Gaya Belajar
Thursday, 31 March 2016
Add Comment
Gaya Belajar
Rita Dunn (dalam Bobbi DePorter,1999:110) seorang pelopor dalam hal gaya
belajar, telah menemukan banyak variabel yang mempengaruhi gaya belajar
seseorang. Ini mencakup fisik, emosional, sosiologis, dan lingkungan. Sebagian
orang, misalnya, dapat belajar paling baik dengan cahaya yang terang, sedang
sebagian yang lain dengan pencahayaan yang suram. Ada orang yang belajar paling baik secara
kelompok, sedang yang lain lagi memilih adanya figur otoriter seperti orang tua
atau guru, yang lain lagi merasa bahwa bekerja sendirilah yang paling efektif
bagi mereka. Sebagian orang memerlukan musik sebagai latar belakang, sedang
yang lain hanya dapat berkonsentrasi dalam ruangan sepi. Ada orang yang
memerlukan lingkungan kerja yang teratur dan rapi, tetapi yang lain lagi lebih
suka menggelar segala sesuatunya supaya semua dapat terlihat.
Michael Grinder (dalam Bobbi DePorter:1999,112) pengarang Righting the Education
Conveyor Belt, telah mengajarkan gaya-gaya belajar dan mengajar kepada
banyak instruktur. Ia mencatat bahwa dalam setiap kelompok yang terdiri dari
tiga puluh siswa, sekitar dua puluh dua orang mampu belajar secara cukup
efektif dengan cara visual, auditorial,
dan kinestetik sehingga mereka tidak membutuhkan perhatian khusus. Dari sisa
delapan orang, sekitar enam orang memilih satu modalitas belajar dengan sangat
menonjol melebihi dua modalitas lainnya. Sehingga, setiap saat mereka selalu
harus berusaha keras untuk memahami perintah, kecuali jika perhatian khusus diberikan
kepada mereka dengan menghadirkan cara yang mereka pilih. Dua orang siswa lainnya mempunyai kesulitan
belajar karena sebab-sebab
eksternal.
Coop (dalam Sitti M Amin, 2000:2) mengemukakan bahwa, setiap individu
tentu berbeda, meskipun keduanya kembar. Dengan kata lain tidak ada individu
yang sama dalam segala hal. Para pendidik dan ahli psikologi sudah lama
mengetahui dan mempelajari adanya perbedaan individu. Mereka melihat beberapa
variabel yang menyebabkan adanya perbedaan individu tersebut, baik dari segi
keperibadian, gaya kognitif, atau intelektual. Salah satu komponen yang menarik
dalam pemrosesan informasi adalah gaya kognitif yang dalam penelitian ini
istilah yang digunakan adalah gaya belajar. Gaya belajar mengacu pada
konsistenan pengolahan yang ditunjukkan secara individual dalam merespon
berbagai jenis situasi. Pengertian gaya belajar juga dikemukakan oleh beberapa
ahli lain, diantaranya: Woolfolk (1993:128) mengemukakan bahwa gaya belajar
merupakan perbedaan cara dalam menerima dan menyusun informasi; Shuell (dalam
Woolfolk, 1993:129) mengatakan bahwa gaya belajar berada diantara kemampuan
mental dan personality; Good (1990:610) mengatakan bahwa gaya belajar mengacu
pada seseorang mengolah informasi dan menggunakan strategi untuk merespon
tugas; Sitti M Amin (2000:1) mengatakan bahwa jika seseorang berada dalam suatu
lingkungan, gaya belajar akan berpengaruh pada cara bersosialisasi dan kualitas
pribadi orang tersebut. Dengan kata lain gaya belajar mengacu pada pendekatan
intelektual atau strategi dalam menyelesaikan suatu masalah. Pendekatan
intelektual dapat berupa cara menganalisis pengkategorian stimulus, sedangkan
strategi penyelesaian masalah dapat berupa cara menganalisis kejadian-kejadian
disekitarnya. Konsep inilah yang menyebabkan banyak ahli psikologi berusaha
menjembatani kesenjangan antara faktor personality dan performance individu.
Gaya belajar merupakan konsep terpadu yang dapat digunakan untuk membantu
mengatasi kesenjangan antara faktor personality dan performance.
Gaya belajar sering digunakan oleh banyak peneliti psikologi untuk
menyatakan perbedaan cara yang digunakan baik oleh anak-anak maupun orang
dewasa dalam menghadapi suatu masalah atau kejadian khusus. Setiap ahli
psikologi mempunyai perbedaan dalam mendefinisikan gaya belajar. Berikut akan
disajikan konsep gaya belajar yang dikemukakan Gregorc sebagai berikut:
Gregorc
(dalam C.U.Tobias 2000:16) mengatakan bahwa ada dua sudut pandang yang menjadi
fokus perhatian sehubungan dengan gaya belajar, yaitu: persepsi dan pengaturan/penyusunan.
Persepsi dapat diartikan sebagai cara seseorang menerima informasi, setiap
orang cenderung untuk memandang dunia berdasarkan cara pemahaman masing-masing
sebagai individu. Cara seseorang memandang sesuatu disebut persepsi. Persepsi mempengaruhi
apa yang dipikirkan, bagaimana membuat keputusan dan bagaimana mendefinisikan.
Persepsi juga menentukan kemampuan belajar atau gaya belajar seseorang.
Berkaitan dengan kualitas persepsi, dikenal istilah persepsi konkret dan
persepsi abstrak.
Persepsi
konkret menyangkut penyimpanan informasi secara langsung melalui indera.
Sewaktu menggunakan kemampuan konkret, seseorang berurusan dengan apa yang
nyata/jelas. Bukan mencari arti yang tersembunyi atau mencoba untuk
menghubungkan konsep-konsep. Kalimat kunci untuk kualitas persepsi konkret ini
adalah “sesuatu adalah seperti adanya “.
Persepsi
abstrak memungkinkan untuk memvisualisasikan konsep–konsep yang ada dalam
pikiran sehingga melahirkan ide, mengerti atau percaya apa yang tidak dapat
dilihat atau dijangkau oleh indera. Unsur-unsur yang paling berperan adalah
intuisi, intelektual, dan imaginasi. Seseorang melihat melalui apa adanya,
sampai kepada implikasi yang lebih halus.
Kalimat kunci untuk kualitas persepsi abstrak adalah “sesuatu
tidaklah selalu seperti yang terlihat apa adanya”.
Selanjutnya pengaturan/penyusunan merupakan cara seseorang
menggunakan informasi yang dipersepsikan. Menurut Gregorc, kemampuan mengatur
juga terdiri atas dua bagian, yaitu:
pengaturan sekuensial (teratur, menurut suatu aturan bertahap)
dan pengaturan random (acak, yang mana saja). Kalimat kunci untuk
pengaturan sekuensial adalah “ikutilah prosedur atau langkah-langkah yang
ada”, sedang kalimat kunci untuk
pengaturan random adalah “lakukan saja”.
Dari uraian di atas Gregorc mengungkapkan empat kombinasi persepsi dan
pengaturan yang paling dominan, yang selanjutnya disebut gaya belajar dan tidak
ada satu individu hanya mempunyai satu gaya belajar. Setiap individu (orang)
mempunyai gaya yang dominan dan beberapa gaya yang merupakan paduan unik antara
kelebihan dan kemampuan bawaan seseorang. Adapun keempat gaya belajar tersebut
adalah sebagai berikut:
1.
Gaya belajar Sekuensial Konkret (SK)
2.
Gaya belajar Sekuensial Abstrak (SA)
3.
Gaya belajar Random Konkret (RK)
4. Gaya belajar Random Abstrak ( RA)
Dari pendapat Gregorc tentang gaya belajar di atas, dapat memberikan
pemahaman kepada penulis, bahwa gaya belajar merupakan aktifitas dalam diri
seseorang yang didominasi oleh otak akibat adanya respon atau stimulus dari
luar, hal ini juga merupakan salah satu alasan peneliti untuk mengambil gaya
belajar MG sebagai acuan dalam pengembangan instrumen gaya belajar matematika
selain karena gaya belajar MG masih dalam bentuk gaya belajar umum, melalui
penelitian kepustakaan (library research).
0 Response to "Gaya Belajar"
Post a Comment