DIAGNOSA KESULITAN BELAJAR IPA DI SD
Thursday, 10 March 2016
Add Comment
DIAGNOSA KESULITAN BELAJAR IPA DI SD
1. Pengertian Kesulitan Belajar
seorang guru bukan hanya sekedar
menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa belajar, akan tetapi juga
mendeteksi dengan cermat apakah kegiata- kegiatan belajar itu benar- benar
telah berlangsung atau belum. Jika kita beranggapan bahwa sebagai bukti berlangsungnya
kegiatan belajar itu adalah terjadinya perubahan tingkah laku bagi sdiswa, maka
yang penting bagi guru ialah menetapkan kriteria, seberapa jauh perubahan
tingkah laku yang terjadi itu masih dapat dianggap sebagai hasil kegiatan belajar.
Atas dasar asumsi bahwa setiap yang
memiliki kecakapan rata- rata ( normal) akan mampu memperlihatkan terjadinya
perubahan tingkah laku yang diharapkan asalkan kepada mereka diberi waktu yang
sesuai dengan kecepatan belajar serta perkembangannya . Maka siswa yang belum
memperlihatkan perubahan tersebut dalam waktu tertentu dianggap mengalami
kesulitan belajar. Jadi kesulitan belajar menurut definisi ini menyangkut
kesulitan- kesulitan yang dialami siswa untuk mencapai tujuan pengajaran yang
diberikan, dalam waktu yang sesuai dengan siswa yang memilk kecakapan rata –
rata
.Dari definisi tersebut jelaslah
kiranya bahwa skor rata yang tinggi dalam sebuah kelas belum menjamin tidak
adanya siswa yang mengalami kesulitan belajar, sehingga terhadap kelas seperti
ini mungkin saja masih diperlukan program remedi.Program remedi tidak lagi yang
diperlukan bagi kelas yang semua siswanya telah memperlihatkan bahwa mereka
telah mencapai prestasi minimal sama dengan kriteria keberhasilan yang telah
ditetapkan.
BACA JUGA: Pengelolaan lingkungan belajar
BACA JUGA: Pengelolaan lingkungan belajar
2. Macam-macam kesulitan belajar
a. Kesulitan Dalam Melakukan Observasi
Melakukan observasi
adalah salah satu keterampilan proses dasar di dalam belajar IPA yang perlu
dilatihkan. Tugas guru adalah membantu siswa agar mereka dapat menggunakan alat
indranya dengan baik dan cermat bila mengamati suatu obyek atau peristiwa. Di
dalam melakukan pengamatan , ketekunan, ketelitian dan ketepatan merupakan
syarat keberhasilan, utamanya di dalam melakukan pengukuran. Adapun kesulitan –
kesulitan yang mungkin timbul di dalam melakukan pengamatan adalah sebagai berikut:
1) Kesulitan Paralaks
Kesalahan paralaks
adalah kesulitan menginterpolasikan kedudukan jarum penunjuk atau kedudukan
permukaan zat cair dan semacamnya di antara dua skala terdekat.Kesulitan ini
muncul sehubungan dengan kekurang terampilan pengamat menempatkan mata tepat
tegak lurus di atas jarum penunjuk atau permuakaan zat cair yang diamati.
a). Kesulitan yang Timbul sehubungan dengan Keengganan Pengamat Melakukan Pengukuran Ulangan.
a). Kesulitan yang Timbul sehubungan dengan Keengganan Pengamat Melakukan Pengukuran Ulangan.
Pengukuran ulangan
merupakan suatu hal yang sangat penting di dalam pengamatan. Jika terhadap
suatu besaran dilakukan pengukuran oleh seorang yang terampil dan dengan alat
yang sempurna sekalipun, maka peluang untuk memperoleh hasil yang berbeda dalam
pengukuran ualangan selalu ada sehingga pengukuran tunggal pada hakekatnya
tidak banyak bermanfaat. Dengan demikian pengukuran ulangan sebanyak mungkin
perlu dilakukan.
b.Kesulitan Dalam
Menetukan atau memiliki Suatu Nilai Yang Terbaik serta Gambaran Penyimpangnnya.
Di dalam pengukuran,
nilai benar hanya mungkin diperoleh apabila dilakukan pengukuran ulangan yang
tidak terhingga banyaknya.Tentu saja pengulangan seperti ini tidak mungkin
dilakukan. Oleh karena itu yang menjadi masalah adalah berapa kali pengulangan
sebaiknya dilakukan, bagaimana memilih nilai terbaik, seberapa jauh pilihan itu
dapat dipercaya.
c. kesulitan Dalam Melakuakn Klasifikasi
Berdasarkan penelitian para ahli masih
banyak siswa dan bahkan mahasiswa pada tingkat persiapan masih banyak yang
belum dapat melakukan operasi klasifikasi. Di dalam pelajarn IPA, klasifikasi
merupakan salah satu keterampilan proses yang sangat penting> Operasi
klasifikasi digunakan dalam IPA seperti halnya dalam bidang lain untuk
mengidentifikasikan obyek atau peristiwa, guru memperlihatkan kesamaan- kesamaan,
perbedaan- perbedaan, dan saling hubungan antara satu dengan yang lain.
3. Kesulitan Menggunakan dan
Memanipulasi Angka-angka
Penggunaan angka adalah salah satu proses yang penting di dalam pelajaran IPA. Sekurangnya ada dua alasan mengapa latihan penggunaan dan memanipulasi angka angka-angka diberikan dalam pelajaran IPA, diantaranya:
Pertama, agar siswa menyadari bahwa kemampuan menggunakan dan memanipulasi angka-angka adalah sutu proses yang fundamental dalam IPA.
Kedua, untuk memberikan kesempatan pada mereka menggunakan dan memanipulasi angka-angka guna menjawab pertanyaan- pertanyaan di dalam situasi yang sesungguhnya. Seperti halnya dengan keterampilan proses lainnya, anak usia konkrit operasional semestinya telah mampu memahami arti bilangan, namun pada kenyataannya masih banyak di antara mereka yang melihat usianya sudah tergolong formal operasional, namun belum mengerti benar arti bilangan.
Penggunaan angka adalah salah satu proses yang penting di dalam pelajaran IPA. Sekurangnya ada dua alasan mengapa latihan penggunaan dan memanipulasi angka angka-angka diberikan dalam pelajaran IPA, diantaranya:
Pertama, agar siswa menyadari bahwa kemampuan menggunakan dan memanipulasi angka-angka adalah sutu proses yang fundamental dalam IPA.
Kedua, untuk memberikan kesempatan pada mereka menggunakan dan memanipulasi angka-angka guna menjawab pertanyaan- pertanyaan di dalam situasi yang sesungguhnya. Seperti halnya dengan keterampilan proses lainnya, anak usia konkrit operasional semestinya telah mampu memahami arti bilangan, namun pada kenyataannya masih banyak di antara mereka yang melihat usianya sudah tergolong formal operasional, namun belum mengerti benar arti bilangan.
4.Kesulitan Berkomunikasi
Berkomunikasi adalah suatu proses yang
tidak hanya terdapat dalam IPA tetapi dalam setiap kegiatan manusia. Komunikasi
yang jelas, tepat, dan tidak menimbulkan keragu- raguan sangat dibutuhkan di
dalam setiap kegiatan dan merupakan hal yang fundamental di dalam IPA.Di dalam
pelajaran IPA siswa diharapkan dapat:
a.menjelaskan sifat- sifat benda
sedemikian sehingga orang lain dapat mengidentifikannya,
b.menjelaskan terjadinya perubahan sifat- sifat benda,
b.menjelaskan terjadinya perubahan sifat- sifat benda,
c.membuat gambaran yang memperlihatkan
posisi relatif suatu ukuran benda dan mengidentifikasikan benda- benda serta
ukuran jarak pada sebuah gambar /peta,
d.membuat grafik atau diagram,
e.menjelaskan secara verbal hubungan
dan kecenderungan yang terlihat dalam sebuah grafik.
Tidak semua siswa yang memiliki alat
indra yang normal mupun melakukan komunikasi dengan mudah. Untuk membuat sebuah
diagram atau grafik, di perlukan kemampuan membangun model simbolik atau
teoritis. Untuk itu siswa hendaknya memiliki daya abstraksi yang cukup baik.
5.Kesulitan Melakukan Prediksi
5.Kesulitan Melakukan Prediksi
Prediksi adalah suatu pendapat khusus
mengenai kemungkinan hasil pengamatan yang akan datang atau yang belum
dilakukan.di dalam pelajaran IPA, prediksi didasarkan pada observasi,
pengukuran, dan kesimpulan tentang hubungan antara variabel- variabel yang
dimati. Prediksi yang tidak didasarkan atas pengamatan lebih dari suatu terkaan.
Prediksi yang cermat dihasilkan dari observasi yang luas dan teliti secara
pengukuran yang tepat. Namun demikian masih banyak terdapat sejumlah siswa yang
telah mampu melakukan observasi dan pengukuran dengan baik, mengalami kesulitan
dan melakukan prediksi. Hal ini dapat dimengerti jika diingat bahwa untuk
melakukan prediksi diperlukan daya kreativitas khususnya kemampuan melihat
adanya konsekuensi serta perkiraan akan kejadian yang akan datang.
6.Kesulitan Menarik Kesimpulan
Sekalipun seseorang telah dapat
melakukan observasi dengan baik, namun belum tentu ia dapat dengan mudah
membedakan antara observasi dengan kesimpulan. Jika hal ini berlangsung terus
menerus, maka ia akan mengalami banyak kesulitan di dalam berfikir logis.
Observasi adalah suatu pengalaman yang diperolaeh melalui salah satu alat
indra, sedangkan kesimpulan adalah suatu penjelasan terhadap hasil observasi.
Suatu kesimplan biasanya diuji dengan pengamatan, dan apabila suatu kesimpulan
tersbut tidak ditunjang oleh data pengamatan maka perlu dibuat kesimpulan baru.
Ini berarti bahwa untuk setiap observasi atau sekumpulan observasi dapat dibuat
lebih dari satu kesimpulan. Di dalam pelajaran IPA pada umumnya siswa dituntut
agar terampil:
a. membuat satu atau lebih kesimpulan dari serangkian observasi
b. mengidentifikasi observasi yang menunjang kesimpulan
c. menjelaskan dan mendemostrasikan observasi lain yang dibutuhkan untuk menguji alternatif kesimpulan.
d. mengidentifikasi kesimpulan yang harus diterima, ditolak, atau dimodifikasi yang didasarkan pada observasi
a. membuat satu atau lebih kesimpulan dari serangkian observasi
b. mengidentifikasi observasi yang menunjang kesimpulan
c. menjelaskan dan mendemostrasikan observasi lain yang dibutuhkan untuk menguji alternatif kesimpulan.
d. mengidentifikasi kesimpulan yang harus diterima, ditolak, atau dimodifikasi yang didasarkan pada observasi
Dapat dilihat bahwa untuk kemampuan
–kemampuan tersebut diperlukan kemampuan dan keterampilan terpadu. Siswa yang
belum memiliki kemampuan –kemampuan ini pada waktu yang telah ditentukan dianggap
menemui kesulitan belajar.
7.Kesulitan Dalam Mengontrol Variabel
Didalam melakukan percobaan – percobaan
IPA siswa harus dapat mengontrol satu atau beberapa variabel untuk melihat
pengaru variabel eksperimen. Keterampilan mengontrol variabel ini mencakup
ketermpilan –ketermpilan ;
a. mengidentifikasi variabel –variabel eksperimen, yakni variabel- variabel yng akan dilihat pengaruhny terhadap tingka laku atau sifat- sifat dari sistem fisik atau biologis yang diteliti
a. mengidentifikasi variabel –variabel eksperimen, yakni variabel- variabel yng akan dilihat pengaruhny terhadap tingka laku atau sifat- sifat dari sistem fisik atau biologis yang diteliti
b. mengidentifikasi variabel – variabel
yang akan dibuat tetap atau dihilangkan/ dinetralkan pengaruhnya di dalam
eksperimen
c. mengidentifikasi variabel – variabel
lainnya, seperti variabel moderator dan variabel penyela.
d. membedakan antara kondisi yang dapat
membuat netral pengaruh suatu variabel dengan kondisi yang dapat membuat
variabel itu berpengaruh.
e. menyusun suatu prosedur pengujian untuk melihat pengaruh variabel- variabel eksperimen terhadap variabel- variabel respon .
f. mengidentivikasi variabek –variabel yang tidak tau sangat sukar dikontrol dalam suatu penyelidikan atau eksperimen.
Mengontrol vriabel adalah salah satu keterampilan proses IPA yang perlu bagi siswa yang melakukan eksperimen dimana satu atau beberapa variabel eksperimen akan diuji pengaruhnya. Mereka yang gagal mendemostrasikan keterampilan ini dalam waktu yang telah ditetapkan mengalami kesulitan belajar.
e. menyusun suatu prosedur pengujian untuk melihat pengaruh variabel- variabel eksperimen terhadap variabel- variabel respon .
f. mengidentivikasi variabek –variabel yang tidak tau sangat sukar dikontrol dalam suatu penyelidikan atau eksperimen.
Mengontrol vriabel adalah salah satu keterampilan proses IPA yang perlu bagi siswa yang melakukan eksperimen dimana satu atau beberapa variabel eksperimen akan diuji pengaruhnya. Mereka yang gagal mendemostrasikan keterampilan ini dalam waktu yang telah ditetapkan mengalami kesulitan belajar.
8.Kesulitan Dalam Mengintepretasikan
Data
Keterangan menginterpretasikan data
tidak hanya diperlukan dalam IPA tetapi juga dalam pelajaran yang lain , bahkan
dalam kehidupan sehari- hari. Pada saat menonton tedevisi, membaca peta cuaca,
diagram kecepatan, dan sebagainya, digunakan keterampilan ini.
Menginterpretasikn data biasanya diarahkan kepada tiga jenis latihan
keterampilan;
Pertama, melakukan interpretasi untuk menuntun siswa kearah penarikan kesimplan, prediksi, dan perumusan hipotesis. Kedua, sehubngan dengan pengembangan keterampian dalam menggunakan data statistik, seperti harga rata –rata median, varian, dan lain –lain. Ketiga, untuk mengembankan keterampilan dalam menggunakan ukuran kebolehjadian atau probilitas. Kegagalan dalam menggunakan ketermpilan ini juga dianggap sebagai salah satu kesulitan belajar.
Pertama, melakukan interpretasi untuk menuntun siswa kearah penarikan kesimplan, prediksi, dan perumusan hipotesis. Kedua, sehubngan dengan pengembangan keterampian dalam menggunakan data statistik, seperti harga rata –rata median, varian, dan lain –lain. Ketiga, untuk mengembankan keterampilan dalam menggunakan ukuran kebolehjadian atau probilitas. Kegagalan dalam menggunakan ketermpilan ini juga dianggap sebagai salah satu kesulitan belajar.
9.Kesulitan Dalam Merumuskan Hipotesis
Setelah melakukan observasi para guru
mencoba memikirkan fakto- faktor penyebab , yang mempengaruhi, atau kaitan
antara peristiwa itu dengan peristiwa lainnya.Untuk itu mereka menyusun
generalisasi yang didasarkan atas pengetahuan yang dimiliki dengan melihat
hasil observasi yang tekah dilakukan Proses generalisasi tersebut dikenal sebagai
hipotesis. Keterampilan dalam merumuskan hipotesis ini mencakup:
a. keterampilan membangun hipotesis yang merupakan generalisasi
b. ketermpilan menyusun alat dan melakukan pengujian hipotesis
c. keterampilan membedakan antara observasi yang menunjang hipotesis dengan observasi yang tidak menunjang hipotesis
d. keteranmpilan melakukan revisi hipotesis yang didasarkan pada observasi- observasi yang dilakukan untuk menguji hipotesis tersebut.
Sekalipun keterampilan ini nampaknya saling berkaitan satu dengan yang lain dan juga berhubungan dengan keterampilan – keterampilan yang diuraikan sebelumnya . namun masih juga terjadi peluang untuk melakukan kesalahan. Inipun salah satu jenis kesulitan belajar
10.Kesulitan Dalam Melakukan Eksperimen
a. keterampilan membangun hipotesis yang merupakan generalisasi
b. ketermpilan menyusun alat dan melakukan pengujian hipotesis
c. keterampilan membedakan antara observasi yang menunjang hipotesis dengan observasi yang tidak menunjang hipotesis
d. keteranmpilan melakukan revisi hipotesis yang didasarkan pada observasi- observasi yang dilakukan untuk menguji hipotesis tersebut.
Sekalipun keterampilan ini nampaknya saling berkaitan satu dengan yang lain dan juga berhubungan dengan keterampilan – keterampilan yang diuraikan sebelumnya . namun masih juga terjadi peluang untuk melakukan kesalahan. Inipun salah satu jenis kesulitan belajar
10.Kesulitan Dalam Melakukan Eksperimen
Melakukn eksperiman adalah proses yang
mencakup semua keterampilan proses yang ada. Seseorang yang ingin melakukan
eksperimen biasanya mulai dengan masalah dan observasi yang mewujudkan
pertanyaan- pertanyaan yang perlu dijawab. Untuk itu dilakukanlah eksperimen ,
mulai dari yang paling sederhana sampai dengan eksperimen yang rumit melibatkan
banyak variabel. Keterampilan ini meliputi:
a. Keterampilan mengidentifikasikan variabel- variabel yang akan dikontrol serta merumuskan definisi operasional variabel –variabel yang dilibatkan
b. keterampilan munyusun tes dan mengumpulkan data yang relevan dengan tes tersebut
a. Keterampilan mengidentifikasikan variabel- variabel yang akan dikontrol serta merumuskan definisi operasional variabel –variabel yang dilibatkan
b. keterampilan munyusun tes dan mengumpulkan data yang relevan dengan tes tersebut
c. keterampilan menyusun laporan
eksperimen yang menyatakan seberepa jauh data yang dikumpulkan mendukung hipotesys
yang telah dirumuskan
Sekalipun keterampilan melakukan eksperimen merupakan integrasi dari semua keterampilan proses lainnya, namun penguasaan keterampilan – keterampilan itu belum menjamin seorang dapat melakukan eksperimen dengan baik.
Sekalipun keterampilan melakukan eksperimen merupakan integrasi dari semua keterampilan proses lainnya, namun penguasaan keterampilan – keterampilan itu belum menjamin seorang dapat melakukan eksperimen dengan baik.
B.Faktor Yang Mempengaruhi Timbulnya
Kesulitan Belajar
Setelah
guru dapat menidentifikasi kesulitan –kesulitan belajar yang dialami para
siswanya, hendaknya guru dapat menemukan faktor –faktor yang diperkirakan
memberikan pengaruh terhadap timbulnya kesulitan- keslitan tersebut. Menurut
M.Endang ada tiga faktor yang mempengaruhi,diantaranya:
1. Yang berkenaan dengan proses IPA
1. Yang berkenaan dengan proses IPA
2 Yang berkenaan dengan Produk IPA
3. Faktor kematangan siswa
a. Yang berkenaan denga proses IPA
Jika kesulitan yang dialami, berkenaan
dengan keterampilan proses dasar, maka faktor yang paling berpengaruh adalah
latihan.Keterampilan proses dasar tidak dapat dikuasai tanpa latihan yang
intensif. Selanjutnya, jika kesulitan yang dialami berkenaan dengan
keterampilan proses terpadu, maka disamping faktor latihan, penguasaan
keterampilan proses dasar yang merupakan prasyarat juga memegang peranan yang
penting.
b. Yang berkenaan dengan Produk IPA
b. Yang berkenaan dengan Produk IPA
Jika
kesulitan belajar yang dialami berkenaan dengan produk IPA, seperti kesulitan
mempelajari dan memahami konsep, prinsip, dan generalisasi, maka faktor yang
paling berpengaruh adalah penguasaan konsep, prinsip, dan generalisasi dasar
yang mendahuluinya atau yang berkaitan dengannya.
Sebagai contoh, seorang siswa pasti akan mengalami kesulitan dalam mempelajari hukum kekekalan energi jika konsep usaha dan energi belu dikuasai. Begitu pula konsep mengenai gaya dan momentum hendaknya telah difahami sebelum mempelajari prinsip kekekalam momentum.
c. Faktor Kematangan Siswa
Sebagai contoh, seorang siswa pasti akan mengalami kesulitan dalam mempelajari hukum kekekalan energi jika konsep usaha dan energi belu dikuasai. Begitu pula konsep mengenai gaya dan momentum hendaknya telah difahami sebelum mempelajari prinsip kekekalam momentum.
c. Faktor Kematangan Siswa
Faktor
dari dalam diri siswa yang juga berpengaruh baik terhadap penguasaan
keterampilan proses maupun terhadap produk-produk IPA, yaitu kematangan siswa.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa tingkat perkembangan kognitif siswa
sangat berpengaruh terhadap pemahaman berbagai konsep di dalam IPA. Kemampuan
sisw melakukan operasi logik, yang merupakan pencerminan dan tingkat
perkembangan kognitif sangat dibutuhkan baik di dalam kegiatan proses, maupun
di dalam mempelajari prodik IPA.
C.IDENTIFIKASI KESULITAN BELAJAR DALAM
PENGAJARAN IPA
Untuk mengidentifikasi kesulitan belajar dalm pengajaran IPA, dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu (a). Identifikasi pada saat siswa melakukan proses IPA, dan (b). Identifikasi dengan menggunakan tes hasil belajar.
1. Identifikasi Pada Saat Siswa Sedang Melakukan Proses IPA
Pada saat siswa sedang melakukan proses, guru dapat mengidentifikasikan keterampilan mana yang sulit dilakukan oleh mereka. Identifikasi ini dapat dilakukan dengan memperhatikan keterampilan- keterampilan dasar dan keterampilan- keterampila terpadu.Jika seorang siswa mengalami kesulitan dalam melakukan salah satu keterampilan terpadu, guru hendaknya memeriksa apakah keterampilan- keterampilan dasar yang mendukung keterampilan terpadu tersebut sudah dikuasai.
Sebagai contoh, keterampilan dalam melakukan eksperimen sangat tergantung kepada keterampilan siswa melakukan pengamatan atau melakukan pengukuran yang termasuk sebagai keterampilan proses dasar adalah keterampilan –keterampilan dalam melakukan observasi, manipulasi angka, predikasi, dan menarik kesimpulan. Selebihnya, yaitu keterampilan mengontrol variabel, menginterpretasikan data, merumuskan hipotesis dan melakukan eksperimen termasuk sebagai keterampilan proses terpadu.
Dengan jalan melakukan observasi secara langsung terhadap siswa sedang melakukan proses IPA, guru dapat mengidentifikasi kesulitan- kesulitan belajar yang mana yang dialami oleh para siswanya.
2. Mengidentifikasi Dengan Menggunakan Tes Hasil Belajar
Dengan menganalisis jawaban para siswa dalam tes hasil belajar, guru dapat mengidentifikasi kesulitan belajar yang dialami mereka. Langkah pertama yang dapat ditempuh adalah mengidentifikasi siswa –siswa yang mengalami kesulitan belajar sehubungan dengan tujuan instruksional yang ingin dicapai atau materi yang terkandung dalam tes. Untuk maksud tersebut, dapat ditempuh dua cara, tergantung pada pola penilaian yang digunakan di dalam menilai jawaban siswa. Jika pola yang digunakan adalah penilaian acuan patokan , maka siswa yang mengalami kesulitan belajar diidentifikasikan berdasarkan tingkat penguasaan kompetensi yang diharapkan yang telah ditetapkan lebih dahulu
Baca juga: Penilaian belajar
Pengajaran dan pembelajaran
Teknik dan alat penilaian di sekolah (KLIK DISINI)
DIAGNOSA KESULITAN BELAJAR IPA DI SD
Untuk mengidentifikasi kesulitan belajar dalm pengajaran IPA, dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu (a). Identifikasi pada saat siswa melakukan proses IPA, dan (b). Identifikasi dengan menggunakan tes hasil belajar.
1. Identifikasi Pada Saat Siswa Sedang Melakukan Proses IPA
Pada saat siswa sedang melakukan proses, guru dapat mengidentifikasikan keterampilan mana yang sulit dilakukan oleh mereka. Identifikasi ini dapat dilakukan dengan memperhatikan keterampilan- keterampilan dasar dan keterampilan- keterampila terpadu.Jika seorang siswa mengalami kesulitan dalam melakukan salah satu keterampilan terpadu, guru hendaknya memeriksa apakah keterampilan- keterampilan dasar yang mendukung keterampilan terpadu tersebut sudah dikuasai.
Sebagai contoh, keterampilan dalam melakukan eksperimen sangat tergantung kepada keterampilan siswa melakukan pengamatan atau melakukan pengukuran yang termasuk sebagai keterampilan proses dasar adalah keterampilan –keterampilan dalam melakukan observasi, manipulasi angka, predikasi, dan menarik kesimpulan. Selebihnya, yaitu keterampilan mengontrol variabel, menginterpretasikan data, merumuskan hipotesis dan melakukan eksperimen termasuk sebagai keterampilan proses terpadu.
Dengan jalan melakukan observasi secara langsung terhadap siswa sedang melakukan proses IPA, guru dapat mengidentifikasi kesulitan- kesulitan belajar yang mana yang dialami oleh para siswanya.
2. Mengidentifikasi Dengan Menggunakan Tes Hasil Belajar
Dengan menganalisis jawaban para siswa dalam tes hasil belajar, guru dapat mengidentifikasi kesulitan belajar yang dialami mereka. Langkah pertama yang dapat ditempuh adalah mengidentifikasi siswa –siswa yang mengalami kesulitan belajar sehubungan dengan tujuan instruksional yang ingin dicapai atau materi yang terkandung dalam tes. Untuk maksud tersebut, dapat ditempuh dua cara, tergantung pada pola penilaian yang digunakan di dalam menilai jawaban siswa. Jika pola yang digunakan adalah penilaian acuan patokan , maka siswa yang mengalami kesulitan belajar diidentifikasikan berdasarkan tingkat penguasaan kompetensi yang diharapkan yang telah ditetapkan lebih dahulu
Baca juga: Penilaian belajar
Pengajaran dan pembelajaran
Teknik dan alat penilaian di sekolah (KLIK DISINI)
0 Response to "DIAGNOSA KESULITAN BELAJAR IPA DI SD"
Post a Comment