MENJADI ORANG TUA BER-EQ TINGGI
Thursday, 12 May 2016
Add Comment
MENJADI ORANG TUA BER-EQ TINGGI
Para peneliti yang mempelajari reaksi orang tua terhadap
anak-anaknya menemukan bahwa ada tiga gaya yang umum bagaimana orang tua
menjalankan perananya sebagai orang tua, yakni otoriter, permisif, dan
otoritatif. Dalam bukunya Raising a Responsible Child. Elizabeth ellis menulis
banyak penelitian menyatakan bahwa anak-anak yang berasal dari keluargayang
menerapkan keotoriteran dan pengawasan ketat tidak memperlihatkan pola yang
berhasil. Mereka cenderung tidak bahagia, penyediri, dan sulit mempercaya orang
lain. Sebaliknya orang tua permisif berusaha menerima dan mendidik sebaik
mungkin tetapi cenderung sangat pasif ketika sampai ke masalah penetapan
batas-batas atau menanggapi ke tidak patuhan
Orang tua otoritatif berbeda dengan baik orang
tua otoriter maupun orang tua permisif, berusaha menyeimbangkan antara
batas-batas yang jelas dan lingkunganrumah yang baik untuk tumbuh. Orang tua
otoritatif menghargai kemandirian anak-anaknya, tetapi menuntut mereka memenuhi
standar tanggung jawab yang tinggi kepada keluarga, teman dan masyarakat. Upaya
untuk jawab yang berprestasi mendapat dorongan dan pujian. Seperti yang mungkin
anda harapkan, dari setiap penelitian, orang tua otoritatif dianggap mempunyai
gaya yang lebih mungkin menghasilkan anak-anak percayadiri, mandiri,
imajinatif, mudah beradaptasi, dan disukai banyak orang yakni anak-anak dengan
kecerdasan emosional berderajat tinggi. Kasih sayang afirmatif berarti
menyediakan situasi yang baik bagi perkembangan emosi anak, dan mendukung
melalui cara yang dengan jelas dikenal oleh anak. Kasih sayang ini berarti
melibatkan diri secara aktif dalam kehidupan emosi anak.
Penelitian juga mengungkapkan bahwa
hubungan yang terbuka den saling menyayangi dengan anak akan memberikan efek
jangka panjang berupa meningkatnya citra diri. Keterampilan menguasai situasi,
dan mungkin kesehatan anak. Sebuah studi yang dilakukan oleh psikolog linda
russek dan Gary schwartz pada pertemuan amerika Psychosomatic Society pada
bulan maret 1996 menunjukkan pentingnya membangun hubungan yang positif dengan
anak bagi masa depan mereka. Mereka yang sewaktu masih mahasiswa menuliskan kesan
tentang orang tua yang lebih peyanyang, lebih jarang menderita penyakit serius
dalam usia pertengahan, termasuk penyakit jantung dan hipertensi, lepas dari
adanya faktor-faktor risiko penting seperti riwayat keluarga, usia dan
kebiasaan merokok.
Belum lama ini, Dr. Russell Barkley,
salah satu pakar termuka Amerika dalam penanganan gangguan akibat kurangnya
perhatian (attention deficit disorder) pada anak-anak. Ia mengemukakan dalam
bukunya Taking Charge of ADHD, bahwa orang tua dianjurkan meluangkan waktu
khusus selama 20 menit per hari bersama anaknya sebagai cara untuk menjamin
anak-anak mendapatkan manfaat dari ungkapan sayang yanf afirmatif. Meskipun hal
ini sangat penting khsusnya bagi anak-anak yang menderita gangguan akibat
kurangnya perhatian. Namun di satu sisi terlalu banyak menerima perhatian yang
negatif dan celaan dari guru, teman, dan sesama anggota keluarga. Di samping
itu, metode atau resep ini juga baik diterapkan kepada semua anak. Walaupun
dalam banyak kasus menyediakan waktu khusus dua atau tiga kali dalam seminggu
akan lebih realistis.
Bagi anak-anak berusia di bawah 9
tahun. Barkley menganjurkan agar orang tua menetapkan waktu khusus untuk
berpartisipasi dengan anak-anaknya dalam kegiatan bermain. Selama waktu itu,
orang tua harus menciptakan sesamayang tidak menuntut penilaian tetapi menarik
menggarahkan, dan menunjukkan penerimaan. Menurut pBarkley, prinsip umum “waktu
khusus” iniantara lain:
1. Memuji anak anda bila ia berperilaku benar (misalnya dengan
mengatakan: “wah, tinggi sekali menara yang kamu bangun”) tetapi pujian itu
harus akurat, jujur, dan tidak dibuat-buat:
2. Tunjukkan minat anda
akan apa yang sedang dilakukan anak seperti berprestasi dalam kegiatannya,
dengan mengatakan yang anda lihat, yaitu merefleksikan perasaannya, apa pun
perasaan itu (misalnya, tampaknya kamu suka menyaksikan dua orang itu
berterung, tetapi tidak kelihatan marah. Jadi, menurut Ayah, kamu hanya senang
dengan teknik bertarung mereka)
3. Jangan bertanya atau memerintah. Tugas anda adalah mengamati
dan merefleksikan yang anda lihat, bukan mengendalikan atau memandu.
Ada ratusan buku tentang cara terbaik
untuk mendisiplinkan anak, namun disiplin yang efektif sebagaimana disebutkan
dalam beberapa buku dapat disarikan menjadi beberapa prinsip dan strategi sederhana
sebagai berikut:
Buatlah antara dan batas yang jelas
yang saling berkaiatan dan berlakukan dengan tegas. Berbagai penelitian telah
mennjukkan bahwa keerampian EQ pada anak-anak. Sayangnya, hanya sedikit di
antara temuan ini yang memperoleh akademik yang terpaku pada paradigma tistik
yang terencana dengan cermat dan dunia para pejuang di garis depan yang harus
menghadapi keadaan yang berubah-ubah, yakni para guru dan profesional bidang
kesehatan mental. Akan tetapi, kita tidak dapat lebih lama bertahan pada pola
membesarkan dan mendidik anak yang hanya di dasarkan pada intisi atau “fatwa
politik”. Sebagaimana kedokteran atau ilmu-ilmu “keras” lain, kita harus
merujuk ke sebuah lembaga pengetahuan agar dapat membuat keputusan memasarkan
informasi lengkap, karena ini akan mempengaruhi kesejahteraan sehari-hari anak.
Seorang profesor di brown universitas William Damon, dengan tegas menerangkan
masalah ini dalam kata pengantar bukunya Moral child.
# MENJADI ORANG TUA BER-EQ TINGGI
0 Response to " MENJADI ORANG TUA BER-EQ TINGGI"
Post a Comment