang bijak dalam memberi hukuman kepada anak adalah terlebih dahulu bertanya kepada anak terkait tentang alasan kenapa dia dihukum, tujuannya agar agar bisa mengatahui kesalahan dan keteledorang yang diperbuatnya.
Dengan memahami apa yang menjadi kesalahannya, maka hukuman yang diberikan kepada anak tersebut akan mengajarkannya agar berusaha tidak mengulang lagi sikap dan perilaku yang sama agar tidak mendapat hukuman lagi.
Sehingga sangat disayangkan jika anda langsung memberi hukuman pada seorang anak, jika anak itu sendiri tidak mengetahui apa kesalahannya, karena hal tersebut bukannya menjadi nilai pembelajaran namun justru bisa membuat anak trauma, shock bahkan memicu tubuhnya bibit kebencian dalam diri anak.
2. Biarkan anak menjelaskan alasannya
Terkadang sebagian orangtua ketika mendapati anaknya melakukan kesalahan yang fatal langsung saja memberi hukuman dan tak mau mendengar alasan apapun yang dikatakan oleh anaknya. Padahal bisa jadi alasan yang diutarakan oleh anak sehingga melakukan kesalahan/perilaku yang kurang baik tepat dan benar.
Oleh karena itu adakalanya mendengarkan alasan anak terlebih dahulu lebih bijak agar sebagai orangtua kita tida salah menghukum, karena yakin dan percaya setiap perilaku/kesalahan yang dilakukan anak selalu disertai oleh alasan-alasan tertentu
3. Hukuman yang bersifat mendidik
Bagaimana bentuk hukuman yang justru bisa membuat anak semakin menjadi lebih baik lagi dan mendidik? misalnya saja seorang anak yang begitu nakal, bandel dan susah diatur bentuk hukuman yang bisa diberikan seperti pengurangan uang jajan, sifat anak-anak yang suka jajan, akan menuntun insting anak untuk tidak nakal, bandel lagi agar bisa mendapat uang jajan yang seperti dulu lagi
Bisa juga anak diberi hukuman seperti menghafal perkalian, membersihkan sendiri tempat tidurnya, menyapu pekarangan rumah dan beberapa hukuman lainnya yang bisa membuat anak menemukan nilai-nilai positif dari hukuman yang dijalani.
4. Tegas kepada anak bukan keras
Hal yang mesti dipahami bersama bahwa dalam mendidik anak sebaiknya berlaku lemah lembut namun tetap tegas dan sangat disarankan untuk meminimalisir tindakan-tindakan progresif/keras terhadap anak.
Tegas adalah suatu tindakan yang dilakukan pada waktu yang tepat, tempat yang tepat dan orang yang tepat dan tetap menghargai perasaan anak sedangkan keras adalah tindakan yang lebih menuruti emosi, tanpa mempertimbangkan dampak yang bisa ditimbulkan dari perbuatannya.
Contoh sikap tegas; misalnya ketika anak anda melakukan perbuatan yang kurang baik, dan anda berkata "jika kamu melakukan hal tersebut sekali lagi maka bapak/ibu akan memberi hukuman".
Dan jika benar anak tersebut masih melakukan perbuatan yang kurang baik padahal sebelumnya dia telah menyadari ketika dia melakukan tersebut maka akan mendapat hukuman, maka sebaiknya ada benar-benar memberi hukuman sesuai dengan apa yang anda katakan.
Sehingga anak-anak akan membentuk persepsi dalam pikirannya seperti ini "jika ayah/ibu saya mengatakan akan menghukum jika saya mengulangi perbuatan yang kurang baik lagi maka hal itu akan benar-benar dia lakukan.
Melalui proses pembelajaran tersebut anak akan lebih berpikir-pikir untuk melakukan perbuatan yang kurang baik lagi karena sudah pasti akan dihukum.
Jangan justru sebaliknya, ketika anda mengatakan akan menghukum saat anak anda melakukan perbuatan yang kurang baik namun faktanya setelah anak anda melakukan hal buruk tersebut anda tak kunjung memberi hukuman karena alasan kasihan, nanti saja, hal tersebut belum apa-apa.
Cara bersikap yang demikian justru akan membuat anak tidak percaya dengan ancaman yang anda utarakan sehingga anak-anak tidak ragu/takut untuk melakukan perbuatan buruk tersebut secara berulang-ulang.
5. Jangan memberi hukuman kepada anak saat anda masih marah/emosi
Emosi dan kemarahan yang terkadang membuncah serta kesabaran yang tidak bisa lagi ditahan membuat orangtua langsung memberi hukuman kepada anaknya dalam kondisi marah dan emosi. Yakin dan percaya bahwa hukuman yang diberikan kepada anak saat anda dalam kondisi marah dan emosi, bukan saja berdampak buruk pada psikologi anak tetapi akan berdampak buruk pada diri anda sendiri.
Jadi upayakan terlebih dahulu untuk mengendalikan amarah dan sikap emosi sebelum menghukum anak, ketika suasana hati anda sudah baik dan tenang maka anda bisa memberi hukuman pada anak anda, dan yakinlah hukuman yang anda berikan tersebut akan lebih berbentuk cinta dari seorang orang tua yang ingin melihat anaknya menjadi lebih baik lagi.
6. Melarang anak melakukan aktivitas yang paling dia sukai
Selanjutnya tips yang bisa anda coba dalam memberi hukuman pada anak adalah dengan memberi hukuman yang membetasi anak untuk melakukan hal yang dia sukai, misalnya saja bermain game, bermain bersama teman-temannya.
Biarkan atau berikan anak anda waktu menyendiri dan merenungi kesalahannya agar anak bisa mengistrosfeksi sikap dan perilakunya kedepannya. Namun pendampingan dari orang tua sangat penting agar efek hukuman yang diberikan lebih bernilai positif.
7. Hukuman harus proporsional
Salah satu hal yang menjadi bahan pertibangan dalam memberi hukuman kepada anak adalah "apakah hukuman yang diberikan sesuai dengan tingkat kesalahan yang dilakukan anak (proporsional). Jangan sampai kesalahan yang dia lakukan hanya berkategori kecil namun hukuman yang anda berikan sangat berat atau sebaliknya kesalahannya sangat fatal namun hukuman yang anda berikan sangat mudah dan ringan.
Maka dari itu tingkat kesesuaian hukuman dengan kesalahan yang dilakukan sangat penting, juga harus memerhatikan usia anak, sesuaikan hukuman yang diberikan dengan tingkatan umur anak agar hukuman yang diberikan benar-benar efektif dan tepat sasaran.
8. Hindarkan memberikan hukuman yang dapat mempermalukan anak
Bentuk hukuman seperti apa yang dapat mempermalukan anak? salah satu contohnya adalah memberi hukuman kepada anak dihadapan teman-temannya atau ditempat umum.
Memberi hukuman yang bisa mempermalukan anak akan sangat berpengaruh pada psikologis anak, misalnya munculnya perasaan malu karena dihukum didepan teman-temannya, menjadi shock dan lain-lain. Jika ingin memberi hukuman sebaiknya pilih tempat yang tepat dan waktu yang tepat.
9. Jelaskan alasan kenapa anak tersebut dihukum
Terakhir, cara menghukum anak yang benar dan mendidik adalah dengan menjelaskan kepada anak tentang alasan kenapa dia dihukum, misalnya saja anda mengatakan "ayah/ibu menghukummu bukan untuk melihatmu menjadi buruk akan tetapi agar kamu menjadi anak yang lebih baik lagi", cobalah untuk menjelaskannya dengan perasaan yang penuh cinta dan kasih sayang.
Dengan mengetahui bahwa sejatinya hukuman yang diberikan justru agar dirinya bisa menjadi lebih baik lagi, bukannya anak menjadi benci dan marah kepada orangtua namun justru akan menumbuhkan rasa cinta anak tersebut kepada orang tuannya.
Demikianlah 9 Cara Menghukum Anak Yang Benar Dan Mendidik yang bisa anda coba aplikasikan dalam mendidik dan mengajar anak anda untuk menjadi pribadi yang laebih baik. semoga bermanfaat
0 Response to "9 Cara Menghukum Anak Yang Benar Dan Mendidik"
Post a Comment