PENGERTIAN MENULIS
Monday, 11 April 2016
Add Comment
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ada empat keterampilan yang harus dikuasai oleh siswa yaitu keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis (Depdiknas, 2006: 22). Keempat keterampilan tersebut satu dengan yang lainnya saling berkaitan melalui aturan yang teratur. Umumnya keterampilan menyimak mendahului keterampilan berbicara kemudian keterampilan membaca dan terakhir keterampilan menulis. Hal ini sejalan pendapat (Tarigan: 1985) yang mengatakan bahwa, secara umum keterampilan menyimak dan berbicara dimulai usia pra sekolah sedangkan keterampilan membaca dan menulis setelah memasuki bangku sekolah.
Memiliki kemampuan menulis tentu
saja memungkinkan manusia mengkomunikasikan ide, penghayatan dan pengalaman
kepada orang lain. Kemampuan menulis ini dimiliki melalui latihan dan bimbingan
yang intensif yang sudah mesti dilatihkan di sekolah dasar.
Menulis adalah menurunkan,
menirukan atau melukiskan lambing-lambang grafik yang menggambarkan suatu
bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain tersebut dapat membaca
lambing-lambang grafik tersebut, sehingga mereka dapat memahami bahasa dan
gambaran grafik itu (Tarigan, 1985: 2). hal ini sejalan dengan Aburrahman dan
Waluyo (2000: 23) bahwa, menulis adalah penggambaran visual tentang pikiran,
perasaan, dan ide dengan menggunakan bahasa tulis untuk keperluan komunikasi atau
menyampaikan pesan tertentu.
Pengertian menulis juga
dikemukakan oleh Suparno dan Yunus (2007: 4) dinyatakan bahwa, menulis adalah
aktivitas menyampaikan pesan dengan menggunakan sebagai tulisan sebagai
medianya.
Dari beberapa pendapat diatas
menunjukkan bahwa dengan tulisan dapat terjadi komunikasi antara penulis dan
pembaca, hal ini dapat terjadi apabila penulis dan pembaca memahami
lambing-lambang grafik yang dipergunakan untuk menulis tersebut. Misalnya
seseorang dapat dikatakan sedang menulis huruf latin jika seseorang tersebut
memahami lambang, grafik dari huruf latin tersebut, demikian pula seseorang
dapat dikatakn sedang menulis huruf arab kalau orang tersebut memahami lambang
dan grafik dari huruf arab. Dalam hal ini seseorang tidak dapat dikatakan sedang
menulis huruf latin atau huruf arab jika orang tersebut tidak memahami lambang,
gafik dari kedua huruf tersebut.
Dengan demikian jelaslah antara
menulis dan melukis lambing-lambang grafik sangat berbeda. Menurut Tarigan
(198: 24) bahwa:
“Seseorang menulis bukan hanya melukiskan
lambang-lambang gafik bahasa tertentu tetapi orang tersebut harus mamahami
makna dari lambang-lambang grafik tersebut. Sedangkan orang yang melukiskan
lambang-lambang grafik tidak dituntut harus memahami arti dari lambing-lambang
grafik yang dilukiskannya, karena lukisan bukan untuk dibaca orang lain
melainkan untuk dinikmati keindahannya”.
1. Tujuan
Menulis
Abdurrahman dan Waluyo (2000:
223) menyatakan bahwa, tujuan menulis siswa di sekolah dasar untuk menyalin,
mencatat, dan mengerjakan sebagaian besar tugas-tugas yang dibeikan di sekolah
dengan harapan melatih keterampilan berbahasa dengan baik. Graves (dalam
Akhadia, 1991 : 14-15) menyatakan bahwa, dengan menguasai keterampilan menulis
siswa dapat: (a) meningkatakn kecerdasannya, (b) mengembangkan daya inisiatif
dan keatif, (c) menumbuhkan keberanian dan (d) dapat mendorong motivasi anak
untuk mencari dan menemukan infomasi.
Dari beberapa tujuan menulis di
atas, terlihat bahwa menulis adalah salah satu keterampilan yang mutlak harus
dimiliki oleh anak sekolah dasar, sesudah keterampilan menyimak dan berbicara.
Syafe’Ie (1989: 256) menyatakan bahwa, kemampuan dan keterampilan baca tulis
harus segera dikuasai oleh siswa karena kemampuan dan keterampilan ini secara
langsung berkaitan dengan seluruh kegiatan proses belajar mengajar di sekolah
dasar.
Menulis dapat dipandang sebagai
rangkaain aktivitas yang fleksibel. Rangkaian aktivitas yang fleksibel maksudnya
meliputi pra menulis, menulis draf, revisi penyuntingan, dan publikasi atau
pembahasan. Perkembangan anak dalam menulis permulaan juga terjadi secara
perlahan-lahan, dalam tahap ini anak perlu mendapat bimbingan dalam memahami
dan menguasai cara mentransfer pikiran kedalam tulisan.
2. Tahap Perkembangan
Tulisan.
Rofiudin, dkk (1988)
mengidentifikasi adanya beberapa tahap perkembangan tulisan yang dialami anak
yaitu : prafonemik, fonemik, tahap awal, nama huruf, transisi dan menguasai.
1.
Prafonemik.
Dalam tahap prafonemik anak sudah
mengenali bentuk dan ukuran tetapi dia belum dapat menggabungkan huruf untuk
menulis kata, dia belum menguasai prinsip-prinsip fenotik yakni huruf mewakili
bunyi-bunyi yang membentuk kata. Bimbingan yang perlu diberikan kepada anak
yang berada pada tahap ini dapat berupa dibacakan dengan keras-keras kata-kata
yang dekat dengan dunia anak, membacakan judul atau label yang dekat dengan
dunia anak, memberikan contoh penulisan huruf dan jelaskan bentuk serta
ukurannya.
2.
Fonemik.
Dalam tahap fonemik awal ini anak
sudah mulai mengenal pinsip-prinsip fonetik, mengetahui cara kerja tulisan
tetapi keterampilan mengoperasikan prinsip fonetik masih sangat terbatas.
Akibat terbatasnya keterampilan ini, anak seringkali menuliskan kata dengan
satu atau dua huruf saja. Bimbingan yang dapat diberikan pada tahap ini adalah
mengajak anak memasuki dunia tulis (misalnya dengan memperkenalkan
barang-barang cetak yang diminati anak), kegiatan bimbingan difokuskan pada
memantapkan konsep kata dalam diri anak, tehnik yang ditempuh membacakan buku
yang sangat dekat dengan dunia anak, fokuskan kepada kata-kata tertentu, beri
kesempatan kepada anak untuk menuliskan apa saja yang ditulis, yakinkan bahwa
anak dapat menulis, hindarkan anak dari rasa takut membuat kesalahan dalam
menulis.
3.
Tahap Nama Huruf.
Dalam tahap nama huruf (menguasai
huruf) anak mulai dapat menerapkan prinsip fonetik, dia sudah dapat menggunakan
huruf-huruf untuk mewakili bunyi-bunyi yang membentuk suatu kata. Tulisan yang
dihasilkan sering kali belum dapat dibaca, termaksud oleh anak itu sendiri.
Bimbingan yanag dapat diberikan kepada anak yang berada pada tahap ini adalah :
latihan penulisan kata/kelompok, kata serta cara mengucapkannya, menunjukkan
contoh-contoh penulisan yang tidak tepat dengan memanfaatkan kamus, mencatat
kata-kata yang sering dijumpai dalam kegiatan membaca.
4.
Tahap
Transisi.
Dalam tahap transisi ini
penguasaan anak terhadap sistem tata tulis semakin lengkap. Meskipun belum
konsisten dia sudah dapat menggunakan ejaan dan tanda baca dalam menulis,
khusunya pemberian spasi antar kata. Bimbingan yang dapat diberikan kepada anak
dalam tahap ini difokuskan pada penguasaan pola dan sistem tata tulis, kegiatan
bimbingan dapat berupa memperkenalkan aturan tata tulis, cara mengucapkan kata,
cara menulis, dan maknanya dalam konteks, menelaah kesalahan-kesalahan
penulisan yang dilakaukan pada temannya.
5.
Tahap
Menguasai.
Dalam tahap ini anak sudah dapat
menerapkan dengan baik semua sistem tata tulis. Dari tahap perkembangan tulisan
ini Hastuti (1992 : 60) menyatakan bahwa: Persyaratan seseorang untuk memiliki
kemampuan menulis adalah (1) kesatuan gagasan yang harus dimiliki oleh calon
penulis, (2) kemampuan menulis kalimat atau lebih cepatnya menulis kalimat
dengan jelas dan efektif (berdaya guna), (3) keterampilan menyusun paragraph
atau alinea, (4) menguasai tehnik penulisan seperti tanda baca, (5) memiliki
sejumlah kata yang diperlukan.
3.
Manfaat dan Peranan Menulis.
Kemampuan menulis permulaan
memiliki manfaat terutama pada kemampuan menulis lanjutan yang berhubungan
dengan proses belajar mengajar, manfaat tersebut antara lain :
a.
Memperluas
dan meningkatkan pertumbuhan kosa kata.
b.
Meningkatakan
kelancaran tulis menulis dan menyusun kalimat
c.
Sebuah
karangan pada hakikatnya berhubungan bahasa dan kehidupan.
d.
Kegiatan
tulis menulis meningkatkan kemampuan untuk pengaturan dan pengorganisasian.
e.
Mendorong
calon penulis terbiasa mengembangkan suatu gaya penulisan pribadi dan terbiasa mencari
pengorganisasian yang sesuai dengan gagasannya sendiri.
Jadi menulis memiliki peranan dan
kedudukan yang sangat penting dalam pengajaran berbahasa di sekolah dasar
karena hanya dengan keterampilan menulislah para siswa akan mampu berbahasa Indonesia
yang baik dan benar, hal ini disebabkan karena keempat keterampilan berbahasa
yaitu : menyimak, berbicara, membaca dan menulis merupakan satu kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan satu sama lain, tetapi hanya dapat dibedakan.
Keterampilan yang satu, bergabung kepada keterampilan yang lainnya, misalnya
seseorang dapat berbicara karena ia mampu menyimak atau terampil membaca dan
menulis demikian pula seseorang terampil menulis kalau terampil menyimak,
berbicara dan membaca.
Apabila kita kaitkan keempat
komponen keterampilan bebahasa dan tujuan kokurikuler pengajaran bahasa
Indonesia di sekolah dasar ternyata memiliki kaitan yang sangat erat, oleh
karena itu siswa sekolah dasar diharapkan menguasai keterampilan berbahasa
secara lengkap. Tidak dikatakan siswa mampu berbahasa yang baik dan benar bila
mereka hanya terampil menyimak, berbicara dan membaca, tetapi tidak terampil
menulis. Jelaslah keterampilan menulis harus benar-benar diperhatikan di
sekolah dasar karena hanya dengan cara itu kita dapat mencetak para siswa
sekolah dasar agar memiliki kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar.
Dari kemampuan-kemampuan yang
diperlukan itu selalu melalui proses yang panjang sebelum sampai pada tingkat
mampu menulis. Siswa harus memulai dari tingkat awal, tingkat permulaan, mulai
dari pengenalan lambang-lambang bunyi. Pengetahuan dan ketarampilan yang
diperoleh pada tingkat permulaan pada pembelajaran menulis permulaan. Apabila
dasar itu baik, maka diharapkan hasil pengembangan akan baik pula, dan apabila
dasar itu kurang baik atau lamban akan dapat diperkirakan hasil pengembangannya
akan kurang baik pula. Mengingat hal itu, maka selayaknya pembelajaran menulis
permulaan mendapat perhatian yang mendalam dari guru. Dengan demikian bahwa
pengajaran menulis di sekolah dasar merupakan salah satu komponen yang turut
menentukan dalam mencapai tujuan pengajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar
terutama dalam usaha menjadikan siswa sekolah dasar memiliki kemampuan
berbahasa Indonesia
yang baik dan benar.
0 Response to "PENGERTIAN MENULIS"
Post a Comment