PRINSIP RELEVANSI DAN FLEKSIBILITAS PENGEMBANGAN KURIKULUM
Wednesday, 11 May 2016
Add Comment
PRINSIP RELEVANSI DAN FLEKSIBILITAS
PENGEMBANGAN KURIKULUM
A. PRINSIP
PENGEMBANGAN KURIKULUM
Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang
merangkum semua pengalaman belajar yang disediakan bagi siswa di
sekolah. Kurikulum disusun oleh para ahli pendidikan/ ahli
kurikulum, ahli bidang ilmu, pendidikan, pejabat pendidikan, pengusaha serta
unsur-unsur masyarakat lainnya. Rancangan ini disusun dengan maksud memberi
pedoman kepada para pelaksana pendidikan, dalam proses pembimbingan
perkembangan siswa, mencapai tujuan yang dicita-citakan oleh siswa sendiri,
keluarga maupun masyarakat.
Kurikulum
merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan yang dinamis. Hal ini berarti
bahwa kurikulum harus selalu dikembangkan dan disempurnakan agar sesuai dengan
laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta masyarakat yang sedang
membangun. Pengembangan kurikulum harus didasarkan pada prinsip-prinsip
pengembangan yang berlaku. Hal ini dimaksudkan agar hasil pengembangan
kurikulum tersebut sesuai dengan minat, bakat, kebutuhan peserta didik,
lingkungan, kebutuhan daerah sehingga dapat memperlancar pelaksanaan proses pendidikan
dalam rangka perwujudan atau pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Dalam
usaha untuk mengembangkan kurikulum ada beberapa prinsip dasar yang harus kita
perhatikan. agar kurikulum yang kita jalankan benar-benar sesuai dengan apa
yang diharapkan. Prinsip-prinsip dasar yang akan digunakan dalam kegiatan
pengembangan kurikulum pada dasarnya merupakan kaidah-kaidah atau hukum yang
akan menjiwai suatu kurikulum. Dalam pengembangan kurikulum, dapat
menggunakan prinsip-prinsip yang telah berkembang dalam kehidupan sehari-hari
atau justru menciptakan sendiri prinsip-prinsip baru.
Secara
gramatikal prinsip berarti asas, dasar, keyakinan, dan pendirian. Dari
pengertian di atas tersirat makna bahwa kata prinsip itu menunjukan pada suatu
hal yang sangat penting, mendasar, harus diperhatikan, memiliki sifat mengatur
dan mengarahkan, serta sesuatu yang biasanya selalu ada atau terjadi pada
situasi dan kondisi yang serupa. Prinsip memiliki fungsi yang sangat penting
dalam kaitannya dengan keberadaanya sesuatu. Dengan mengenali prinsip dan
memperhatikan prinsip, maka akan bisa menjadikan sesuatu itu lebih efektif dan
efisien. Prinsip juga mencerminkan tentang hakikat yang dikandung oleh sesuatu,
mungkin produk atau proses, dan bersifat memberikan rambu-rambu aturan main
yang harus diikiti untuk mencapai tujuan secara benar.
Pengertian
dan fungsi prinsip di atas bisa dijadikan dasar untuk menjelaskan arti dan
fungsi dari prinsip-prinsip pengembangan kurikulum. Prinsip pengembangan
kurikulum menunjuk pada pengertian tentang berbagai hal yang harus dijadikan
patokan dalam menentukan berbagai hal yang terkait dengan pengembangan
kurikulum, terutama dalam fase perencanaan kurikulum (curriculum planning),
yang pada dasarnya prinsip-prinsip tersebut merupakan ciri dari hakikat
kurikulum itu sendiri.
Esensi
dari pengembangan kurikulum adalah
proses identifikasi, analisis, sintesis, evaluasi, pengambilan keputusan dan
kreasi elemen-elemen kurikulum. Agar dalam proses pengembangan kurikulum
itu bisa berjalan secara efektif dan efisien, maka dalam bekerjanya para
pengembang kurikulum harus memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan
kurikulum. Dengan merujuk pada prinsip-prinsip pengembangan kurikulum, para
pengembang kurikulum akan bisa bekerja secara mantap, terarah, dan dengan hasil
yang bisa dipertanggung jawabakan.
Pengembangan
kurikulum adalah sebuah proses yang merencanakan, menghasilkan suatu alat yang
lebih baik dengan didasarkan pada hasil penilaian terhadap kurikulum yang telah
berlaku, sehingga dapat memberikan kondisi belajar mengajar yang baik. Dengan kata lain pengembangan
kurikulum adalah kegiatan untuk menghasilkan kurikulum baru melalui
langkah-langkah penyusunan kurikulum atas dasar hasil penilaian yang dilakukan
selama periode waktu tertentu. Prinsip kurikulum dapat juga dikatakan sebagai
aturan yang menjiwai pengembangan kurikulum. Prinsip tersebut mempunyai tujuan
agar kurikulum yang didesain atau dihasilkan sesuai dengan permintaan semua
pihak yakni anak didik, orangtua, masyarakat dan bangsa. Pada
umumnya ahli kurikulum memandang kegiatan pengembnagn kurikulum sebagai suatu
proses yang kontinu, merupakan suatu siklus yang menyangkut beberapa kurikulum
yaitu komponen tujuan, bahan, kegiatan dan evaluasi.
1. Relevansi
Herry Hernawan dkk (2002) Prinsip relevansi kurikulum merupakan rel-nya pendidikan untuk
membawa siswa dapat hidup sesuai dengan nilai-nilai yang ada di masyarakat
serta membekali siswa baik dalam pengetahuan, sikap maupun keterampilan sesuai
dengan tuntunan dan harapan masyarakat oleh sebab itu pengalaman-pengalaman
belajar yang disusun dalam kurikulum harus relevan dengan kebutuhan
masyarakat.inilah yang dimaksud prinsip relevansi.ada dua macam relevansi,yaitu
relevansi internal dan relevansi eksternal. Relevansi internal adalah bahwa
setiap kurikulum harus memiliki keserasian antara komponen-komponennya, yaitu
serasi antara tujuan yang harus dicapai,isi,materi atau pengalaman belajar yang
harus dimiliki siswa,strategi atau metode yang digunakan serta alat penilain
untuk melihat ketercapain tujuan.relevansi internal ini menunjukan keutuhan
suatu kurikulum. Prinsip relevansi artinya prinsip kesesuaian. Prinsip ini ada
dua jenis, yaitu relevansi eksternal (external relevance)
dan relevansi internal (internal relevance).
Relevansi
Keluar (Eksternal), yaitu tujuan, isi, dan proses belajar yang tercakup dalam
kurikulum itu sendiri. Maksudnya tujuan, isi, dan proses belajar yang tercakup
dalam kurikulum hendaknya relevan dengan tuntutan kebutuhan dan perkembangan
masyarakat, yang menyiapkan siswa untuk bisa hidup dan bekerja dalam
masyarakat. Isi kurikulum mempersiapkan siswa sekarang dan siswa yang akan
datang untuk tugas yang ada dalam perkembangan masyarakat.
a. Ada tiga macam relevansi eksternal dalam pengembangan kurikulum:
Relevan dengan lingkungan hidup peserta didik (relevansi sosiologis).
Bisa diartikan bahwa proses pengembangan dan penetapan isi kurikulum hendaklah disesuaikan dengan kondisi lingkungan sekitar siswa. Contohnya untuk siswa yang ada di perkotaan perlu diperkenalkan kehidupan di lingkungan kota, seperti keramaian dan rambu-rambu lalu lintas; tata cara dan pelayanan jasa bank, kantor pos, dan lain sebagainya. Demikian juga untuk sekolah yang berada di daerah pantai, perlu diperkenalkan bagaimana kehidupan di pantai, seperti mengenai tambak, kehidupan nelayan, koperasi, pembibitan udang, dan lain sebagainya.
b. Relevan dengan
perkembangan zaman baik sekarang maupun dengan yang akan datang
Bisa diartikan bahwa relevansi harus sesuai dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi (relevansi epistomologis). Artinya, isi kurikulum harus sesuai dengan situasi dan kondisi yang sedang berkembang. Selain itu juga apa yang diajarkan kepada siswa harus bermanfaat untuk kehidupan siswa pada waktu yang akan datang. Misalkan untuk kehidupan yang akan datang, penggunaan komputer dan Internet akan menjadi salah satu kebutuhan, maka dengan demikian bagaimana cara memanfaatkan komputer dan bagaimana cara mendapatkan informasi dari Internet sudah harus diperkenalkan kepada siswa. Demikian juga dengan kemampuan berbahasa. Pada masa yang akan datang ketika pasar bebas seperti persetujuan APEC mulai berlaku, maka masyarakat akan dihadapkan kepada persaingan merebut pasar kerja dengan orang-orang asing. Oleh karenanya keterampilan berbahasa asing sudah harus mulai dipupuk sejak sekarang
Bisa diartikan bahwa relevansi harus sesuai dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi (relevansi epistomologis). Artinya, isi kurikulum harus sesuai dengan situasi dan kondisi yang sedang berkembang. Selain itu juga apa yang diajarkan kepada siswa harus bermanfaat untuk kehidupan siswa pada waktu yang akan datang. Misalkan untuk kehidupan yang akan datang, penggunaan komputer dan Internet akan menjadi salah satu kebutuhan, maka dengan demikian bagaimana cara memanfaatkan komputer dan bagaimana cara mendapatkan informasi dari Internet sudah harus diperkenalkan kepada siswa. Demikian juga dengan kemampuan berbahasa. Pada masa yang akan datang ketika pasar bebas seperti persetujuan APEC mulai berlaku, maka masyarakat akan dihadapkan kepada persaingan merebut pasar kerja dengan orang-orang asing. Oleh karenanya keterampilan berbahasa asing sudah harus mulai dipupuk sejak sekarang
c. Relevan dengan tuntutan dunia pekerjaan dan tuntutan dan potensi peserta didik (relevansi psikologis). Artinya bahwa apa yang diajarkan di sekolah harus mampu memenuhi dunia kerja. Untuk sekolah kejuruan contohnya, kalau dahulu di Sekolah Kejuruan Ekonomi dilatih bagaimana agar siswa mampu menggunakan mesin tik sebagai alat untuk keperluan surat-menyurat, maka sekarang mesin tik sudah tidak banyak digunakan, akan tetapi yang lebih banyak digunakan komputer. Dengan demikian, keterampilan mengoperasikan komputer harus diajarkan.
Untuk memenuhi prinsip relevansi ini, maka dalam
proses pengembangannya sebelum ditentukan apa yang menjadi isi dan model
kurikulum yang bagaimana yang akan digunakan, perlu dilakukan studi pendahuluan
dengan menggunakan berbagai metode dan pendekatan seperti melakukan survei
kebutuhan dan tuntutan masyarakat; atau melakukan studi tentang jenis-jenis
pekerjaan yang dibutuhkan oleh setiap lembaga atau instansi.
Relevansi Didalam (Internal), yaitu adanya
kesesuaian atau kosistensi antara komponen-komponen kurikulum yaitu antara
tujuan, isi proses penyampaian dan penilaian. Relevansi ini menunjukkan suatu
keterpaduan kurikulum.
Pengembangan
kurikulum yang
meliputi tujuan, isi dan system penyampaian harus relevan (sesuai) dengan
kebutuhan dan keadaan masyarakat, tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa,
serta serasi dengan perkembanagan ilmu pengetahuan dan tegnologi.
Sebagai
contoh pengembangan kurikulum yang mempertimbangkan relevansi dalam
pengembangannya adalah kurikulum KBK yang berubah menjadi KTSP sesuai kebutuhan
relevan dengan perkembangan jaman lalu kemudian berubah hingga sekarang menjadi
kurikulum 2013.
2. Fleksibilitas
Prinsip
fleksibilitas berarti
suatu kurikulum harus lentur (tidak kaku), terutama dalam hal pelaksanaannya.
Pada dasarnya, kurikulum didesain untuk mencapai suatu tujuan tertentu sesuai
dengan jenis dan jenjang pendidikan tertentu. Meskipun demikian, dalam proses
pegembangan kurikulumnya harus fleksibel. Didalam kurikulum harus terdapat
suatu sistem tertentu yang dapat memberikan alternative dalam mencapai
tujuannya. Pengembangan kuriklum harus menggunakan berbagai metode atau
cara-cara tertentu yang sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu, tempat
dimana kurikulum itu diterapkan.
Prinsip
fleksibilitas; dalam
pengembangan kurikulum mengusahakan agar yang dihasilkan memiliki sifat luwes,
lentur dan fleksibel dalam pelaksanaannya, memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian
berdasarkan situasi dan kondisi tempat dan waktu yang selalu berkembang, serta
kemampuan dan latar belakang peserta didik Prinsip fleksibilitas memiliki dua
sisi: Flexible dalam memilih program pendidikan serta fleksibilitas dalam mengembangkan
program pengajaran.
Fleksibel dalam pelaksanaannya, memungkinkan terjadinya
penyesuaian-penyesuaian berdasarkan situasi dan kondisi tempat dan waktu yang
selalu berkembang, serta kemampuan dan latar bekang peserta didik. Apa
yang diharapkan dalam kurikulum ideal kadang-kadang tidak sesuai dengan kondisi
kenyataan yang ada. Bisa saja ketidaksesuaian itu ditunjukkan oleh kemampuan
guru yang kurang, latar belakang atau kemampuan dasar siswa yang rendah, atau
mungkin sarana dan prasarana yang ada di sekolah tidak memadai. Kurikulum harus
bersifat lentur atau fleksibel. Artinya, kurikulum itu harus bisa dilaksanakan
sesuai dengan kondisi yang ada. Kurikulum yang kaku atau tidak fleksibel akan
sulit diterapkan.
Prinsip fleksibilitas memiliki dua sisi:
1. Fleksibel bagi guru,
yang artinya kurikulum harus memberikan ruang gerak bagi guru untuk
mengembangkan program pengajarannya sesuai dengan kondisi yang ada.
2. Fleksibel bagi siswa,
artinya kurikulum harus menyediakan berbagai kemungkinan program pilihan sesuai
dengan bakat dan minat siswa.
Kurikulum harus dapat mempersiapkan anak untuk
kehidupan sekarang dan yang akan datang, di sini dan di tempat lain, bagi anak
yang memiliki latar belakang dan kemampuan yang berbeda. Hal ini berarti bahwa
kurikulum harus berisi hal-hal yang solid, tetapi dalam pelaksanaannya
memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan kondisi daerah,
waktu maupun kemampuan, dan latar belakang anak.
#PRINSIP RELEVANSI DAN FLEKSIBILITAS PENGEMBANGAN
KURIKULUM
0 Response to "PRINSIP RELEVANSI DAN FLEKSIBILITAS PENGEMBANGAN KURIKULUM"
Post a Comment