Perkembangan Emosional
Thursday, 12 May 2016
Add Comment
Perkembangan Emosional
Masalah emosional erat hubungannya
dengan masalah sosial yang dapat mendorong seseorang untuk berbuat menyimpang.
Hal ini terjadi karena diakui bahwa seseorang dalam perkemabngan kepribadiannya
tidak dapat dilepaskan dengan perkembangan emosional.
Penyimpangan ini dapat
mengarah pada suatu kejahatan moral jika orang tersebut tidak mampu mencapai
keseimbangan antara emosinya dengan kehendak masyarakat. Berbagai teori perkembangan
emosi dikemukakan para pakar seperti teori vaskuler oleh Zazone, Murphy dan
Inglehart (1989), teori freudianisme dan teori psikologi menekankan pada
perlunya peran ego dalam diri setiap individu.
Jika ego lemah, emosi akan mudah
terpicu sehingga dapat melakukan hal-hal yang melanggar batas. Apalagi
emosional seseorang berkembang seiring dengan perkembangan usia, kemampuan
intelektual, dan reaksi sosial terhadap perilaku emosional. Apabila
perkembangan emosional ini dikaitkan dengan perampokan dan pemerasan dengna
melihat usia rata-rata pelaku, ada kecenderungan para pelaku tersebut memiliki
ego yang lemah sehingga emosinal untuk melakukan kejahatan itu mudah terjadi.
Hal lain yang mungkin mendorong anak melakukan kejahatan moral adalah desakan dari
pola umum emosi yang meliputi (1) rasa malu karena tidak ada pekerjaan yang
memadai, (2) rasa takut karena didesak harus membayar utang, (3) rasa marah
karena selalu ditekan oleh orang tua atau keluarga, (4) rasa cemburu karena
melihat orang lain hidup lebih baik dari dirinya, (5) rasa duka cita karena
mengalami musibah sementara tidak ada jalan lain yang ditempuh untuk mencari
uang selain merampok atau mencuri dan sejumlah perasaan emosi lainnya.
#Perkembangan Emosional
0 Response to "Perkembangan Emosional"
Post a Comment