10 Cara Mengatasi Kecemasan Belajar Siswa
Tuesday, 21 February 2017
Add Comment
10 Cara Mengatasi Kecemasan Belajar Siswa_ kecemasan belajar siswa adalah dorongan pikiran dan perasaan dalam diri individu/siswa yang berisikan ketakutan akan bahaya atau ancaman di masa yang akan datang tanpa sebab khusus, sehingga mengakibatkan terganggunya pola pemikiran dan respon fisik serta perilaku sebagai hasil tekanan dalam pelaksanaan tugas dan aktivitas yang beragam dalam situasi akademis, dimana ditandai adanya rasa takut, gelisah dan tidak dapat berkonsentrasi dalam belajar sehingga pencapaian prestasi tidak dapat dicapai dengan optimal.
faktor penyebab dari kecemasan dapat dibagi menjadi dua faktor yaitu faktor eksternal dan faktor internal. , faktor internal meliputi gangguan atau ketidakmampuan psiko-fisik siswa yang dapat bersifat kognitif (rendahnya intelektual/ inteligensi siswa), afektif (labilnya emosi dan sikap), dan psikomotor (terganggunya alat indera siswa). Faktor Eksternal, faktor eksternal meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar siswa (lingkungan keluarga, masyarakat, dan sekolah).
Baca juga:
Mengingat dampak negatifnya terhadap pencapaian prestasi belajar dan kesehatan fisik atau mental siswa, maka perlu ada upaya-upaya tertentu untuk mencegah dan mengurangi kecemasan siswa di sekolah, menurut Sudrajat (2011) di antaranya dapat dilakukan melalui:
10 Cara Mengatasi Kecemasan Belajar Siswa
1. Menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan.
Pembelajaran dapat menyenangkan apabila bertolak dari potensi, minat dan kebutuhan siswa. Oleh karena itu, strategi pembelajaran yang digunakan hendaknya berpusat pada siswa, yang memungkinkan siswa untuk dapat mengkspresikan diri dan dapat mengambil peran aktif dalam proses pembelajarannya.
2. Mengembangkan “sense of humor”
Selama kegiatan pembelajaran berlangsung guru seyogyanya dapat mengembangkan “sense of humor” dirinya maupun para siswanya. Kendati demikian, lelucon atau “joke” yang dilontarkan tetap harus berdasar pada etika dan tidak memojokkan siswa.
3. Melakukan kegiatan selingan
Melakukan kegiatan selingan melalui berbagai atraksi “game” atau “ice break” tertentu, terutama dilakukan pada saat suasana kelas sedang tidak kondusif. Dalam hal ini, keterampilan guru dalam mengembangkan dinamika kelompok tampaknya sangat diperlukan.
4. Pembelajaran diluar kelas
Sewaktu-waktu ajaklah siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran di luar kelas, sehingga dalam proses pembelajaran tidak selamanya siswa harus terkurung di dalam kelas.
5. Memberikan tugas akademik dengan tingkat kesulitan yang moderat
Memberikan materi dan tugas-tugas akademik dengan tingkat kesulitan yang moderat. Dalam arti, tidak terlalu mudah karena akan menyebabkan siswa menjadi cepat bosan dan kurang tertantang, tetapi tidak juga terlalu sulit yang dapat menyebabkan siswa frustrasi.
6. Menggunakan pendekatan humanistik
Menggunakan pendekatan humanistik dalam pengelolaan kelas, dimana siswa dapat mengembangkan pola hubungan yang akrab, ramah, toleran, penuh kecintaan dan penghargaan, baik dengan guru maupun dengan sesama siswa. Sedapat mungkin guru menghindari penggunaan reinforcement negatif (hukuman) jika terjadi tindakan indisipliner pada siswanya.
7. Mengembangkan sistem penilaian yang menyenangkan
Mengembangkan sistem penilaian yang menyenangkan, dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan penilaian diri (self assessment) atas tugas dan pekerjaan yang telah dilakukannya. Pada saat berlangsungnya pengujian, ciptakan situasi yang tidak mencekam, namun dengan tetap menjaga ketertiban dan objektivitas. Berikanlah umpan balik yang positif selama dan sesudah melaksanakan suatu asesmen atau pengujian.
8. Menanamkan kesan positif dalam diri siswa
Di hadapan siswa, guru akan dipersepsi sebagai sosok pemegang otoritas yang dapat memberikan hukuman. Oleh karena itu, guru seyogyanya berupaya untuk menanamkan kesan positif dalam diri siswa, dengan hadir sebagai sosok yang menyenangkan, ramah, cerdas, penuh empati dan dapat diteladani, bukan menjadi sumber ketakutan.
9. Pengembangan menajemen sekolah
Pengembangan menajemen sekolah yang memungkinkan tersedianya sarana dan sarana pokok yang dibutuhkan untuk kepentingan pembelajaran siswa, seperti ketersediaan alat tulis, tempat duduk, ruangan kelas dan sebagainya. Di samping itu, ciptakanlah sekolah sebagai lingkungan yang nyaman dan terbebas dari berbagai gangguan, terapkan disiplin sekolah yang manusiawi serta hindari bentuk tindakan kekerasan fisik maupun psikis di sekolah, baik yang dilakukan oleh guru, teman maupun orang-orang yang berada di luar sekolah.
10. Mengoptimalkan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.
Pelayanan bimbingan dan konseling dapat dijadikan sebagai kekuatan inti di sekolah guna mencegah dan mengatasi kecemasan siswa Dalam hal ini, ketersediaan konselor profesional di sekolah tampaknya menjadi mutlak adanya.
Langkah-langkah memberikan bimbingan dan bantuan yang efektif bagi siswa yang mengalami kecemasan belajar
Untuk memberikan bimbingan dan bantuan yang efektif bagi siswa yang mengalami kecemasan belajar, maka seorang guru terlebih dahulu melakukan diagnosis kesulitan belajar . Syah (2012) mengemukakan langkah-langkah yang dapat ditempuh antara lain :
1. Mengenal peserta didik yang mengalami kecemasan belajar.
2. Memahami sifat dan jenis kecemasan belajar yang dialami oleh siswa
3. Menetapkan latar belakang siswa yang mengalami kecemasan belajar
4. Menetapkan usaha-usaha bantuan
5. Pelaksanaan bantuan
6. Tindak lanjut
Uraian selengkapnya dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Mengenal peserta didik yang mengalami kecemasan belajar.
Identifikasi siswa yang mengalami kecemasan belajar dilakukan dengan :
a. Menganalisis prestasi belajar
b. Menganalisis periaku yang berhubungan dengan proses belajar.
c. Menganalisis hubungan sosial
2. Memahami sifat dan jenis kecemasan belajar yang dialami oleh siswa Setelah siswa-siswa yang mengalami kecemasan belajar diidentifikasi, langkah berikutnya adalah menelaah :
a. Pada mata pelajara apa yang bersangkutan mengalami kecemasan;
b. Pada aspek tujuan pembelajaran yang mana kecemasan terjadi;
c. pada bagian (ruang lingkup) materi yang mana kecemasan terjadi;
d. pada segi-segi proses pembelajaran yang mana kecemasan terjadi.
3. Menetapkan latar belakang kecemasan belajar
Pada tahap ini semua faktor yang diduga sebagai penyebab kecemasan belajar diusahakan untuk dapat diungkap. Teknik pengungkapan faktor penyebab kecemasam belajar dapat dilakukan dengan : 1) observasi; 2) wawancara; 3) kuesioner; 4) skala sikap, 5) tes; dan 6) pemeriksaan secara medis.
4. Menetapkan usaha-usaha bantuan
Tahap ini merupakan kegiatan penyusunan rencana yang meliputi : pertama, teknik teknik yang dipilih untuk mengatasi kecemasan belajar dan kedua, teknik-teknik yang dipilih untuk mencegah agar kecemasan belajar tidak terjadi lagi.
5. Pelaksanaan bantuan
Tahap ini, apa saja yang telah ditetapkan pada tahap keeempat dilaksanakan.
6. Tindak Lanjut
Demikianlah 10 Cara Mengatasi Kecemasan Belajar Siswa serta langkah-langkahnya yang bisa anda coba aplikasikan dalam menangani kesulitan belajar yang dialami siswa. semoga artikel ini bermanfaat bagi anda
faktor penyebab dari kecemasan dapat dibagi menjadi dua faktor yaitu faktor eksternal dan faktor internal. , faktor internal meliputi gangguan atau ketidakmampuan psiko-fisik siswa yang dapat bersifat kognitif (rendahnya intelektual/ inteligensi siswa), afektif (labilnya emosi dan sikap), dan psikomotor (terganggunya alat indera siswa). Faktor Eksternal, faktor eksternal meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar siswa (lingkungan keluarga, masyarakat, dan sekolah).
Baca juga:
10 Cara Mengatasi Kecemasan Belajar Siswa
1. Menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan.
Pembelajaran dapat menyenangkan apabila bertolak dari potensi, minat dan kebutuhan siswa. Oleh karena itu, strategi pembelajaran yang digunakan hendaknya berpusat pada siswa, yang memungkinkan siswa untuk dapat mengkspresikan diri dan dapat mengambil peran aktif dalam proses pembelajarannya.
2. Mengembangkan “sense of humor”
Selama kegiatan pembelajaran berlangsung guru seyogyanya dapat mengembangkan “sense of humor” dirinya maupun para siswanya. Kendati demikian, lelucon atau “joke” yang dilontarkan tetap harus berdasar pada etika dan tidak memojokkan siswa.
3. Melakukan kegiatan selingan
Melakukan kegiatan selingan melalui berbagai atraksi “game” atau “ice break” tertentu, terutama dilakukan pada saat suasana kelas sedang tidak kondusif. Dalam hal ini, keterampilan guru dalam mengembangkan dinamika kelompok tampaknya sangat diperlukan.
4. Pembelajaran diluar kelas
Sewaktu-waktu ajaklah siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran di luar kelas, sehingga dalam proses pembelajaran tidak selamanya siswa harus terkurung di dalam kelas.
5. Memberikan tugas akademik dengan tingkat kesulitan yang moderat
Memberikan materi dan tugas-tugas akademik dengan tingkat kesulitan yang moderat. Dalam arti, tidak terlalu mudah karena akan menyebabkan siswa menjadi cepat bosan dan kurang tertantang, tetapi tidak juga terlalu sulit yang dapat menyebabkan siswa frustrasi.
6. Menggunakan pendekatan humanistik
Menggunakan pendekatan humanistik dalam pengelolaan kelas, dimana siswa dapat mengembangkan pola hubungan yang akrab, ramah, toleran, penuh kecintaan dan penghargaan, baik dengan guru maupun dengan sesama siswa. Sedapat mungkin guru menghindari penggunaan reinforcement negatif (hukuman) jika terjadi tindakan indisipliner pada siswanya.
7. Mengembangkan sistem penilaian yang menyenangkan
Mengembangkan sistem penilaian yang menyenangkan, dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan penilaian diri (self assessment) atas tugas dan pekerjaan yang telah dilakukannya. Pada saat berlangsungnya pengujian, ciptakan situasi yang tidak mencekam, namun dengan tetap menjaga ketertiban dan objektivitas. Berikanlah umpan balik yang positif selama dan sesudah melaksanakan suatu asesmen atau pengujian.
8. Menanamkan kesan positif dalam diri siswa
Di hadapan siswa, guru akan dipersepsi sebagai sosok pemegang otoritas yang dapat memberikan hukuman. Oleh karena itu, guru seyogyanya berupaya untuk menanamkan kesan positif dalam diri siswa, dengan hadir sebagai sosok yang menyenangkan, ramah, cerdas, penuh empati dan dapat diteladani, bukan menjadi sumber ketakutan.
9. Pengembangan menajemen sekolah
Pengembangan menajemen sekolah yang memungkinkan tersedianya sarana dan sarana pokok yang dibutuhkan untuk kepentingan pembelajaran siswa, seperti ketersediaan alat tulis, tempat duduk, ruangan kelas dan sebagainya. Di samping itu, ciptakanlah sekolah sebagai lingkungan yang nyaman dan terbebas dari berbagai gangguan, terapkan disiplin sekolah yang manusiawi serta hindari bentuk tindakan kekerasan fisik maupun psikis di sekolah, baik yang dilakukan oleh guru, teman maupun orang-orang yang berada di luar sekolah.
10. Mengoptimalkan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.
Pelayanan bimbingan dan konseling dapat dijadikan sebagai kekuatan inti di sekolah guna mencegah dan mengatasi kecemasan siswa Dalam hal ini, ketersediaan konselor profesional di sekolah tampaknya menjadi mutlak adanya.
Langkah-langkah memberikan bimbingan dan bantuan yang efektif bagi siswa yang mengalami kecemasan belajar
Untuk memberikan bimbingan dan bantuan yang efektif bagi siswa yang mengalami kecemasan belajar, maka seorang guru terlebih dahulu melakukan diagnosis kesulitan belajar . Syah (2012) mengemukakan langkah-langkah yang dapat ditempuh antara lain :
1. Mengenal peserta didik yang mengalami kecemasan belajar.
2. Memahami sifat dan jenis kecemasan belajar yang dialami oleh siswa
3. Menetapkan latar belakang siswa yang mengalami kecemasan belajar
4. Menetapkan usaha-usaha bantuan
5. Pelaksanaan bantuan
6. Tindak lanjut
Uraian selengkapnya dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Mengenal peserta didik yang mengalami kecemasan belajar.
Identifikasi siswa yang mengalami kecemasan belajar dilakukan dengan :
a. Menganalisis prestasi belajar
b. Menganalisis periaku yang berhubungan dengan proses belajar.
c. Menganalisis hubungan sosial
2. Memahami sifat dan jenis kecemasan belajar yang dialami oleh siswa Setelah siswa-siswa yang mengalami kecemasan belajar diidentifikasi, langkah berikutnya adalah menelaah :
a. Pada mata pelajara apa yang bersangkutan mengalami kecemasan;
b. Pada aspek tujuan pembelajaran yang mana kecemasan terjadi;
c. pada bagian (ruang lingkup) materi yang mana kecemasan terjadi;
d. pada segi-segi proses pembelajaran yang mana kecemasan terjadi.
3. Menetapkan latar belakang kecemasan belajar
Pada tahap ini semua faktor yang diduga sebagai penyebab kecemasan belajar diusahakan untuk dapat diungkap. Teknik pengungkapan faktor penyebab kecemasam belajar dapat dilakukan dengan : 1) observasi; 2) wawancara; 3) kuesioner; 4) skala sikap, 5) tes; dan 6) pemeriksaan secara medis.
4. Menetapkan usaha-usaha bantuan
Tahap ini merupakan kegiatan penyusunan rencana yang meliputi : pertama, teknik teknik yang dipilih untuk mengatasi kecemasan belajar dan kedua, teknik-teknik yang dipilih untuk mencegah agar kecemasan belajar tidak terjadi lagi.
5. Pelaksanaan bantuan
Tahap ini, apa saja yang telah ditetapkan pada tahap keeempat dilaksanakan.
6. Tindak Lanjut
Demikianlah 10 Cara Mengatasi Kecemasan Belajar Siswa serta langkah-langkahnya yang bisa anda coba aplikasikan dalam menangani kesulitan belajar yang dialami siswa. semoga artikel ini bermanfaat bagi anda
0 Response to "10 Cara Mengatasi Kecemasan Belajar Siswa"
Post a Comment