KALIMAT MAJEMUK
Friday, 11 March 2016
Add Comment
KALIMAT MAJEMUK
A. PENGERTIAN
KALIMAT MAJEMUK
Pengertian
menurut para ahli :
Keraf,
1984: 167: Kalimat
majemuk adalah kalimat yang mengandung dua pola kalimat atau lebih. Sebagai
contoh: ayah menulis surat sambil adik berdiri disampingnya, pola kalimat yang
pertama adalah ayah menulis surat dan pola kalimat yang ke dua adalah adik
berdiri disampingnya.
Chaer,
1994: 243: Kalimat
majemuk yaitu sebuah kalimat yang di dalamnya terdapat lebih dari satu klausa.
Jamiludin,
1994: 62: Kalimat majemuk adalah kalimat yang
terdiri atas dua klausa atau lebih
Alwi
dkk, 1998: 385: Kalimat majemuk yaitu kalimat yang
mengandung satu klausa atau lebih yang hubungan atar klausanya ditandai dengan
kehadiran konjungtor (kata hubung) pada awal salah satu klausa tersebut dengan
adanya pelesapan bagian dari klausa khususnya subjek.
Sehingga
dapat kami simpulkan bahwa kalimat majemuk adalah kalimat yang mempunyai 2 pola
kalimat atau lebih yang memiliki kalimat penghubung yang dapat memperjelas
kalimat tersebut.
Menurut Bambang dan Negoro, (1975: 52): kalimat majemuk adalah kalimat yang
terbentuk atas dua pola kalimat atau lebih. Artinya kalimat itu memiliki dua
subjek dan dua predikat
Contoh: Usaha mereka berhasil, keduanya
bersyukur kepada Allah.
B. JENIS-JENIS
KALIMAT MAJEMUK BESERTA CONTOHNYA
1. KALIMAT
MAJEMUK SETARA
Kalimat majemuk setara adalah Kalimat gabung yang hubungan antarpola-pola
kalimat di dalamnya sederajat atau seharkat. Sederajat di sini berarti antara
kalusa satu dengan yang lainnya tidak saling bergantungan.
Kalimat majemuk setara dibagi menjadi 5 :
a) Kalimat majemuk setara sejalan (penambahan/penjumlahan)
Contoh:
Ibu menyapu lantai, Andini mengelap perabotan, dan Rudi merapikan mainan ke
dalam
kardus.
Kalimat tersebut terdiri dari tiga klausa yaitu (1) /ibu menyapu lantai/ yang
berpola SPO; (2)
/Andini mengelap perabotan/ yang berpola SPO; dan (3) / Rudi
merapikan mainan ke dalam
kardus/ dengan pola SPOK. Konjungsi yang dipakai
adalah [dan]
b) Kalimat majemuk setara memilih (pemilihan)
Contoh:
Kita akan melanjutkan perjalanan, atau kita beristirahat.
c) Kalimat majemuk setara perlawanan
Contoh : Amir tidak pergi ke stasiun tetapi
ke terminal
d) Kalimat majemuk setara sebab akibat
Contoh : Roy Martien ditahan, karena ia telah membawa sabu-sabu.
Kalimat tersebut adalah kalimat majemuk setara yang menyatakan sebab akibat.
Kalimat tersebut adalah kalimat majemuk setara yang menyatakan sebab akibat.
e ) Kalimat majemuk setara menguatkan (penegasan).
2. KALIMAT MAJEMUK RAPATAN
Kalimat rapatan berasal dari kalimat majemuk setara yang bagian-bagiannya
dirapatkan, karena kata-kata atau frasa dalam kalimat tersebut menduduki
jabatan yang sama.Proses perapatan bagian tersebut diperoleh kalimat gabung
yang lebih efektif, jelas dan tegas.
contoh:
- Sawah itu subur.
- Sawah itu luas.
Sawah itu subur dan luas.
3. KALIMAT
MAJEMUK BERTINGKAT
Kalimat tunggal yang bagian-bagiannya diperluas sehingga perluasan itu
membentuk satu atau beberapa pola kalimat baru, selain pola yang sudah ada. Bagian kalimat yang diperluas sehingga membentuk pola kalimat baru itu disebut
anak kalimat atau klausa bawahan atau klausa sematan. Bagian kalimat yang menduduki fungsi lebih tinggi atau tetap disebut induk
kalimat atau klausa atasan atau klausa utama. Macam dari kalimat majemuk bertingkat bergantung dari fungsi kalimat yang
diperluas menjadi klausa. Apabila fungsi subjek diperluas menjadi klausa, dia
akan berubah menjadi kalimat mejemuk bertingkat dengan klausa utama sebagai
subjek. Demikian pula fungsi lainnya. Perhatikan contoh berikut ini
Kalimat tunggal : lelaki itu bekerja di bengkel ayahku
Kalimat majemuk bertingkat :lelaki berkaca mata hitam itu bekerja di bengkel ayahku.
Subjek pada kalimat di atas diperluas sehingga membentuk pola baru, dari [lelaki itu] menjadi /lelaki berkaca mata hitam/ yang memiliki pola SPPel.
Kalimat tunggal : lelaki itu bekerja di bengkel ayahku
Kalimat majemuk bertingkat :lelaki berkaca mata hitam itu bekerja di bengkel ayahku.
Subjek pada kalimat di atas diperluas sehingga membentuk pola baru, dari [lelaki itu] menjadi /lelaki berkaca mata hitam/ yang memiliki pola SPPel.
4. KALIMAT
MAJEMUK CAMPURAN
Kalimat majemuk yang di dalamnya terdapat kombinasi kalimat majemuk setara atau
rapatan dengan kalimat majemuk bertingkat. Kalimat yang terdiri atas satu pola
utama dan sekurang-kurangnya dua pola bawahan atau sekurang-kurangnya dua pola
utama dan satu atau lebih pola bawahan.
Contoh:
Ketika kami sedang makan malam, Amir datang membawa sebungkus sate ayam dan
sepring gorengan hangat.
Klausa satu dan dua memiliki hubungan bertingkat dengan bentuk kalimat majemuk
bertingkat perluasan keterangan waktu.Hal ini ditandai dengan penggunaan
konjungsi [ketika] di awal kalimat.Klausa kedua dan ketiga ditandai dengan
konjungsi [dan].Penggunaan konjungsi tersebut tentunya menunjukkan hubungan
setara.
C. CIRI-CIRI
KALIMAT MAJEMUK
Ciri-ciri
kalimat majemuk setara:
1. Klausa pembentuknya dapat dipisahkan menjadi kalimat tunggal tanpa adanya
perubahan
maksud kalimat
2. Kedudukan pola-pola kalimat, sama derajatnya.
3. Penggabungannya disertai perubahan intonasi.
4. Menggunakan kata penghubung, yangbersifat kesetaraan.
5. Pola umum uraian jabatan kata : S-P+S-P
1)
Kalimat majemuk setara sejalan
(penambahan/penjumlahan)
Ciri :
a. Intonasi disertai kesenyapan antara.
b. Konjungsi atu kata penghubung: dan, serta, lagi pula,tambahan lagi, dan
sebagainya.
2) Kalimat
majemuk setara memilih (pemilihan
Ciri-ciri :
a. Ada kesenyapan antara
intonasi.
b. Penggunaan kata tugas: atau
3) Kalimat
majemuk setara perlawanan
Ciri-ciri:
a. Ada kesenyapan antara dalam intonasi.
b. Berkata tugas: tetapi, melainkan, padahal, sedangkan, dan sebagainya.
4) Kalimat
majemuk setara sebab akibat
Ciri-ciri:
a. Ada kesenyapan antara dalam intonasi.
b. Berkata hubung: sebab itu; karena, karena itu.
5 )
Kalimat majemuk setara menguatkan (penegasan)
Ciri-ciri:
a. Ada kesenyapan antara intonasi.
b. Berkata hubung: bahkan.
Ciri-ciri:
a. Ada kesenyapan antara intonasi.
b. Berkata hubung: bahkan.
Ciri-ciri
kalimat majemuk rapatan :
a. Ada kesenyapan antara intonasi.
b. Bagian pola kalimat baru, ada yang dibuang atau dirapatkan, sehingga merupakan kalimat minor.
c. Pola uraian, misalnya S. yang sama: S-P + ( ) – P
a. Ada kesenyapan antara intonasi.
b. Bagian pola kalimat baru, ada yang dibuang atau dirapatkan, sehingga merupakan kalimat minor.
c. Pola uraian, misalnya S. yang sama: S-P + ( ) – P
Ciri-ciri
kalimat majemuk bertingkat :
• Ada kesenyapan antara intonasi.
• Perluasan bagian kalimat tunggal membentuk pola baru.
• Bagian pola kalimat baru menjadi anak kalimat.
• Bagian yang tetap menjadi induk kalimat.
• Anak kalimat bergantung pada induk kalimat (bertingkat).
• Nama anak kalimat sesuai dengan bagian jabatan yang diperluas
• Ada kesenyapan antara intonasi.
• Perluasan bagian kalimat tunggal membentuk pola baru.
• Bagian pola kalimat baru menjadi anak kalimat.
• Bagian yang tetap menjadi induk kalimat.
• Anak kalimat bergantung pada induk kalimat (bertingkat).
• Nama anak kalimat sesuai dengan bagian jabatan yang diperluas
0 Response to "KALIMAT MAJEMUK"
Post a Comment