Ilmu mendidik teoritis dan praktis pedagogik
Thursday, 24 March 2016
Add Comment
ILMU MENDIDIK TEORITIS (PEDAGOGIK) DAN ILMU MENDIDIK PRAKTIS (PEDAGOGIK)
1.
Mendidik, Mengajar, Melatih
Pada hakekatnya pendidikan mengandung
tiga unsur yaitu mendidik, mengajar dan melatih. Ketiga istilah tersebut
memiliki pengertian yang berbeda. Tetapi secara sepintas mungkin menurut orang
awam dianggap sama pengertiannya. Dalam praktek sehari-hari dilapangan kita sering
mendengar kata-kata seperti: pendidikan olahraga, pengajaran olahraga, latihan
olahraga, pendidikan kemiliteran, pengajaran kemiliteran dan pelatihan
kemiliteran.
Dalam bahasa sehari-hari kita juga
sering mendengar kata-kata lain yang sering digunakan memelihara anak dan
mengurus anak. Memelihara anak dapat diartikan memberi perlindungan kepada anak
supaya lestari hidupnya. Perkataan demikian kadang-kadang dihubungkan dengan
perkataan memelihara ayam, memelihara anjing, memelihara ternak.Oleh karena itu
sebaiknya jangan dipakai kepada anak.Mendidik menurut Darji Darmodiharjo
menunjukkan usaha yang lebih ditujukan kepada pengembangan budi pekerti, hati
nurani, kecintaan, rasa kesusilaan, ketaqwaan dan sebagainya.
Mengajar berarti memberi pelajaran
tentang ilmu yang bermanfaat bagi perkembangan kemampuan berpikirnya, atau disebut
juga pendidikan intelektual.Intelek anak adalah kemampuan anak berpikir dalam
berbagai bidang kehidupan. Pengajaran atau pendidikan intelektual marupakan
bagian dari seluruh proses pendidikan, atau pengajaran mempunyai arti lebih
sempit dari pendidikan.
Lebih sempit lagi perkataan latihan,
seperti latihan menggambar, latihan membaca dan menulis, latihan naik sepeda,
latihan menembak dan sebagainya. Latihan ialah usaha untuk memperoleh
keterampilan dengan melatihkan sesuatu secara berulang-ulang, sehingga terjadi
mekanisasi atau pembiasaan.
Tujuan dari ketiga jenis kegiatan itu
juga berbeda. Mendidik ingin mencapai kepribadian yang terpadu, terintegrasi,
yang sering dirumuskan untuk mencapai kepribadian yang dewasa.
Tujuan pengajaran yang bersifat intelek
anak ialah supaya anak kelak sebagai orang dewasa memiliki kemampuan berpikir
seperti yang diharapkan dari orang dewasa secara ideal, yaitu mampu berpikir
logis, kritis, objektif, sistematis, analitis, integratif dan inovatif.
Tujuan latihan ialah untuk memperoleh
keterampilan tentang sesuatu. Keterampilan adalah sesuatu perbuatan yang
berlangsung secara mekanis, yang mempermudah kehidupan sehari-hari dan dapat
pula membantu proses belajar.
Jika kita perhatikan, kita temukan
gejala mendidik dalam pergaulan antara orang dewasa dengan anak (yang belum
dewasa), tetapi tidak setiap pergaulan dengan orang dewasa dan anak mengandung
arti mendidik, seperti bila seorang yang sedang berusaha supaya dagangannya
laku dibeli oleh anak sekolah.Bahkan pergaulan antara anak dengan orang dewasa
kadang-kadang tidak membawa anak ke tingkat yang lebih tinggi, misalnya ada
orang dewasa yang menjual gambar-gambar porno kepada anak-anak.Pendidikan hanya
ditujukan terhadap anak yang belum dewasa oleh orang yang telah mencapai kedewasaan
dengan tujuan yang positif dan konstruktif, supaya anak mencapai
kedewasaan.Jika tujuannya negatif dan tidak konstruktif bahkan destruktif hal
itu tidak dikatakan pendidikan, tetapi disebut “demagogi”.
Tujuan pendidikan adalah untuk mencapai
kedewasaan, oleh Hoogveld diartikan "agar dapat melaksanakan tugas
hidupnya secara mandiri".Kedewasaan menurut Langeveld diartikan sebagai
"kemampuan menentukan dirinya sendiri secara mandiri atas tanggungjawab
sendiri".
Anak hidup dalam berbagai situasi yang
mengandung segala kemungkinan; karena itu ia selalu memperoleh pengaruh oleh
berbagai faktor, dari rumah, sekolah, masyarakat secara luas dan pengaruh alam
sekelilingnya. Majalah, koran, atau buku-buku yang dibaca anak, film yang
dilihatnya, kawan-kawan sepermainan, sawah, ladang atau laut yang
mengelilinginya, semuanya berpengaruh terhadap perkembangannya. Tetapi segala
pengaruh tersebut walaupun bersifat positif dan konstruktif, tidak dapat
disebut pendidikan.Bila ada pendapat bahwa segala pengaruh positif disebut
pendidikan, pendapat itu dapat disebut "Panpedagogisme".Pendidikan
dalam ilmu mendidik, hanya kita batasi pada pengaruh yang dengan sengaja
diusahakan oleh orang dewasa terhadap anak yang belum dewasa; dan pengaruh
tersebut harus bersifat positif dan konstruktif.
2. Pentingnya
Pendidikan Bagi Manusia
Pendidikan merupakan suatu keharusan
bagi manusia karena pada hakikatnya
manusia lahir dalam keadaan tidak berdaya dan tidak langsung dapat
berdiri sendiri, dapat memelihara dirinya sendiri. Manusia pada saat lahir sepenuhnya
memerlukan bantuan orang tuanya, karena itu pendidikan merupakan bimbingan
orang dewasa mutlak diperlukan manusia.Pada hakekatnya anak merupakan titipan
Tuhan Yang Maha Esa kepada orang tuanya untuk mendidiknya, membesarkannya
menjadi manusia dewasa yang penuh tanggung jawab, terutama tanggung jawab
moral.
Pendidikan tidak saja berusaha
melimpahkan segala milik kebudayaan dari generasi sepanjang masa kepada
generasi muda, melainkan juga berusaha agar generasi yang akan datang dapat
mengembangkan dan meningkatkan kebudayaan ketaraf yang lebih tinggi. Dengan
insting yang ada pada manusia hanya merupakan modal pokok kemampuan yang
permulaan, yang memungkinkan manusia mempertahankan dan mengembangkan hidupnya.
Lebih tinggi lagi cita-cita manusia
sebagai individu menginginkan kehidupan ukhrawi yang baik, karena ia percaya,
bahwa setelah kehidupan duniawi, masih ada kehidupan lanjut alam rokhani. Dalam
rangka seluruh kegiatan pendidikan, pendidikan perlu memperhatikan segi-segi
kehidupan moral, religi dan kesehatan jiwa.Kadang-kadang usaha pendidikan
spiritual itu dapat hambatan atau gangguan dari munculnya nafsu dari instingnya
primitif.Oleh karena itu pendidikan membantu seorang individu dapat mengatasi
segala permasalahan hidup, mengatasi jenis konflik kejiwaan, meningkatkan
kemampuan individu menyesuaikan diri dengan lingkungan serta dengan segala
jenis masalah kesulitan dan perubahan nilai-nilai.
Manusia tidak saja hidup sebagai
individu yang mempunyai kebebasan dan hak-haknya sebagai individu, namun
manusia hidup pula dalam ikatan kerja sama dengan sesama manusia yang disebut
kehidupan bermasyarakat. Pendidikan dalam prakteknya berbentuk pergaulan antara
pendidik dan anak didik, namun tentu suatu pergaulan yang tertuju kepada tujuan
pendidikan yaitu manusia mandiri, memahami nilai, norma-norma susila dan
sekaligus mampu berperilaku sesuai dengan nilai-nilai, norma-norma tersebut.
Proses mempengaruhi adalah proses psiko social yang berlangsung antara individu
yang satu dengan individu yang lain karena manusia adalah makhluk sosial.
Menurut Jan Ligthart pendidikan itu
didasari oleh kasih sayang yang merupakan sumber bagi dua syarat yang lain yaitu kesabaran dan
kebijaksanaan. Sikap kesabaran sangat diperlukan untuk menghadapi anak karena
sikap tidak sabar atau lekas marah tidak akan menggairahkan kejiwaan anak. Lagi
pula hasil pendidikan kita tidak dapat dengan segera kita saksikan dalam satu
dua tahun.Hasil pendidikan, baru dapat kita nilai bila anak telah mencapai
kedewasaannya.
Mendidik sebagai proses terdapat dalam
pergaulan antara pendidik dan anak didik. Kedua individu terlibat dalam suatu
hubungan sosial yang dinamis dan sifatnya dipengaruhi dan mempengaruhi secara
timbal baik dan saling mengikat. Hasil
pendidikan bukan saja bergantung kepada pendidik, melainkan juga bergantung
kepada kondisi dan situasi anak didik sendiri. Bila anak didik tidak mengadakan
respons atau reaksi yang positif, aktif dan komunikatif serta kooperatif, usaha
pendidik tidak akan banyak hasilnya. Jika sebaliknya maka pendidik juga dapat
bereaksi negatif.Tetapi bila anak mengadakan reaksi, sangat bergantung kepada
sikap pendidiknya.
Dari pemaparan diatas, dikatakan bahwa
proses pendidikan terjadi dalam pergaulan antara pendidik dan anak didik, yang
melibatkan kedua pihak dalam suatu proses dinamika social-psikologi secara
timbal balik. Dalam kegiatan keterlibatan antara pendidik dan anak didik
sebagai proses pendidikan, terdapat suatu sistem saling mengikat, untuk
mencapai suatu tujuan, yang sering dirumuskan sebagai pencapaian kedewasaan
pada anak didik.
3.
Ilmu Mendidik Teoritis dan Ilmu Mendidik Praktis
Teori pendidikan pada hakikatnya sangat
penting karena pendidikan merupakan suatu kegiatan yang hanya dapat dilakukan
oleh manusia, memiliki lapangan yang sangat luas.Pendidikan sebagai suatu
kegiatan manusia, dapat kita amati sebagai suatu praktek dalam kehidupannya,
seperti halnya dengan kegiatan manusia yang lain misalnya kegiatan dalam
ekonomi, kegiatan dalam hukum, beragama dan sebagainya. Disamping itupula kita
dapat mengkaji pendidikan secara akademik, baik secara empirik (pengalaman),
yang bersumber dari pengalaman-pengalaman pendidikannya, maupun dengan
renungan-renungan, yang mencoba melihat makna pendidikan dalam suatu lingkup
yang lebih luas.Hal yang pertama dapat disebut praktek pendidikan, sedangkan
yang kedua disebut teori pendidikan.
Antara teori dan praktek pendidikan
merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan karena memiliki hubungan
komplementer (saling melengkapi), saling mengisi satu sama lainnya. Seperti
misalnya pelaksanaan pendidikan dalam keluarga, pendidikan di sekolah,
pendidikan di masyarakat, sehingga dapat dijadikan sumber dalam menyusun teori
pendidikan.Begitu sebaliknya suatu teori pendidikan sangat bermanfaat sebagai
suatu pedoman dalam melaksanakan praktek pendidikan.
Dalam prakteknya, memang ada orang yang
tidak mengetahui atau mempelajari suatu teori pendidikan, namun ia berhasil
membimbing anak-anaknya. Sebaliknya juga dapat terjadi, seorang ahli teori
pendidikan belum dapat dijamin bahwa ia akan menjadi pendidik yang baik, belum
dapat dijamin ia akan berhasil mendidik anaknya sendiri. Namun dari kasus
diatas, jangan dijadikan alasan bahwa tidak perlu atau tidak ada manfaatnya
apabila kita mempelajari teori pendidikan.Dalam hal ini J.H Gunning (Belanda)
pernah mengemukakan bahwa “teori tanpa praktek merupakan perbuatan yang amat
istimewa (genius), sebaliknya praktek tanpa teori bagi orang gila dan penjahat.
Namun menurut Gunning bagi kebanyakan pendidik perlu paduan mesra dari keduanya
(teori dan praktek).
Teori pendidikan (dalam hal ini
pedagogik), perlu dipelajari secara akademik (secara ilmiah di Perguruan
Tinggi), khususnya di Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) yang
mempersiapkan lulusannya untuk menjadi pendidik baik di sekolah maupun di luar
sekolah. Sebab kalau tidak dibekali
teori pendidikan, jangan sampai terjerumus seperti yang dikemukakan oleh
Gunning.
Ilmu pendidikan sebagai teori perlu
dipelajari, karena akan memberikan beberapa manfaat
a. Dapat dijadikan sebagai pedoman untuk mengetahui arah serta
tujuan mana yang akan dicapai.
b. Untuk menghindari atau sekurang-kurangnya mengurangi
kesalahan-kesalahan dalam praktek, karena dengan memahami teori pendidikan,
seseorang akan mengetahui mana yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan,
walaupun teori tersebut bukan suatu resep yang jitu.
c. Dapat dijadikan sebagai tolak ukur, sampai dimana seseorang telah berhasil melaksanakan
tugas dalam pendidikan.
Melaksanakan pendidikan merupakan tugas
moril yang tidak ringan.Ini berarti bahwa membuat kesalahan dalam mendidik
anak, walaupun tidak disengaja, dan walaupun kecil, tidak dapat kita anggap
sepeleh.Itikad baik pendidik dalam menunaikan tugasnya selalu berusaha untuk
mengurangi kesalahan-kesalahan atau membatasi kesalahan-kesalahan seminimal
mungkin.
Pada umumnya kesalahan-kesalahan teknis
dalam mendidik dengan akibat-akibat yang merugikan, tidak sukar dibetulkan atau
dikoreksi.Bentuk kesalahan mendidik yang kedua, ialah kesalahan yang bersumber
pada kepribadian pendidik sendiri, kesalahan ini tidak mudah dibetulkan, karena
mengoreksi struktur kepribadian seseorang tidaklah mudah dan untuk memperbaiki
kepribadian dan prilakunya memerlukan kesediaan dan kerelaan yang bersangkutan
serta memakan waktu yang lama.
Kesalahan mendidik yang ketiga ialah
kesalahan konseptual, yaitu dalam menjalankan proses pendidikan, pendidik
kurang menyadari bahwa kesalahannya dapat mempunyai akibat yang mendalam pada
anak didik. Sebagai contohnya pada umumnya orang tua kurang menyadari, bahwa
lima tahun yang pertama dalam kehidupan anak, merupakan dasar bagi perkembangan
kejiwaan dan nasib kehidupan selanjutnya, banyak orang tua mengira bahwa proses
mendidik itu harus dilakukan dengan banyak memberi nasihat dan sebagainya.
Dalam mempelajari teori pendidikan
yaitu teori tentang membimbing dan memperbaiki anak didik adalah cara yang
paling praktis.
0 Response to "Ilmu mendidik teoritis dan praktis pedagogik"
Post a Comment