5 Cara Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Saturday, 17 December 2016
Add Comment
5 Cara Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa_ Defenisi keterampilan berpikir kritis, Kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan kemampuan menghubungkan, memanipulasi, dan mentransformasi pengetahuan serta pengalaman yang sudah dimiliki untuk berpikir secara kritis dan kreatif dalam upaya menentukan keputusan dan memecahkan masalah pada situasi baru. Menurut Jonson (dalam Emi Rofiah,2013). Kemampuan berpikir kritis adalah sebuah proses terorganisasi yang memungkinkan peserta didik mengevaluasi bukti, asumsi, logika, dan bahasa yang mendasari pemikiran orang lain.
Aktivitas manusia tidak lepas dari kemampuan untuk berpikir, karena hal tersebut merupakan suatu ciri yang membedakannya dengan makhluk hidup lainnya. Berpikir kritis memcakup keterampilan menafsirkan dan menilai, pengamatan, informasi, dan argumentasi. Berpikir kritis meliputi pemikiran dan penggunaan alasan logis, mencakup keterampilan membandingkan, mengklasifikasi, menghubungkan sebab akibat, mendeskripsikan pola, membuat analogi, menyusun rangkaian, memberi alasan secara deduktif dan induktif, peramalan, perencanaan, perumusan hipotesis dan penyampaian kritik. Berpikir kritis mencakup penentuan tentang makna dan kepentingan dari pada apa yang dilihat atau dinyatakan, penilaian argumen, pertimbangan bagaimana kesimpulan ditarik berdasarkan bukti-bukti pendukung yang memadai (Sohrah S, 2015). Berpikir kritis kadang-kadang dirujuk sebagai berpikir “kritis-kreatif”.
Baca juga:
Ada dua alasan berkaitan dengan hal ini. Pertama, istilah berpikir kritis kadang-kadang dianggap agak bernada negatif, seolah-olah satu-satunya minat seseorang adalah mengkritik secara tajam argumen dan gagasan orang lain. Alasan kedua supaya mahir dalam mengevaluasi argumen dan gagasan kita acapkali harus imajinatif dan kreatif mengenai kemungkinan-kemungkinan lain, pertimbangan-pertimbangan alternatif, berbagai pilihan, dan sebagainya. Supaya bisa menilai setiap isu dengan baik, tidak cukup hanya dengan melihat kesalahan-kesalahan pada apa yang orang lain katakan. Karena kedua alasan ini, menurut beberapa ahli ingin berbicara tentang berpikir krits “kritis-kreatif” untuk menekankan aspek-aspek positif dan imajinatif dari berpikir kritis.
Singkatnya, berpikir kritis adalah sejenis berpikir kreatif dan yang secara khusus berhubungan dengan kualitas pemikiran atau argumen yang disajikan untuk mendukung suatu keyakinan atau rentetan tindakan. Berpikir kriti adalah aktivitas terampil, yang bisa dilakukan dengan lebih baik atau sebaliknya, dan pemikiran kritis yang baik akan memenuhi beragam standar intelektual, seperti kejelasan, relevansi, kecukupan, koherensi (Fisher, 2009).
Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang mencakup kecendrungan dan keterampilan kognitif untuk memecahkan masalah, memformulasi kesimpulan, menghitung kemungkinan, dan membuat keputusan apa yang harus diyakini atau dilakukan. Pentingnya berpikir kritis sebenarnya telah dibuktikan semenjak zaman Socres. Bahkan, pada kegiatan ilmiah juga mempersyaratkan pemikiran yang kritis, sangat mengejutkan melihat sedikitnya lulusan mahasiswa yang dapat menunjukkan kemampuannya untuk berpikir tingkat tinggi. Ketidakmampuan output pembelajaran untuk berpikir kritis telah menjadi isu nasional yang harus ditanggulangi (Hardianti, 2013).
Sedangkan, Rudinow & Barry (dalam Fisher 2009) mendefinisikan berpikir kritis sebagai sebuah proses yang menekankan sebuah basis kepercayaan-kepercayaan yang logis dan rasional, dan memberikan serangkaian standar dan prosedur untuk menganalisis, menguji dan mengevaluasi. Berpikir kritis adalah metode berpikir mengenai hal, substansi atau masalah untuk meningkatkan kualitas pemikirannya. Berpikir kritis juga diartikan sebagai aktivitas terampil yang menuntut interpretasi dan evaluasi terhadap observasi, komunikasi, dan sumber–sumber informasi lainnya (Fisher, 2008).
Berpikir kritis merupakan sebuah proses yang terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental seperti memecahkan masalah,mengambil keputusa, membujuk, menganalisis asumsi, dan melakukan penelitian ilmiah. Berpikir kritis adalah kemapuan untuk mengevaluasi secara sistematis bobot pendapat pribadi dan pendapat orang lain. Pada prinsipnya, orang yang mampu berpikir kritis adalah orang yang tidak begitu saja menerima atau menolak sesuatu. Mereka akan mencermati, menganalisis, Dan mengevaluasi informasi sebelum menentukan bagaimana mereka menerima atau menolak informasi. Jika belum memiliki cukup pemahaman, maka mereka juga mungkin menangguhkan keputusan mereka tentang informasi itu (Johnson dalam Sohrah S, 2015).
Berpikir kritis adalah berpikir dengan baik, dan merenungkan tentang dimotivasi oleh keinginan untuk menemukan jawaban dan mencapai pemahaman. Pemikir kritis meneliti proses berpikir mereka sendiri dan proses berpikir orang lain untuk mengetahui apakah proses berpikir mereka masuk akal. Mereka mengevaluasi pemikiran tersirat dari apa yang mereka dengar dan baca, serta mereka meneliti proses berpikir mereka sendiri saat menulis, memecahkan masalah, membuat keputusan untuk mengembangkan sebuah proyek. Berpikir kritis memungkinkan peserta didik untuk menemukan kebenaran ditengah banjir kejadian dan informasi yang mengelilingi mereka setiap hari (Johnson E, 2002). Dalam hal berpikir kritis, peserta didik dituntut menggunakan strategi kognitif tertentu yang tepat untuk menguji keandalan gagasan pemecahan masalah dan mengatasi kesalahan atau kekurangan.
Berpikir kritis adalah berpikir dengan baik, dan merenungkan tentang dimotivasi oleh keinginan untuk menemukan jawaban dan mencapai pemahaman. Pemikir kritis meneliti proses berpikir mereka sendiri dan proses berpikir orang lain untuk mengetahui apakah proses berpikir mereka masuk akal. Mereka mengevaluasi pemikiran tersirat dari apa yang mereka dengar dan baca, serta mereka meneliti proses berpikir mereka sendiri saat menulis, memecahkan masalah, membuat keputusan untuk mengembangkan sebuah proyek. Berpikir kritis memungkinkan peserta didik untuk menemukan kebenaran ditengah banjir kejadian dan informasi yang mengelilingi mereka setiap hari (Johnson E, 2002). Dalam hal berpikir kritis, peserta didik dituntut menggunakan strategi kognitif tertentu yang tepat untuk menguji keandalan gagasan pemecahan masalah dan mengatasi kesalahan atau kekurangan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis merupakan proses mental yang terorganisir dan sistematis untuk memecahkan masalah, menganalisis informasi, dan memformulasi kesimpulan serta membuat suatu keputusan apa yang harus dilakuka.
Klasifikasi keterampilan berpikir kritis siswa
Seorang anak dapat memiliki tiga kecerdasan, yaitu kecerdasan isi, kecerdasan emosional, dan kecerdasan memproses. Beberapa keterampilan berpikir yang dapat meningkatkan kecerdasan memproses adalah keterampilan berpikir kritis, keterampilan berpikir kreatif, keterampilan mengorganisir otak, dan keterampilan analisis. Fisher (dalam Sohrah S, 2015) membagi strategi berpikir kritis ke dalam tiga jenis, yaitu: strategi afektif, kemampuan makro, dan keterampilan mikro.
Ketiga jenis strategi intu satu sama lain saling berkaitan. Pertama, strategi afektif bertujuan untuk meningkatkan berpikir independen dengan sikap menguasai atau percaya diri. Peserta didik didorong untuk mengembangkan kebiasaan self questioning. Kedua, kemampuan makro adalah proses yang terlibat dalam berpikir, mengorganisasikan keterampilan dasar yang terpisah pada saat urutan yang diperluas dari pikiran, tujuannya tidak untuk menghasilkan suatu keterampilan-keterampilan yang saling terpisah, tetapi terpadu dan mampu berpikir komprehensif. Ketiga, keterampilan mikro adalah keterampilan yang menekankan pada kemampuan global. Berikut 5 Cara Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dari masing-masing aspek berpikir kritis yang berkaitan dengan materi pelajaran:
5 Cara Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
a.Memberikan penjelasan sederhana
Memberikan penjelasan sederhana, yang meliputi; memfokuskan pertanyaan, menganalisis pertanyaan, bertanya dan menjawab tentang suatu penjelasan atau tantangan.
b. Membangun keterampilan dasar
Membangun keterampilan dasar, yang meliputi; mempertimbangkan bagaimana sumber dapat dipercaya, mengamati dan mempertimbangkan suatu laporan hasil observasi.
c. Menyimpulkan
Menyimpulkan, yang meliputi; mendeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi, menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi , membuat dan menentukan nilai pertimbangan.
d. Memberikan pertimbangan lanjut
Memberikan pertimbangan lanjut, yang meliputi; mendefinisikan istilah dan pertimbangan definisi dalam tiga dimensi, serta mengidintifikasi asumsi.
e. Mengatur strategi dan taktik
Mengatur strategi dan taktik, yang meliputi: menetukan tindakan dan berinteraksi dengan orang lain.
Demikianlah 5 Cara Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa, seorang guru yang hendak berupaya memunculkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa sebaiknya mampu menguasai atau memahami 5 Cara Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa agar hasil dari upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa bisa maksimal.
0 Response to "5 Cara Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa"
Post a Comment