PENGERTIAN STRATEGI AKTIVITAS MENULIS TERBIMBING
Monday, 11 April 2016
Add Comment
STRATEGI AKTIVITAS MENULIS TERBIMBING
A. PENGERTIAN STRATEGI AKTIVITAS MENULIS TERBIMBING
Tompkins dan Hoskinson (Abbas,
2006: 137) mengatakan “Strategi aktivitas menulis terbimbing adalah kegiatan
menulis yang memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada murid untuk
memilih dan mengembangkan topik yang mereka senangi sehingga murid merasa
memiliki dan bertanggung jawab atas tulisannya”. Sedangkan menurut Blake dan Spenato (Abbas, 2006: 138) mengatakan “aktivitas
menulis terbimbing merupakan salah satu strategi yang berdasar pada pendekatan proses menulis dan dapat meningkatkan keterampilan menulis serta mencapai hasil pembelajaran”. Aktivitas menulis terbimbing meliputi lima tahap kegiatan yaitu: Pramenulis, Pendrafan, Perbaikan, Penyuntingan, dan
Publikasi.
Adapun bentuk bimbingan yang diberikan kepada murid pada tiap
tahap, agar murid dapat menghasilkan karangan yang baik, baik dari segi isi,
dan bahasa maupun dari segi penulisan dan perwajahan yang menarik adalah
sebagai berikut:
a. Pramenulis
Langkah pertama yang harus
dilakukan oleh penulis adalah menentukan topik dimana topik karangan jangan
terlalu luas atau sempit. Ada tiga syarat dalam menentukan topik karangan yang
baik yaitu (1) Kebermaknaan, (2) Kemenarikan, dan (3) Ketertantangan.
Kebermaknaan suatu topik karangan dapat memberikan manfaat baik untuk perluasan
wawasan dan pengetahuan pembacanya maupun ilmu itu sendiri. Menulis perlu
memilih topik yang aktual atau baru dan sesuai dengan kebutuhan pembaca.
Kemenarikan merupakan syarat topik karangan yang baik, yang artinya topik
karangan yang dihasilkan dapat memacu semangat penulis untuk mengembangkan
karang dengan baik, sehingga penulis penasaran dan akan mendorong penulis untuk
menyajikan karangannya dengan sebaik-baiknya. Kemenarikan karangan di tentukan
oleh faktor kebermaknaan dan keaktualan.
Pada bagian ketiga adalah memiliki ketertantangan yang artinya suatu topik
yang akan dibahas harus secara mendalam dan tuntas, maka penulis harus
mempertimbangkan tiga hal, yaitu (a) topik hendaknya suda dikenal atau
diketahui penulis, (b) bahan pendukung topik hendaknya relatif murah, dan (c)
topik yang dipilih tidak terlalu luas.
Tahap ini merupakan tahap persiapan menulis karangan narasi. Menurut Proett
dan Gill (Ritawati dkk, 2005: 31), “tahap ini merupakan tahap mencari,
menemukan, dan mengingat kembali pengetahuan atau pengalaman yang diperoleh dan
diperlukan penulis”.
Selain pemilihan topik karangan pada bagian prapenulisan, penulis juga
harus menentukan tujuan penulisan karangan narasi. Adapun tujuan penulisannya
adalah untuk mengembangkan isi serta mencari kemungkinan-kemungkinan lain dalam
menulis karangan narasi sehingga apa yang ditulis dapat disajikan dengan baik.
Selain memilih topik karangan narasi, penulis juga harus menentukan tujuan
penulisan yang merupakan titik tolak dalam mengarang. Penentuan tujuan dapat
dipandu melalui pertanyaan.
Langkah akhir dalam kegiatan pramenulis
adalah menyusun kerangka karangan atau rencana kerja yang mendukung
ketentuan-ketentuan tentang bagaimana menyusun karangan narasi, serta sebagai
panduan atau rencana penulisan, sehingga penulis dapat mengembangkan secara
bertahap butir demi butir karangan narasi.
Tahap ini murid dibimbing memunculkan topik, memilih dan mengembangkan
topik, menulis judul, dan kerangka karangan dengan menerapkan proses curahan
pendapat. Adapun bimbingan pada tahap pramenulis yaitu: (1) murid
mengidentifikasi, memilih, dan menentukan topik berdasarkan tema tertentu. (2)
untuk mengenali bentuk tulisan yang akan dikembangkan melalui pemberian model
teks bacaan. Membantu murid memahami dan mengorganisasikan isi topik untuk
membantu murid menambah, mengamati, atau menghilangkan informasi yang
diperlukan, dan (3) murid menyusun karangan berdasarkan proses pengorganisasian
topik.
b. Pendrafan
Tahap pendrafan adalah tahap pengembangan pada tahap pramenulis. Pada tahap
ini penulis menjelaskan apa yang akan di tulis, mengapa menulis topik tertentu
(latar belakang), apa manfaat dan tujuan penulisan dan bagaimana jangkauan
penulisannya. Adapun persiapan yang dapat dilakukan yaitu dengan pengorganisasian ide-ide yang disebut
kerangka karangan, dimana kerangka karangan yang di maksud adalah suatu rencana
kerja yang memuat garis-garis besar karangan yang akan di tulis draf Suparno
dan Yunus (2007: 23). Dengan kata lain, kerangka karangan adalah panduan seseorang
dalam menuliskembangkan suatu karangan. Kerangka karangan dapat membantu
penulis untuk mengumpulkan dan memilih bahan tulisan yang sesuai, serta
mengembangkan karangannya secara terarah, teratur, dan runtut.
Tahap pendrafan merupakan tahap penggembangan seluruh rencana. Dimana
penulis menjelaskan apa yang akan ditulis, mengapa menulis topik tertentu
(latar belakang), apa manfaat dan tujuan pendrafan atau penulisan, dan
bagaimana jangkauan penulisan. Sedangkan Menurut Akhadiah (Hafid, 2007: 14)
bahwa,
ketika mengembangkan setiap ide menjadi suatu karangan utuh, penulis harus
mengambil keputusan tentang kedalaman serta keluasan isi karangan, jenis
informasi yang akan di sajikan, pola organisasi karangan termasuk di dalamnya
teknik pengembangan alinea, serta gaya dan cara pembahasan (pilihan kata,
kalimat, dan alinea).
Pada tahap ini murid dibimbing untuk mengembangkan kerangka karangan yang
telah disusun setelah membaca model teks untuk mengenali bentuk karangan
narasi, rincian dan penjelasan pengembangan objek, dan penggunaan kata
tekstual. Adapun bimbingan pada tahap Pendrafan yaitu: (1) murid mengembangkan
kerangka karangan menjadi draf sementara, dan (2) murid mengembangkan gagasan
utama dan detil penjelasannya dengan baik.
c. Perbaikan
Tahap ini untuk menjelaskan pentingnya topik yang akan dipilih serta
memberikan gambaran umum yang dapat menarik minat pembaca. Dengan kata lain tahap ini
menyajikan pengembangan topik atau ide utama karangan dan sebagai kesimpulan.
Tahap ini merupakan pengembangan seluruh rencana pada tahap perbaikan.
Pada tahap ini murid dibimbing untuk mengecek ulang kerincian dan kejelasan
penggambaran dengan menambah, mengamati, menghilangkan atau menukar gagasan
yang kurang sempurna, paling tepat, berlebihan, kurang berurutan melalui proses
perbaikan murid yang lain dan balikan langsung dari guru.
Adapun bimbingan pada tahap perbaikan yaitu: (1) murid membacakan draf awal
terhadap teman dengan baik, (2) melakukan diskusi kelompok, dan (3)
merencanakan dan melakukan perbaikan draf awal berdasarkan saran dan tanggapan
dari teman-teman dan guru.
d. Penyuntingan
Penyuntingan merupakan tahap pembelajaran menulis yang perlu di alami murid
agar tulisannya dapat di perbaiki. Fokusnya menyangkut aspek (1) Huruf kapital,
(2) Pemenggalan kata, dan (3) Pemakaian tanda baca seperti titik, koma, tanda
seru, tanda tanya, dan sebagainya. Hal ini dilakukan berdasarkan kaidah Ejaan
Yang Disempurnakan (EYD).
Tahap ini juga merupakan pemeriksaan dan perbaikan unsur mekanik karangan
atau membaca ulang suatu karangan dengan maksud untuk merasakan, menilai, dan
memeriksa baik unsur mekanik karangan maupun unsur karangan. Penyuntingan
(revision) ini dititik beratkan pada pemeriksaan dan perbaikan isi karangan.
Tahap ini murid dibimbing untuk
memperbaiki kesalahan mekanik (ejaan dan tanda baca) dalam draf dengan
menerapkan penyuntingan teman sejawat dan balikan langsung dari guru. Adapun
bantuan yang di berikan pada tahap ini sama seperti tahap perbaikan. Namun
mempunyai perbedaan pada fokus perbaikan, yang diperbaiki dalam penyuntingan
adalah aspek mekanik, pilihan kata dan penyusunan kalimat.
Bimbingan pada tahap penyuntingan yaitu: (1) Membaca seluruh karangan, (2)
Menandai hal-hal yang perlu diperbaiki, atau memberikan catatan bila ada hal
yang harus diganti, ditambah atau disempurnakan.
e. Publikasi
Pada tahap ini aktivitas menulis
atau murid mempublikasikan karangannya dengan cara menyalin kembali karangan
narasi yang telah di perbaiki (direvisi), diedit sehingga menjadi tulisan yang
baik dan utuh. Karangan narasi yang sudah utuh dapat
dipublikasikan dengan cara membacakan hasil karangan narasi tersebut di depan
kelas.
Tahap ini merupakan tahap
penghalusan dan penyempurnaan tulisan
yang di hasilkan. Tahap ini bertujuan untuk menemukan atau memperoleh informasi
tentang unsur-unsur karangan narasi yang perlu disempurnakan. Kegiatan dapat
dilakukan oleh murid sendiri ataupun teman sejawatnya. Pada tahap ini murid
dibimbing untuk dapat mempublikasikan tulisannya.
Bimbingan pada tahap publikasi yaitu: murid dibimbing untuk menemukan serta
menunjukkan pola penulisan yang sesuai, dan melakukan perbaikan sesuai dengan
temuan saat penyuntingan.
B. Langkah-langkah Pelaksanaan Strategi Aktivitas Menulis Terbimbing
Sebelum melaksanakan
pembelajaran menulis karangan narasi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
dan diingat oleh para guru dan calon guru antara lain.
a. Pembelajaran menulis
karangan narasi ini dilakukan dengan beberapa kali pertemuan
b. Bentuk karangan yang
dibuat adalah karangan narasi atau bentuk tulisan yang berupa paparan atau
cerita dan bersifat fiktif atau khayalan
c. Intervensi guru terhadap
karya murid hanya sebatas memberi saran.
d. Guru mencermati
kreatifitas murid dalam berkomunikasi.
e. Peran guru sebagai
pembimbing, motivator, dan fasilitator agar murid aktif dalam kelompoknya.
f. Guru tetap menjaga
interaksi belajar di kelas tetap kondusif dalam pembelajaran menulis karangan
narasi sebagaimana yang telah di rencanakan.
g. Guru juga melakukan
penilaian yang bertujuan untuk mengetahui perkembangan belajar murid, kesulitan
yang di alami, dan pola strategi belajar yang tepat.
Adapun langkah
pembelajaran yang akan di laksanakan disesuaikan dengan langkah-langkah
pembelajaran dan hasil belajar yang di harapkan sesuai dengan apa yang ditulis
atau yang direncanakan. Ada tiga langkah dalam
pembelajaran strategi aktivitas menulis terbimbing yaitu: Tahap pramenulis,
tahap pendrafan, dan tahap penyuntingan serta tahap publikasi. Ketiga tahap
tersebut dilakukan sebagi berikut:
1) Tahap
Pramenulis
Pada tahap pramenulis
diharapkan murid dapat mencapai tujuan pembelajaran antara lain:
a) Murid dapat mengembangkan tema, memilih topik berdasarkan tema.
b) Murid dapat mengembangkan topik dengan menyusun pertanyaan dan jawaban yang
terkait dengan topik.
c) Murid
menyusun kerangka karangan.
d) Murid
menulis judul.
Untuk mencapai tujuan diatas langkah pembelajaran yang dilakukan
adalah:
a) Murid menulis karangan narasi yang sesuai dengan pengembangan tema
(informasi ini sudah diberikan menimal sehari sebelum dilaksanakan
pembelajaran).
b) Saat pembelajaran berlangsung, murid di kelompokkan (2-3 orang)
c) Dalam kelompok murid bercerita tentang karangan narasi yang ditulis secara
bergiliran. Murid
yang lain mendengarkan cerita temannya.
d) Setelah murid bercerita dalam kelompoknya. Masing-masing murid membuat kerangka
karangan yang mencakup cerita yang di ceritakan kepada teman-temannya.
e) Setelah kerangka karangan dibuat, maka langkah berikutnya adalah tukar
pendapat tentang kerangka karangan oleh masing-masing anggota kelompok.
Kelompok yang lain mendengarkan hasil pembacaan kerangka karangan dari kelompok
yang lain.
f) Perbaikan kerangka
karangan, berdasarkan masukan teman dalam kelompok.
g) Sebelum mengahadiri pembelajaran, guru menutup pembelajaran dengan
memberikan tindak lanjut, yaitu murid disuruh mengembangkan kerangka karangan
yang telah dibuat dirumah.
2) Tahap
Pendrafan
Tujuan pembelajaran pada
tahap ini adalah: (a) kerincian pengembangan gagasan kedalam kalimat/paragraf,
dan (b) kejelasan pengembangan objek tulisan. Untuk mencapai tujuan
pembelajaran diatas pada pertemuan ke II sebagai berikut.
a) Murid kembali menyatu dengan kelompoknya.
b) Setiap murid melakukan kegiatan berbagai pengalaman tentang draf cerita
yang dibuat dirumah. Murid yang lain mendengarkan cerita temannya
c) Masukan yang
di terima oleh kelompoknya di pergunakan untuk memperbaiki draf yang dibuat.
Setelah murid menulis
cerita, pekerjaan murid dikumpul untuk di cermati. “Adakah perubahan, perbaikan
yang dilakukan murid saat sumbangan saran yang dilakukan tadi?”. kemudian
pekerjaan murid dikembalikan setelah dicermati ada tidaknya perubahan. Lalu
murid melanjutkan atau meneruskan
menulis cerita dirumah dengan memperhatikan unsur-unsur kebahasaan dan teknik
penulisannya.
3) Tahap Penyuntingan dan
Tahap Publikasi.
Pada tahap ketiga ini
mempunyai tujuan yang ingin dicapai yaitu karangan narasi yang utuh.
Adapun langkah
pembelajaran pertemuan ke-3 ini adalah sebagai berikut.
a) Murid kembali ke
kelompok masing-masing, setelah menyerahkan hasil karangan yang telah ditulis
dirumah.
b) Guru membagikan hasil
karangan murid (kelompok) secara acak (pekerjaan murid akan dibaca oleh teman
lain dalam kelompok).
c) Masing-masing murid
membaca karangan temannya, apakah sudah sesuai dengan kaidah penulisan? Kalau
masih ada yang belum sesuai dengan saran perbaikan yang diberikan pada
pertemuan ke-2, pembaca kembali memberikan saran perbaikan dengan memberikan
tanda perbaikan kepada pekerejaan temannya.
d) Proses pembacaan karya
temannya ini dilakukan sebanyak dua kali dengan pembaca yang berbeda.
e) Setelah proses koreksi dua kali berakhir, penulis akan membaca ulang
karangannya dan memahami kesalahan tulisan yang ada. Jika belum
jelas dapat ditanyakan langsung kepada pengoreksi.
f) Selesai menulis
dikumpulkan untuk di publikasi.
#PENGERTIAN STRATEGI AKTIVITAS MENULIS TERBIMBING
0 Response to "PENGERTIAN STRATEGI AKTIVITAS MENULIS TERBIMBING"
Post a Comment