Pengertian hasil belajar
Tuesday, 22 March 2016
Add Comment
A. PENGERTIAN HASIL BELAJAR
Secara etimologis, hasil belajar
merupakan gabungan dari kata hasil dan belajar. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (Kridalaksana,1990:14,343) “hasil adalah sesuatu yang diadakan
(dibuat,dijadikan) akibat usaha.” “Belajar adalah berusaha memperoleh
kepandaian atau ilmu untuk merubah
tingkah laku atau tanggapan yang di sebabkan pengalaman.”
Berdasarkan
pengertian diatas maka dapat diperoleh suatu pengertian bahwa hasil belajar
adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah belajar, yang wujudnya berupa
kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor yang disebabkan oleh pengalaman.
Hasil
belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,
sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Merujuk pemikiran Gagne (Supriono,2009), hasil belajar itu berupa:
1.
Informasi
verbal yang kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik
lisan maupun tertulis. Kemampuan merespons secara spesifik terhadap rangsangan
spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi simbol, pemecahan
masalah maupun penerapan aturan.
2.
Keterampilan
intelektual yaitu kemampuan mempesentasikan konsep dan lambang. Kemampuan
intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasi, kemampuan analitis sintesis
fakta-konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan
intelektual merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas.
3.
Stategi
kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktifitas kognitifnya
sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan
masalah.
4.
Keterampilan
motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan
koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.
5.
Sikap adalah
kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek
tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi
nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar
perilaku.
Menurut Bloom (Supriono,2009:6-7)
Hasil belajar mencakup kemampuan kognitf, afektif, dan psikomotorik. Domain
kognitif adalah knowledge (pengetahuan,
ingatan), comprehension (pemahaman,
menjelaskan, meringkas, contoh), application
(menerapkan), analysis (menguraikan,
menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan,
merencanakan, membentuk bangunan baru), dan evaluation
(menilai). Domain efektif adalah receiving
(sikap menerima), responding (memberikan
respons), valuing (nilai), organitation (organisasi), characterization (karakterisasi). Domain
psikomotor meliputi initiatory,
pre-routine, dan rountinized. Psikomotor
juga mencakup keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan
intelektual. Sementara,
menurut Lindgren (Supriono,2009:7) “hasil pembelajaran meliputi kecakapan,
informasi, pengertian, dan sikap.”
Dari beberapa pendapat, maka dapat disimpulkan hasil
belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan (kognitif, afektif,
psikomotor) bukan hanya salah satu aspek potensi saja.
B. Faktor-faktor yang mempengaruhi
hasil belajar
Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi hasil belajar. Menurut Slameto (2010: 54) “faktor – faktor yang
mempengaruhi hasil belajar digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor
intern dan faktor ekstern”. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri
individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada
di luar individu. Faktor intern meliputi :
1. Faktor Jasmaniah
a)
Kesehatan.
Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan serta bagian-bagiannya atau
bebas dari penyakit. Kesehatan adalah keadaan atau hal sehat. Kesehatan
seseorang berpengaruh terhadap belajarnya. Proses belajar seseorang akan
terganggu jika kesehatan seseorang terganggu. Apabila orang selalu sakit (sakit
kepala, pilek, demam) mengakibatkan tidak bergairah dan secara psikologi sering
mengalami gangguan pikiran dan perasaan kecewa karena konflik.
b)
Cacat tubuh.
Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna
mengenai tubuh. Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat
belajarnya juga terganggu.
2. Faktor Psikologis
a)
Intelegensi.
Intelegensi besar pengaruhnya terhadap hasil belajar. Dalam situasi yang sama
siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil
daripada yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah. Walaupun demikian
siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi belum pasti berhasil dalam
belajarnya. Hal ini disebabkan karena belajar adalah suatu proses yang kompleks
dengan banyak faktor yang mempengaruhinya, sedangkan intelegensi adalah salah
satu faktor diantara faktor lain. Jika faktor lain itu bersifat menghambat atau
berpengaruh negatif terhadap belajar, akhirnya siswa gagal dalam belajarnya.
Siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang normal dapat berhasil dengan baik
dalam belajar, jika ia belajar dengan baik artinya belajar dengan menerapkan
metode belajar yang efisien dan faktor-faktor yang mempengaruhi belajarnya
(faktor jasmaniah, psikologis, keluarga, sekolah, masyarakat) memberi pengaruh
yang positif, jika siswa memiliki intelegensi yang rendah, ia perlu mendapat
pendidikan di lembaga pendidikan khusus.
b)
Perhatian.
Perhatian menurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun
semata-mata tertuju pada suatu objek (benda/hal) tau sekumpulan objek.
c)
Minat. Minat
adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa
kegiatan. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran
yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar
dengan sebaik-baiknya karena tidak ada daya tarik baginya. Ia segan-segan untuk
belajar, ia tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran itu. Minat mengarahkan
kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri
manusia terdapat dorongan atau motif yang mendorong manusia untuk berinteraksi
dengan dunia luar, sehingga apa yang diminati oleh manusia dapat memberikan
dorongan untuk berbuat lebih giat dan lebih baik. Minat adalah rasa lebih suka
dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.
Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri
dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut ,
semakin besar minatnya. Crow dan crow (Djaali, 2011 : 121) mengatakan bahwa
“Minat berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi
atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman yang dirangsang oleh
kegiatan itu sendiri”.
d)
Bakat. Bakat
menurut Hilgard adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan
terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih.
e)
Motif. Motif
erat sekali kaitannya dengan tujuan yang akan dicapai. Di dalam menentukan
tujuan itu dapat disadari atau tidak, akan tetapi untuk mencapai tujuan itu
perlu berbuat. Sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah motif itu sendiri sebagai daya penggerak atau
pendorongnya.
f)
Kematangan.
Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan seseorang, dimana
alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melakukan kecakapan baru. Kematangan belum
berarti anak dapat melaksanakan kegiatan secara terus menerus, untuk itu
diperlukan latihan-latihan dalam pelajaran. Kematangan adalah dimana organ
dallam tubuh manusia baik fisik maupun psikis
dapat dikataka telah matang, jika ia telah tumbuh atau berkembang hingga
mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing. Oleh karena itu,
tidak mengherankan bila anak-anak belum mampu mengerjakan atau memecahkan
soal-soal matematika di kelas empat sekolah dasar, karena soal-soal itu masih
terlampau sukar bagi anak. Organ tubuhnya dan fungsi jiwanya masih belum matang
untuk menyelesaikan soal tersebut dan kematangan berhubungan erat dengan umur.
g)
Kesiapan.
Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi. Kesiapan itu
timbul dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan, karena
kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan.
3.
Faktor
kelelahan.
Kelelahan
pada seseorang meskipun sulit untuk dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi
dua yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. kelelahan jasmani terlihat
dengan lemah dan lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan
tubuh. kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk
menghasilkan sesuatu hilang.
Faktor
ekstern yang berpengaruh terhadap belajar dikelompokkan menjadi tiga faktor,
yaitu : a) Faktor keluarga seperti cara orang tua mendidik, relasi
antarangggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian
orang tua, latar belakang kebudayaan. b) faktor sekolah seperti metode
mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa,
disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas
ukuran, keadaan gedung, masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan
masyarakat.
a) Keluarga.
Situasi keluarga (ayah, ibu, saudara, adik, kakak, serta famili) sangat
berpengaruh terhadap keberhasilan anak dalam keluarga. Pendidikan orang tua,
status ekonomi, rumah kediaman, persentase hubungan orang tua, perkataan, dan
bimbingan orang tua, mempengaruhi pencapaian hasil belajar anak.
b)
Sekolah.
Tempat, gedung sekolah, kualitas guru, perangkat instrumen pendidikan,
lingkungan sekolah dan siswa per kelas (40-50 siswa) mempengaruhi kegiatan
belajar siswa.
Masyarakat. Apabila di sekitar tempat tinggal
keadaan masyarakat terdiri atas orang-orang yang berpendidikan, teutama
anak—anaknya rata-rata bersekolah tinggi dan moralnya baik, hal ini akan
mendorong anak lebih giat belajar.
Demikianlah Artikel Pengertian Hasil Belajar
0 Response to "Pengertian hasil belajar"
Post a Comment