JENIS-JENIS PENELITIAN LENGKAP
Tuesday, 8 March 2016
Add Comment
Kegiatan di bidang
ilmu pengetahuan dan pendidikan merupakan dua kegiatan yang terpadu erat. Maka
tugas ilmu pengetahuan dan penelitian dapat dinyatakan secara terpadu pula.
Terdapat berbagai jenis penelitian dalam ilmu pendidikan, dan berikut
jenis-jenis penelitian pendidikan yang ada.
1. Menurut
Penggunaannya
Jenis penelitian bila dilihat dari segi
penggunaannya dapat digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu:
a. Penelitian Dasar atau Penelitian Murni
LIPI
memberi definisi penelitian dasar adalah setiap penelitian yang bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan ilmiah atau untuk menemukan bidang penelitian baru
tanpa suatu tujuan praktis tertentu. Artinya kegunaan hasil penelitian tidak
segera dipakai, namun untuk waktu jangka panjang akan segera dipakai.
Gay
(dalam Sugiyono, 2009; 9) menyatakan bahwa penelitian dasar bertujuan untuk
mengembangkan teori dan tidak memperhatikan kegunaan yang langsung bersifat
praktis. Senada dengan pendapat tersebut, Suriasumantri (dalam Sugiyono, 2009; 9)
berpendapat bahwa penelitian dasar atau murni adalah penelitian yang
bertujuan menemukan pengetahuan baru yang sebelumnya belum pernah
diketahui.
b. Penelitian Terapan
Batasan
yang diberikan LIPI bahwa setiap penelitian terapan adalah setiap
penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ilmiah dengan suatu
tujuan praktis. Berarti hasilnya diharapkan segera dapat dipakai untuk
keperluan praktis. Misalnya penelitian untuk menunjang kegiatan pembangunan
yang sedang berjalan, penelitian untuk melandasi kebijakan pengambilan
keputusan atau administrator. Senada dengan pendapat tersebut, Gay (dalam
Sugiyono, 2009; 9) berpendapat bahwa penelitian terapan adalah penelitian yang
dilakukan dengan tujuan menerapkan, menguji dan mengevaluasi kemampuan suatu
teori yang diterapkan dalam memecahkan masalah-masalah praktis.
Suriasumantri
(dalam Sugiyono, 2009;9) menyatakan bahwa penelitian terapan bertujuan untuk
memecahkan masalah-masalah kehidupan praktis. Sehingga, hubungan penelitian
murni dan penelitian terapan sangat erat, karena penelitian murni/dasar
berkenaan dengan penemuan dan pengembangan ilmu, setelah ilmu tersebut
digunakan untuk memecahkan masalah, maka penelitian tersebut akan menjadi
penelitian terapan.
2. Menurut
Metodenya
Jenis
penelitian dilihat pula dari segi metodenya sebagai berikut:
a. Penelitian Historis
Penelitian
historis atau penelitian sejarah adalah kegiatan penelitian yang
difokuskan untuk menyelidiki, memahami, dan menjelaskan keadaan yang telah
lalu. Tujuan penelitian historis adalah untuk merumuskan kesimpulan mengenai
sebab-sebab, dampak, atau perkembangan dari kejadian yang telah lalu yang dapat
dipergunakan untuk menjelaskan kejadian sekarang dan mengantisipasi kejadian yang
akan datang. Contohnya penelitian untuk mengetahui bagaimana perkembangan
peradaban masyarakat tertentu, penelitian tentang mengapa suatu produk dimasa
lalu menjadi andalan.
b. Penelitian Survey
Penelitian
survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar atau kecil
tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi.
Senada dengan pendapat tersebut, prasetyo (2005;49) berpendapat bahwa
penelitian survey umumnya dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi dari pengamatan
yang tidak mendalam. Jika sampel yang diambil adalah representatif maka
generalisasinya kuat. Contoh penelitian tentang kecenderungan masyarakat
dalam memilih pemimpinnya, penelitian pengaruh anggaran pendidikan
terhadap kualitas SDM di negeri ini, penelitian tentang kecenderungan konsumem
dalam memilih suatu jenis produk.
c. Penelitian Ex Post Facto
Penelitian
Ex Post Facto adalah penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang
telah terjadi dan kemudian merunut kebelakang guna mengetahui
faktor-faktor penyebab timbulnya kejadian. Penelitian ini menggunakan
logika jika x maka y. Namun
demikian dalam penelitian tidak dilakukan manipulasi variabel. Contohnya
penelitian untuk mengungkapkan sebab terjadinya kerusuhan disuatu daerah,
penelitian tentang sebab terjadinya banyak siswa yang tidak lulus ujian,
penelitian tentang sebab banyaknya produk yang tidak terjual.
d. Penelitian Eksperimen
Penelitian
Eksperimen adalah penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu
terhadap variabel lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat. Ada empat
bentuk eksperimen yaitu pre experimenta: true experimental, factorial, dan
quasi experimental. Contoh penelitian mengenai pengaruh penggunaan
metode mengajar A terhadap hasil belajar siswa, penelitian tentang pengaruh
metode promosi terhadap jumlah penjualan, dan lain-lain.
e. Penelitian
Evaluasi (evaluation research)
Penelitian
evaluasi adalah penelitian yang diharapkan dapat memberikan masukan atau
mendukung pengambilan keputusan tentang nilai relatif dari dua atau lebih
alternatif tindakan. Jadi penelitian evaluasi adalah penelitian yang
dilakukan untuk pengambilan keputusan. Contoh penelitian tentang
efektivitas pelaksanaan KBK di sekolah X, penelitian tentang kebijakan link and
match, dan lain-lain.
f. Penelitian
Pengembangan (research development)
Penelitian
pengembangan adalah merupakan penelitian untuk mengembangkan produk
sehingga produk tersebut menjadi lebih baik. Tujuan penelitian
pengembangan bukan untuk memformulasi atau menguji hipotesis,
melainkan untuk mendapatkan produk baru atau proses baru. Contoh penelitian
tentang kemungkinan mengembangkan produk A menjadi produk A plus.
g. Penelitian
Tindakan (action research)
Penelitian
Tindakan adalah suatu bentuk penelitian refleksi diri yang dilakukan oleh
para partisipan misalnya guru, siswa atau kepala sekolah, dalam situasi-situasi
sosial (termasuk pendidikan). Penelitian tindakan bertujuan untuk memecahkan
masalah melalui aplikasi metode ilmiah, bukan untuk memberi kontribusi pada
ilmu pengetahuan. Contoh penelitian tentang mencari mengajar yang paling tepat
untuk siswa kelas II SMA, penelitian tentang prosedur dan metode kerja
dalam pelayanan masyarakat.
h. Penelitian
Naturalistik
Penelitian Naturalistik adalah penelitian
yang digunakan untuk kondisi obyektif alamiah dimana peneliti adalah sebagai
instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi, analisis
data bersifat induktif, dan hasil penelitian lebih menekankan makna,
bukan generalisasi. Contoh penelitian tentang makna upacara ritual dari
kelompok masyarakat tertentu, penelitian untuk menemukan faktor-faktor
penyebab terjadinya korupsi, dan lain-lain.
i. Penelitian
Kebijakan
Penelitian
Kebijakan adalah penelitian yang dilakukan untuk kepentingan pengambilan
kebijakan. Penelitian ini dilakukan karena adanya masalah bagi organisasi atau
para pengambil keputusan. Penelitian ini dilakukan terhadap masalah-masalah
sosial yang mendasar sehingga temuannya dapat direkomendasikan kepada pengambil
keputusan. Contoh penelitian untuk membuat undang-undang atau peraturan,
penelitian untuk mengembangkan struktur organisasi, dan lain-lain.
3. Menurut jenis data dan analisisnya
3. Menurut jenis data dan analisisnya
Menurut
jenis data dan analisisnya, penelitian dibedakan menjadi:
a. Penelitian
Kualitatif
Penelitian
Kualitatif adalah penelitian yang datanya adalah data kualitatif sehingga
analisisnya juga analisis kualitatif (deskriptif). senada dengan pendapat
tersebut sukmadinata (2009;18) berpendapat bahwa data kualitatif adalah data
dalam bentuk kata, kalimat, dan gambar. Data kualitatif dapat diubah menjadi
data kuantitatif dengan jalan diskoring. Contoh data kualitatif adalah
manis, pahit, rusak, gagal, baik sekali, baik, kurang baik, tidak baik, atau
sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju,
selalu, sering, kadang-kadang, jarang, dan tidak pernah.
b. Penelitian
Kuantitatif
Penelitian
kuantitatif adalah penelitian yang datanya merupakan data kuantitatif sehingga
analisis datanya menggunakan analisis kuantitatif (inferensi). Data kuantitatif
adalah dalam bentuk angka, atau data kualitatif yang diangkakan seperti: 1, 2,
3, 4, … dst, atau skor 5 = selalu, skor 4 = sering, skor 3 = kadang-kadang,
skor 2 = jarang, dan skor 1 = tidak pernah. Data kuantitatif dibedakan menjadi
data diskrit atau nominal dan data kontinum. Data nominal adalah data dalam
bentuk kategori atau diskrit.
c. Penelitian
Gabungan Kualitatif dan Kuantitatif
Penelitian
gabungan kualitatif dan kuantitatif adalah penelitian yang datanya terdiri dari
data kualitatif dan data kuantitatif sehingga analisis datanya pun menggunakan
analisis data kualitatif dan analisis data kuantitatif.
4. Menurut tingkat ekplanasi (penjelasannya)
4. Menurut tingkat ekplanasi (penjelasannya)
Menurut
tingkat ekplanasi (penjelasannya) penelitian dapat dibedakan menjadi:
a. Penelitian
Deskriptif
Penelitian deskriptif adalah
penelitian yang mengumpulkan data untuk menguji hipotesis atau menjawab
pertanyaan penelitian mengenai status terakhir dari subyek penelitian.
Penelitian deskriptif berusaha untuk memperoleh deskriptif lengkap dan akurat
dari suatu situasi. Kelemahan utama penelitian deskriptif adalah kurangnya
tanggapan subyek penelitian. Contoh: Penelitian disiplin kerja pegawai negeri
setelah otonomi daerah, penelitian profit guru yang profesional, penelitian,
kesiapan sekolah melaksanakan manajemen berbasis sekolah, kesiapan
sekolah melaksanakan KBK, dan lain-lain.
b. Penelitian
Korelasional (Hubungan)
Penelitian
korelasional (hubungan) adalah penelitian yang bertujuan untuk menemukan
apakah terdapat hubungan antara dua variabel atau lebih, serta
seberapa besar korelasi dan yang ada diantara variabel yang diteliti. Penelitian
korelasional tidak menjawab sebab akibat, tetapi hanya menjelaskan ada
atau tidaknya hubungan antara variabel yang diteliti. Contoh: penelitian
tentang pengaruh kepemimpinan terhadap disiplin kerja pegawai, penelitian
tentang hubungan antara tingkat pendidikan dan kerukunan masyarakat
didaerah tertentu, penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
merebaknya KKN di instansi tertentu, dan lain-lain.
c. Penelitian
Komparatif
Penelitian
komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan. Contoh:
penelitian tentang adakah perbedaan kemampuan kerja antara lulusan
SMK dengan lulusan SMU, penelitian tentang adakah perbedaan hasil belajar
antara strategi belajar A dengan strategi belajar B, penelitian tentang tingkat
kesiapan sekolah negeri dan sekolah swasta dalam melaksanakan manajemen
berbasis sekolah.
5. Menurut Tingkat Kedalaman Analisis Data
Penelitian
Berdasarkan
tingkat kedalaman analisis data penelitian, dapat dibagi menjadi 2 jenis,
yaitu:
a. Penelitian Deskriptif
Penelitian
yang analisis datanya hanya sampai pada deskripsi variabel satu demi satu.
Deskripsi berarti pemberian secara sistematik dan faktual tentang sifat-sifat
tertentu populasi tertentu (Hadeli, 2006;11).
b. Penelitian
Eksplanatori
Penelitian yang analisis
datanya sampai pada menentukan hubungan variabel dengan variabel lainnya.
6. Menurut Sifat Permasalahannya
Margono (2009;6) menyatakan bahwa tugas
penelitian yaitu untuk memberikan, menerangkan dan meramalkan dan
mengatasi permasalahan atau persoalan-persoalan, maka penelitian dapat
digolongkan pula dari sudut pandang ini. Berdasarkan penggolongan dapat dipilih
rencana penelitian yang sesuai. Ada 8 jenis penelitian itu, yakni:
a. Penelitian
Historis
Penelitian ditunjukan kepada
rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan objektif memahami
peristiwa-peristiwa masa lampau itu. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini
sukar dikendalikan. Maka tingkat kepastian pemecahan dengan metode ini
pasti rendah. Data yang dikumpulkan biasanya berupa hasil pengamatan orang,
seperti surat-surat, arsip dan dokumen-dokumen masa lalu. Penelitian seperti
ini bila ditunjukan kepada kehidupan pribadi seseorang maka penelitian disebut
penelitian biografi. Kekhususan penelitian ini adalah:
1) Data yang dikumpulkan
diambil dari hasil observasi orang lain.
2)Data yang baik
adalah data yang otentik, tepat dan dari sumber-sumber penting.
3) Penelitian
dilakukan dengan tertib, sistematis, objektif dan tuntas.
4)Data
yang dikumpulkan dari sumber primer, yaitu langsung melakukan observasi atas
peristiwa-peristiwa yang dilaporkan.
5)Data yang berbobot
adalah data yang diuji secara eksternal dan internal.
b. Penelitian
Deskripsi
Penelitian deskripsi berusaha
memberikan dengan sistematis dan cermat serta fakta-fakta aktual dan sifat
populasi tertentu. Kekhususan penelitian ini adalah:
1) Bertujuan untuk
memecahkan masalah-masalah aktual yang dihadapi sekarang.
2) Bertujuan untuk
mengumpulkan data atau informasi untuk disusun, dijelaskan dan dianalisis.
c. Penelitian
Perkembangan
Penelitian ini menyelidiki pola dan
proses pertumbuhan dan perubahan sesuai dengan fungsi waktu. Kekhususan
penelitian ini adalah:
1) Memusatkan
perhatian pada ubahan-ubahan tertentu dan perkembangannya selama jangka waktu
tertentu.
2) Penelitian ini biasanya memakai waktu yang panjang atau bersifat
longitudinal.
d. Penelitian
Kasus atau Penelitian Lapangan
Penelitian kasus
memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan terperinci mengenai
latar belakang keadaan sekarang yang dipermasalahkan. Kekhususan penelitian ini
adalah:
1) Subjek
yang diteliti terdiri dari suatu kesatuan (unit) secara mendalam, sehingga
hasilnya merupakan suatu gambaran lengkap atas kasus pada unit itu.
2) Selain
penelitian hanya pada suatu unit, ubahan-ubahan yang diteliti juga terbatas,
dari ubahan-ubahan yang lebih besar jumlahnya, yang berpusat pada aspek
yang menjadi kasus.
e. Penelitian
Korelasional
Penelitian ini bertujuan melihat
hubungan antara dua gejala atau lebih. Misalnya, apakah ada hubungan antara
status sosial orang tua siswa dengan prestasi anak mereka. Kekhususan
penelitian ini adalah:
1) Gejala-gejala
yang diteliti pelik, tidak dapat dikontrol sehingga tidak dapat
dieksperimenkan.
2) Ubahan-ubahan
yang akan diukur ada hubungannya serentak muncul dalam kenyataan.
3) Korelasi
yang akan diukur adalah tingkat tinggi rendahnya hubungan bukan ada tidaknya
hubungan.
f. Penelitian
Hubungan Sebab-Akibat
Penelitian untuk menyelidiki hubungan
sebab-akibat antara faktor tertentu yang mungkin menjadi penyebab gejala yang
diselidiki. Misalnya: sikap santun siswa dalam
kegiatan belajar, mungkin dikarenakan banyaknya lulusan tertentu yang tidak
mendapakkan lapangan kerja. Kekhususan penelitian ini adalah:
1)Penelitian bersifat
ex post fakto.
2)Suatu gejala yang diamati diusut kembali
dari suatu faktor atau beberapa faktor pada masa lampau.
g. Penelitian
Eksperimen
Penelitian ini dilakukan dengan
melakukan percobaan terhadap kelompok-kelompok eksperimen. Kepada tiap kelompok
eksperimen dikenakan perlakuan tertentu dengan kondisi-kondisi yang dapat
dikontrol. Kekhususan penelitian ini adalah
1) Di dalam eksperimen
terdapat kelompok yang dikenal perlakuan eksperimental dan kelompok yang
dikenal perlakuan pembanding.
2) Menggunkan sedikitnya dua
kelompok eksperimen.
3) Harus memperhatikan benar-benar perbedaan
pengaruh yang diakibatkan oleh perlakuan eksperimental dengan perlakuan
pembanding.
4) Menggunakan agar
pengaruh perlakuan eksperimen maksimal dan pengaruh ubahan penyangga menjadi
minimal.
h. Penelitian
Tindakan
Penelitian yang
bertujuan untuk mengembangkan keterampilan baru untuk mengatasi kebutuhan dalam
dunia kerja atau bidang praktis lain. Misalnya: penelitian keterampilan
kerja yang sesuai bagi siswa yang putus sekolah di suatu daerah.
Kekhususan penelitian ini adalah:
1) Disiapkan untuk
kebutuhan praktis yang berkaitan dangan dunia kerja.
2) Penelitian
didasarkan pada pengamatan aktual dan data tingkah laku.
3) Bersifat
fleksibel.
i. Menurut Tempat Penelitian
Hasan
(2004;5) menyatakan bahwa berdasarkan tempat penelitian, penelitian dibedakan
atas tiga yaitu sebagai berikut:
1) Penelitian lapangan (Field
Research)
Penelitian
lapangan adalah penelitian yang langsung dilakukan di lapangan atau pada
responden.
2) Penelitian kepustakaan (Library
Research)
Penelitian
kepustakaan adalah penelitian yang dilaksanakan dengan menggunakan
leteratur (kepustakaan), baik berupa buku, catatan, maupun laporan hasil
penelitian dari peneliti terdahulu.
3) Penelitian Laboratorium
(Laboratory Research)
Penelitian
laboratorium adalah penelitian yang dilaksanakan pada tempat tertentu
(laboratorium) dan biasanya bersifat eksperimen atau percobaan
j. Menurut Keilmiahannya
Hasan
(2004;5-6) menyatakan bahwa berdasarkan keilmiahannya, penelitian dibedakan
atas dua yaitu sebagai berikut:
1) Penelitian Ilmiah
Penelitian
ilmiah adalah penelitian yang dalam pelaksanaannya menggunakan kaidah-kaidah
ilmiah, artinya pokok pikiran yang dikemukakan disimpulkan melalui suatu
prosedur yang sistematis dengan mempergunakan pembuktian yang meyakinkan
(ilmiah).
Penelitian
ilmiah didasarkan atas logika, terorganisasi, dan teliti dalam identifikasi
masalah, pengumpulan data, analisis data dan penarikan kesimpulan yang valid.
Kadar (tinggi-rendahnya) mutu ilmiah suatu penelitian ilmiah dapat diukur
dengan dua kriteria, yaitu:
a. Kemampuannya untuk memberikan pengertian
tentang masalah yang diteliti sehingga jelas.
b. Kemampuannya untuk
meramalkan, artinya sampai di mana kesimpulan yang sama dapat dicapai, apabila
data yang sama ditemukan di tempat waktu lain.
Ciri-ciri
penelitian ilmiah, adalah sebagai berikut:
a. Purposiveness,
memiliki fokus tujuan yang jelas.
b. Rigor,
teliti dan memiliki dasar teori dan desain metodologi yang baik.
c. Testability,
prosedur pengujian hipotesis jelas.
d. Replicability,
pengujian dapat diulang untuk kasus yang sama atau kasus sejenis lainnya.
e. Objectivity,
berdasarkan atas fakta dari data actual, bukan penilaian yang subjektif dan
emosional.
f. Generalizability,
semakin luas ruang lingkup penggunaan hasil penelitian semakin berguna.
g. Precision,
mendekati realitas dan confidence peluang kejadian dari estimasi dapat dilihat.
h. Parsimony,
kesederhanaan dalam pemaparan masalah dan metode penelitiannya.
2) Penelitian
Nonilmiah
Penelitian
nonilmiah adalah penelitian yang dalam pelaksanaannya tidak menggunakan
metode atau kaidah-kaidah yang ilmiah.
k. Menurut (Ilmu)
Garapannya
Hasan
(2004;6) menyatakan bahwa spesialisasi bidang (ilmu) garapannya, penelitian
dibedakan atas beberapa jenis yaitu sebagai berikut:
1) Penelitian Bisnis
Penelitian bisnis adalah penelitian
yang dilaksanakan dalam bidang bisnis, seperti berikut:
a. Akunting, contohnya
prosedur, praktik dan sistem anggaran, metode pembiayaan dan sebagainya.
b. Keuangan, contohnya
operasi lembaga keuangan, rasio-rasio keuangan, merger dan akuisisi dan
sebagainya.
c. Manejemen, contohnya
sikap dan perilaku karyawan, manajemen SDM, dan sebagainya.
d. Pemasaran, contonya citra
produk, periklanan, distribusi, dan sebagainya.
2) Penelitian
Komunikasi
Penelitian
komunikasi adalah penelitian yang dilaksanakan dalam bidang komunikasi,
seperti:
a.
Komunikasi massa
b.
Komunikasi bisnis
c.
Kehumasan (PR)
d.
Periklanan
3) Penelitian
Hukum
Penelitian
hukum adalah penelitian yang dilaksanakan dalam bidang hukum,
seperti:
a.
Hukum perdata
b.
Hukum pidana
c.
Hukum tata Negara
d.
Hukum internasional
4)
Penelitian Pertanian
Penelitian
pertanian adalah penelitian yang dilaksanakan dalam bidang pertanian, seperti:
a.
Agrobisnis
b.
Budidaya tanaman
c.
Hama tanaman
d.
Agronomi
5)
Penelitian Ekonomi
Penelitian
ekonomi adalah penelitian yang dilaksanakan dalam bidang ekonomi, seperti:
a.
Ekonomi mikro
b.
Ekonomi makro
c.
Ekonomi pembangunan
B.
Variabel / Fokus Penelitian
1. Variabel Penelitian
1. Variabel Penelitian
Variabel
Penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang
hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Banyak sekali definisi variabel
yang diungkapkan para ahli, dan definisi tersebut berpotensi membingungkan para
peneliti pemula. Perhatikan definisi variabel menurut para ahli berikut:
Menurut Hatch
& Farhady dalam Sugiyono (2011: 38). Variabel didefinisikan sebagai Atribut
seseorang atau obyek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain
atau satu obyek dengan obyek yang lain. Kerlinger dalam Sugiyono (2011: 38),
variabel adalah konstruk (constructs) atau sifat yang akan dipelajari.
Kidder dalam Sugiyono (2011: 38), variable dapat dikatakan sebagai suatu sifat
yang diambil dari suatu nilai yang berbeda (different values). Dengan demikian,
Variabel itu merupakan suatu yang bervariasi. Bhisma Murti, variabel adalah
suatu kualitas (qualities) dimana peneliti mempelajari dan menarik
kesimpulan darinya. Sudigdo Sastroasmoro, variable merupakan karakteristik
subyek penelitian yang berubah dari satu subyek ke subyek lainnya.
Secara umum,
variabel penelitian adalah atribut yang
mencerminkan pengertian atau bangunan pengertian dan memiliki nilai. Contoh,
tinggi badan, kenapa dianggap sebagai variable, karena memiliki nilai, dan
antara satu dan yang lain memiliki tinggi badan yang berbeda. Kalau masih
membingungkan. Jika masih membingungkan, perhatikan contoh berikut; masalah
banyaknya kosakata dalam buku pelajaran menyulitkan siswa, maka variabel yang
bisa diambil adalah ukuran banyaknya kosakata, dan ukuran kemampuan siswa. Jadi
konsep yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, itulah yang menjadi
variabel penelitian.
Variabel
penelitian sangat penting dalam sebuah penelitian, karena variabel bertujuan
sebagai landasar mempersiapkan alat dan metode pengumpulan data, dan sebagai
alat menguji hipotesis. Itulah sebabnya, sebuah variabel harus dapat
diamati dan dapat diukur.
Variabel penelitian dapat dibedakan
menjadi:
Pertama: Variabel Independen biasa juga diistilahkan dengan Variabel Stimulus, Predictor, Antecedent, Variabel Pengaruh, Variabel Perlakuan, Kausa, Treatment, Risiko, Variabel Bebas, dan Variabel Eksogen. Variabel Independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel Dependen (terikat). Dinamakan demikian karena variabel ini bebas dalam mempengaruhi variabel lain. Contoh, pengaruh zikir terhadap mental siswa. Variabel dzikir bebas mempengaruhi mental
Pertama: Variabel Independen biasa juga diistilahkan dengan Variabel Stimulus, Predictor, Antecedent, Variabel Pengaruh, Variabel Perlakuan, Kausa, Treatment, Risiko, Variabel Bebas, dan Variabel Eksogen. Variabel Independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel Dependen (terikat). Dinamakan demikian karena variabel ini bebas dalam mempengaruhi variabel lain. Contoh, pengaruh zikir terhadap mental siswa. Variabel dzikir bebas mempengaruhi mental
Kedua: Variabel Dependen. Sering disebut sebagai Variabel Out Put, Kriteria, Konsekuen, Variabel Efek, Variabel Terpengaruh, Variabel Terikat, Variabel Tergantung, dan Variabel Endogen. Variabel Dependen merupakan Variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Disebut Variabel Terikat karena variabel ini dipengaruhi oleh variabel bebas/variabel independent. Contoh : pengaruh zikir terhadap mental siswa. Mental siswa adalah variable dependen
Ketiga: Variabel Moderator. Variabel Moderator adalah variabel yang mempengaruhi (Memperkuat dan Memperlemah) hubungan antara Variabel Bebas dan Variabel Terikat. Contoh: Hubungan motivasi dan prestasi belajar akan semakin kuat bila peranan dosen dalam menciptakan iklim/ lingkungan belajar sangat baik, dan hubungan semakin rendah bila peranan dosen kurang baik dalam menciptakan iklim belajar. Variabel moderatornya adalah kuat dan rendah.
Keempat: Variabel intervening adalah variabel yang menjadi media pada suatu hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Sebagai contoh, prestasi kerja pengaruh ibu terhadap ayah akan semakin kuat setelah berkeluarga. Jadi, keluarga merupakan media bagi ibu dalam pengaruhnya terhadap ayah.
Kelima: Variabel Kontrol. Variabel Kontrol adalah
Variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan variabel bebas
terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak
diteliti. Variabel Kontrol sering dipakai oleh peneliti dalam penelitian yang
bersifat membandingkan, melalui penelitian eksperimental. Variable ini sefatnya
sebagai penengah.
2. Fokus penelitian
Dalam pandangan penelitian kualitatif, gejala itu bersifat holistik (menyeluruh, tidak dapat dipisah-pisahkan), sehingga peneliti kualitatif tidak akan menetapkan penelitiannya hanya berdasarkan variabel penelitian, tetapi keseluruhan situasi sosial yang diteliti yang meliputi aspek tempat (place), pelaku (actor) dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis.
Batasan masalah dalam penelitian kualitatif disebut dengan fokus, yang berisi pokok masalah yang masih bersifat umum. Spradley dalam Sanapiah Faisal (1988) mengemukakan empat alternatif untuk menetapkan fokus:
1. Menetapkan fokus pada permasalahan yang disarankan oleh informan. Informan ini dalam lembaga pendidikan, bisa kepala sekolah, guru, orang tua murid, pakar pendidikan dan sebagainya.
2. Menetapkan fokus berdasarkan domain-domain tertentu organizing domain. Domain dalam pendidikan ini bisa kurikulum, proses belajar mengajar, sarana prasarana, tenaga pendidik dan kependidikan, manajemen, pembiayaan, sistem evaluasi, pandangan hidup kompetensi dan sebagainya.
3. Menetapkan fokus yang memiliki nilai temuan untuk mengembangkan iptek. Temuan berarti sebelumnya belum pernah ada. Temuan ini dalam pendidikan misalnya menemukan metode mengajar matematika yang mudah difahami dan menyenangkan.
4. Menetapkan fokus berdasarkan permasalahan yang terkait dengan teori-teori yang telah ada. Penelitian inibersifat pengembangan yaitu ingin melengkapi dan memperluas teori yang telah ada.
C. Defenisi Operasional Variabel / Deskripsi Fokus
Dalam setiap penelitian pasti terdapat variabel penelitian. Jumlah variabel penelitian bisa hanya satu namun juga bisa lebih dari satu. Variabel penelitian pada hakikatnya merupakan konsep yang nilainya ingin diketahui oleh peneliti. Tidak sedikit variabel yang terlibat dalam suatu penelitian sifatnya abstrak, dalam arti tidak jelas wujud dan ukurannya, sehingga sulit juga ditentukan nilainya. Kalau variabel penelitiannya adalah tinggi badan atau berat badan maka sifat kedua variabel tersebut relatif konkret . Peneliti bisa segera mengukur nilai tinggi badan dengan meteran, sedangkan nilai berat badan diukur menggunakan timbangan. Setelah dilakukan pengukuran maka data nilai tentang tinggi dan berat badan diketahui. Namun jika variabel penelitiannya bersifat abstrak, misalnya motivasi atau kepuasan kerja , maka peneliti perlu menetapkan cara pengukuran variabel tersebut agar dapat memperoleh nilai yang tepat bagi kedua variabel tersebut. Proses penentuan ukuran suatu variabel tersebut dikenal dengan nama operasionalisasi variabel.
Apakah semua variabel penelitian harus dibuat definisi operasionalnya?
Kalau yang dimaksud dengan definisi operasional variabel adalah proses penentuan ukuran suatu variabel, maka tidak semua variabel penelitian harus disusun definisi operasionalnya . Misalnya penelitian yang tujuannya adalah ingin mengetahui pengaruh iklan terhadap volume penjualan. Iklan adalah variabel bebas dan volume penjualan adalah variabel tergantung. Dari dua variabel tersebut yang perlu dilakukan pengukuran – artinya disusun variabel operasionalnya – adalah volume penjualan. sedangkan variabel “iklan” tidak perlu. Yang perlu dilakukan oleh peneliti adalah menyusun definisi konseptual variabel “iklan”. Jika metode penelitian atau rancangan penelitian yang akan diterapkan adalah “pre and post test design” maka peneliti harus membandingkan volume penjualan sebelum ada iklan dengan volume penjualan setelah ada iklan. Kedudukan “iklan” dalam rancangan penelitian tersebut adalah sebagai betuk “perlakuan” (treatment)
Contoh penelitian lain yang tidak memerlukan operasionalisasi variabel, misalnya penelitian yang bertujuan ingin mengetahui strategi bisnis , ingin mengetahui proses seleksi, atau penelitian-penelitian kualitatif yang sasaran utamanya adalah memberikan uraian/deskripsi atau gambaran lengkap dari suatu proses kegiatan. Yang diperlukan oleh penelitian jenis ini adalah definisi konseptual, bukan definisi operasional. Contohnya, ketika peneliti ingin mengetahui bagaimana proses seleksi pegawai di suatu organisasi, maka peneliti harus memiliki definisi konseptual tentang variabel seleksi pegawai, agar yang ditelitinya memang tentang seleksi pegawai, bukan kegiatan lainnya. Definisi konseptual tentang seleksi pegawai harus lengkap dan rinci, termasuk proses dan kegiatan-kegiatan apa yang seharusnya dilakukan dalam seleksi pegawai. Demikian pula ketika peneliti ingin mengetahui bagaimana strategi bisnis suatu perusahaan. Definisi konseptual yang lengkap tetang strategi bisnis dan kegiatan-kegiatannya, harus dikuasai oleh peneliti agar yang ditelitinya memang benar-benhar strategi bisnis, bukan “sekedar” strategi pemasaran, seperti yang banyak dijumpai dalam hasil penelitian yang digunakan untuk penyusunan skripsi atau tesis.
Proses Operasionalisasi Variabel
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengembalikan variabel penelitian ke bentuk awal, yaitu konsep penelitian. Peneliti harus mendefinisikan konsep penelitian sesuai dengan definisi-definisi yang telah diberikan oleh para akhli yang relevan dengan konsep penelitiannya. Jika konsep penelitiannya adalah “motivasi kerja”, maka peneliti harus menemukan definisi “motivasi kerja” yang telah banyak diakui kebenarannya oleh para pakar di bidang tersebut.
Dalam tahapan ini studi kepustakaan menjadi salah satu tahap yang harus dilalui. Melalui studi kepustakaan yang mendalam dan memadai, peneliti akan mampu merumuskan definisi konsep penelitiannya dengan benar. Jadi ketika konsep penelitiannya adalah tentang “motivasi kerja” maka kepustakaan atau literatur tentang konsep tersebut harus benar-benar dipahami dengan baik oleh peneliti.
Perlu diketahui, tidak sedikit kita menemukan satu konsep dengan definisi yang berbeda. Misalnya, definisi “motivasi” yang dikemukakan oleh A.H. Maslow berbeda dengan Victor Vroom. Maslow mendefinisikan motivasi sebagai “motivation arises from the needs and wants of an individual and drives the people towards action or work by doing which he makes efforts to fulfill these needs and wants. (kebutuhan-kebutuhan atau keinginan-keinginan individu yang membuatnya terdorong untuk melakukan sesuatu agar kebutuhan-kebutuhan tersebut terpuaskan) . Sedangkan Vroom mengatakan bahwa “motivation is a product of the individual’s expectancy that a certain effort will lead to the intended performance, the instrumentality of this performance to achieving a certain result, and the desirability of this result for the individual, known as valence”. (S.E. Condrey, 2005, p.482). Berdasarkan definisi tersebut disusunlah rumus M= ExIxV. Oleh karena itu, agar punya landasan teoritis yang jelas biasanya untuk kepentingan penyusunan definisi operasional variabel , peneliti hanya memilih atau menggunakan satu definisi tertentu yang cocok atau sesuai dengan tujuan penelitiannya. Beberapa penulis menamakan langkah pertama ini dengan nama definisi konseptual
Langkah berikutnya adalah menemukan cara mengetahui besaran (ukuran) dari variabel penelitian berdasarkan definisi konseptual, atau dengan kata lain mulai mengoperasionalisasikan variabel penelitian.
Pada penelitian kualitatif, defenisi operasional ini disebut dengan deskripsi focus.
D. Populasi (Sampel) / Sumber Data (Subjek/Informan Penelitian)
1. Populasi
Populasi berasal dari kata bahasa inggris population, yang berarti jumlah penduduk. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2013: 117). Menurut Nazir (1983:327) mengatakan bahwa popuasi adalah berkenaan dengn data bukan barang atau bendanya. Pengertian lainnya, diungkapkan oleh Nawawi yang menyebutkan bahwa populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes, atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karaktersitik tertentu di dalam suatu penelitian. Sedangkan Riduwan (2002: 3) mengatakan bahwa populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran menjadi objek penelitian. Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat – syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada pupulasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti daapat menuggunakan sampel yang diambil dari populasi itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yangdiambil dari populasi betul-betul representatif (mewakili).
Adapun alasan-alasan penelitian dilakukan dengan mempergunakan sampel beikut ini:
1) Ukuran populasi
Dalam hal populasi tak terbatas (tak terhingga) berupa parameter yang jumlahnya tidak diketahui dengan pasti, pada dasarnya bersifat konseptual. Karena itu sama sekali tidak mungkin mengumpulkan data dari populasi seperti itu. Demikian juga dalam populasi terbatas (terhingga) yang jumlahnya sangat besar, tidak praktis untuk mengumpulkan data dari populasi 50 juta murid sekolah dasar yang tersebar diseluruh pelosok Indonesia misalnya.
2) Masalah biaya
Besar-kecilnya biaya tergantung juga dari banyak sedikitnya objek yang diselidiki. Semakin besar jumlah objek, maka semakin besar biaya yang diperlukan, lebih – lebih bila objek itu tersebar diwilayah yang cukup luas. Oleh karena itu, sampling ialah satu cara untuk mengurangi biaya.
3) Masalah waktu
Penelitian sampel selalu memerlukan waktu yang lebih sedikit daripada penelitian populasi. Sehubungan dengan hal itu,apabila waktu yang tersedia terbatas, dan kesimpulan diinginkan dengan segera, maka penelitian sampel,dalam hal ini, lebih cepat.
4) Percobaan yang sifatnya merusak
Banyak penelitian yang tidak dapat dilakukan pada seluruh populasi karena dapat merusak atau merugikan. Misalnya, tidak mungkin mengeluarkan semua darah dari tubuh seseorang pasien yang akan dianalisis keadaan darahnya, juga tidak mungkin mencoba seluruh neon untuk diuji kekuatannya. Karena itu penelitian harus dilakukan hanya pada sampel.
5) Masalah ketelitian
Adalah salah satu segi yang diperlukan agar kesimpulan cukup dapat dipertanggung jawabkan. Ketelitian ,dalam hal ini, meliputi pengumpulan, pencatatan, dan analisis data. Penelitian terhadap populasi belum tentu ketelitian terselengar. Boleh jadi peneliti akan menjadi bosan dlam melaksanakan tugasnya. Untuk menghindarkan itu semua,penelitian terhadap sampel memungkinkan ketelitian dalam suatu penelitian.
6) Masalah ekonomis
Pertanyaan yang harus selalu diajukan oleh seseorang penelitian; apakah kegunaan dari hasil penelitian sepadan dengan biaya ,waktu, dan tenaga yang telah dikeluarkan? Jika tidak, mengapa harus dilakukan penelitian? Dengan kata lain penelitian sampel pada dasarnya akan lebih ekonomis daripada penelitian populasi.
3. Teknik Sampling
Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif. Secara umum, ada dua jenis teknik pengambilan sampel yaitu, sampel acak atau random sampling / probability sampling dan sampel tidak acak atau nonrandom samping/nonprobability sampling.
1. Random sampling
Random Sampling adalah cara pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama untuk diambil kepada setiap elemen populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Artinya jika elemen populasinya ada 100 dan yang akan dijadikan sampel adalah 25, maka setiap elemen tersebut mempunyai kemungkinan 25/100 untuk bisa dipilih menjadi sampel. Sedangkan yang dimaksud dengan nonrandom sampling atau nonprobability sampling, setiap elemen populasi tidak mempunyai kemungkinan yang sama untuk dijadikan sampel. Lima elemen populasi dipilih sebagai sampel karena letaknya dekat dengan rumah peneliti, sedangkan yang lainnya, karena jauh, tidak dipilih; artinya kemungkinannya 0 (nol).
a) Simple Random Sampling atau Sampel Acak Sederhana
Teknik untuk mendapatkan sampel yang langsung dilakukan pada unit sampling. Dengan demikian setiap unsur populasi harus mempunyai kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel.
b) Proportionate Stratified Random Sampling atau Sampel Acak Distratifikasikan
Teknik ini biasa digunakan pada populasi yang mempunyai susunan bertingkat atau berlapis-lapis. Misalnya sekolah, terdapat beberapa tingkatan kelas. Jika tingkatan dalam populasi diperhatikan, mula-mula harus dipastikan strata yang ada, kemudian tiap strata diwakili sampel penelitian.
c) Disproportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan junlah sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional. Misalnya pegawai dari unit kerja tertentu mempunyai; 3 orang lulusan S3, 4 orang lulusan S2, 90 orang S1, 800 orang SMU, 700 orang SMP, maka tiga orang lulusan S3 dan empat orang S2 itu diambil semuanya sebagai sampel. Karena dua kelompok ini terlalu kecil bila dibandingkan dengan kelompok S1, SMU dan SMP.
d) Cluster Sampling atau Area Sampel
Teknik ini digunakan jika populasi tidak terdiri dari individu-individu, melainkan terdiri dari kelompok atau cluster. Misalnya, penelitian dilakukan terhadap populasi pelajar SMU di suatu kota. Untuk itu random tidak dilakukan secara langsung pada semua pelajar, tetapi pada sekolah/kelas sebagai kelompok atau cluster.
2. Nonprobability/Nonrandom Sampling atau Sampel Tidak Acak
Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberipeluang/ kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2013:122). Tidak semua unsur atau elemen populasi mempunyai kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel. Unsur populasi yang terpilih menjadi sampel bisa disebabkan karena kebetulan atau karena faktor lain yang sebelumnya sudah direncanakan oleh peneliti. Teknik sampel ini meliputi samling sistematis, kuota, aksidental, purporsive, jenuh, dan snowball.
a) Sampling Sistematis
Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sample berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut.
b) Sampling kuota
Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.
c) Sampling insidental
Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang secara kebetulan/ insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
d) Sampling Purporsive
Sampling purporsive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
e) Sampling jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil.
f) Sampling Snowball
Sampling Snowball adalah teknik penentuan sampel yang mla-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar.
Subjek dalam penelitian kualitatif disebut informan, yaitu orang-orang yang berada pada latar penelitian. Informan adalah orang-orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi, kondisi latar, dan data penelitian. Informan dibedakan menjadi dua, yaitu informan yang berfungsi sebagai pembuka jalan dan informan yang berperan sebagai pemberi informasi data lapangan.
Informan sebagai pembuka jalan berfungsi sebagai pembuka jalan memasuki seting dan sebagai jembatan komuniukasi antara peneliti dengan situasi penelitian dan masyarakat yang berfungsi sebagai pemberi data. Informan pembuka jalan dipilih orang-orang yang memiliki pengaruh besar dalam suatu latar penelitian, misalnya pimpinan-pimpinan formal, pimpinan-pimpinan informal, dan powe etite.
Informan pemberi data lapangan berfungsi utama pemberi data penelitian. Informan yang dipilih adalah orang-orang yang benar-benar mempunyai informasi yang relevan dengan penelitian. Agar dapat memilih informan dengan tepat, ada empat macam cara memilih yang dikelompokkan sebagai nonporobability sampling, yaitu accidental, purposive, quota, dan snow ball sampling
accidental: untuk memperoleh informan, peneliti dalam waktu tertentu dengan cara aktif memilih dan menjadikan semua responden yang mereka ditemui sebagai informan.
2. Fokus penelitian
Dalam pandangan penelitian kualitatif, gejala itu bersifat holistik (menyeluruh, tidak dapat dipisah-pisahkan), sehingga peneliti kualitatif tidak akan menetapkan penelitiannya hanya berdasarkan variabel penelitian, tetapi keseluruhan situasi sosial yang diteliti yang meliputi aspek tempat (place), pelaku (actor) dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis.
Batasan masalah dalam penelitian kualitatif disebut dengan fokus, yang berisi pokok masalah yang masih bersifat umum. Spradley dalam Sanapiah Faisal (1988) mengemukakan empat alternatif untuk menetapkan fokus:
1. Menetapkan fokus pada permasalahan yang disarankan oleh informan. Informan ini dalam lembaga pendidikan, bisa kepala sekolah, guru, orang tua murid, pakar pendidikan dan sebagainya.
2. Menetapkan fokus berdasarkan domain-domain tertentu organizing domain. Domain dalam pendidikan ini bisa kurikulum, proses belajar mengajar, sarana prasarana, tenaga pendidik dan kependidikan, manajemen, pembiayaan, sistem evaluasi, pandangan hidup kompetensi dan sebagainya.
3. Menetapkan fokus yang memiliki nilai temuan untuk mengembangkan iptek. Temuan berarti sebelumnya belum pernah ada. Temuan ini dalam pendidikan misalnya menemukan metode mengajar matematika yang mudah difahami dan menyenangkan.
4. Menetapkan fokus berdasarkan permasalahan yang terkait dengan teori-teori yang telah ada. Penelitian inibersifat pengembangan yaitu ingin melengkapi dan memperluas teori yang telah ada.
C. Defenisi Operasional Variabel / Deskripsi Fokus
Dalam setiap penelitian pasti terdapat variabel penelitian. Jumlah variabel penelitian bisa hanya satu namun juga bisa lebih dari satu. Variabel penelitian pada hakikatnya merupakan konsep yang nilainya ingin diketahui oleh peneliti. Tidak sedikit variabel yang terlibat dalam suatu penelitian sifatnya abstrak, dalam arti tidak jelas wujud dan ukurannya, sehingga sulit juga ditentukan nilainya. Kalau variabel penelitiannya adalah tinggi badan atau berat badan maka sifat kedua variabel tersebut relatif konkret . Peneliti bisa segera mengukur nilai tinggi badan dengan meteran, sedangkan nilai berat badan diukur menggunakan timbangan. Setelah dilakukan pengukuran maka data nilai tentang tinggi dan berat badan diketahui. Namun jika variabel penelitiannya bersifat abstrak, misalnya motivasi atau kepuasan kerja , maka peneliti perlu menetapkan cara pengukuran variabel tersebut agar dapat memperoleh nilai yang tepat bagi kedua variabel tersebut. Proses penentuan ukuran suatu variabel tersebut dikenal dengan nama operasionalisasi variabel.
Apakah semua variabel penelitian harus dibuat definisi operasionalnya?
Kalau yang dimaksud dengan definisi operasional variabel adalah proses penentuan ukuran suatu variabel, maka tidak semua variabel penelitian harus disusun definisi operasionalnya . Misalnya penelitian yang tujuannya adalah ingin mengetahui pengaruh iklan terhadap volume penjualan. Iklan adalah variabel bebas dan volume penjualan adalah variabel tergantung. Dari dua variabel tersebut yang perlu dilakukan pengukuran – artinya disusun variabel operasionalnya – adalah volume penjualan. sedangkan variabel “iklan” tidak perlu. Yang perlu dilakukan oleh peneliti adalah menyusun definisi konseptual variabel “iklan”. Jika metode penelitian atau rancangan penelitian yang akan diterapkan adalah “pre and post test design” maka peneliti harus membandingkan volume penjualan sebelum ada iklan dengan volume penjualan setelah ada iklan. Kedudukan “iklan” dalam rancangan penelitian tersebut adalah sebagai betuk “perlakuan” (treatment)
Contoh penelitian lain yang tidak memerlukan operasionalisasi variabel, misalnya penelitian yang bertujuan ingin mengetahui strategi bisnis , ingin mengetahui proses seleksi, atau penelitian-penelitian kualitatif yang sasaran utamanya adalah memberikan uraian/deskripsi atau gambaran lengkap dari suatu proses kegiatan. Yang diperlukan oleh penelitian jenis ini adalah definisi konseptual, bukan definisi operasional. Contohnya, ketika peneliti ingin mengetahui bagaimana proses seleksi pegawai di suatu organisasi, maka peneliti harus memiliki definisi konseptual tentang variabel seleksi pegawai, agar yang ditelitinya memang tentang seleksi pegawai, bukan kegiatan lainnya. Definisi konseptual tentang seleksi pegawai harus lengkap dan rinci, termasuk proses dan kegiatan-kegiatan apa yang seharusnya dilakukan dalam seleksi pegawai. Demikian pula ketika peneliti ingin mengetahui bagaimana strategi bisnis suatu perusahaan. Definisi konseptual yang lengkap tetang strategi bisnis dan kegiatan-kegiatannya, harus dikuasai oleh peneliti agar yang ditelitinya memang benar-benhar strategi bisnis, bukan “sekedar” strategi pemasaran, seperti yang banyak dijumpai dalam hasil penelitian yang digunakan untuk penyusunan skripsi atau tesis.
Proses Operasionalisasi Variabel
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengembalikan variabel penelitian ke bentuk awal, yaitu konsep penelitian. Peneliti harus mendefinisikan konsep penelitian sesuai dengan definisi-definisi yang telah diberikan oleh para akhli yang relevan dengan konsep penelitiannya. Jika konsep penelitiannya adalah “motivasi kerja”, maka peneliti harus menemukan definisi “motivasi kerja” yang telah banyak diakui kebenarannya oleh para pakar di bidang tersebut.
Dalam tahapan ini studi kepustakaan menjadi salah satu tahap yang harus dilalui. Melalui studi kepustakaan yang mendalam dan memadai, peneliti akan mampu merumuskan definisi konsep penelitiannya dengan benar. Jadi ketika konsep penelitiannya adalah tentang “motivasi kerja” maka kepustakaan atau literatur tentang konsep tersebut harus benar-benar dipahami dengan baik oleh peneliti.
Perlu diketahui, tidak sedikit kita menemukan satu konsep dengan definisi yang berbeda. Misalnya, definisi “motivasi” yang dikemukakan oleh A.H. Maslow berbeda dengan Victor Vroom. Maslow mendefinisikan motivasi sebagai “motivation arises from the needs and wants of an individual and drives the people towards action or work by doing which he makes efforts to fulfill these needs and wants. (kebutuhan-kebutuhan atau keinginan-keinginan individu yang membuatnya terdorong untuk melakukan sesuatu agar kebutuhan-kebutuhan tersebut terpuaskan) . Sedangkan Vroom mengatakan bahwa “motivation is a product of the individual’s expectancy that a certain effort will lead to the intended performance, the instrumentality of this performance to achieving a certain result, and the desirability of this result for the individual, known as valence”. (S.E. Condrey, 2005, p.482). Berdasarkan definisi tersebut disusunlah rumus M= ExIxV. Oleh karena itu, agar punya landasan teoritis yang jelas biasanya untuk kepentingan penyusunan definisi operasional variabel , peneliti hanya memilih atau menggunakan satu definisi tertentu yang cocok atau sesuai dengan tujuan penelitiannya. Beberapa penulis menamakan langkah pertama ini dengan nama definisi konseptual
Langkah berikutnya adalah menemukan cara mengetahui besaran (ukuran) dari variabel penelitian berdasarkan definisi konseptual, atau dengan kata lain mulai mengoperasionalisasikan variabel penelitian.
Pada penelitian kualitatif, defenisi operasional ini disebut dengan deskripsi focus.
D. Populasi (Sampel) / Sumber Data (Subjek/Informan Penelitian)
1. Populasi
Populasi berasal dari kata bahasa inggris population, yang berarti jumlah penduduk. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2013: 117). Menurut Nazir (1983:327) mengatakan bahwa popuasi adalah berkenaan dengn data bukan barang atau bendanya. Pengertian lainnya, diungkapkan oleh Nawawi yang menyebutkan bahwa populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes, atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karaktersitik tertentu di dalam suatu penelitian. Sedangkan Riduwan (2002: 3) mengatakan bahwa populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran menjadi objek penelitian. Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat – syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada pupulasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti daapat menuggunakan sampel yang diambil dari populasi itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yangdiambil dari populasi betul-betul representatif (mewakili).
Adapun alasan-alasan penelitian dilakukan dengan mempergunakan sampel beikut ini:
1) Ukuran populasi
Dalam hal populasi tak terbatas (tak terhingga) berupa parameter yang jumlahnya tidak diketahui dengan pasti, pada dasarnya bersifat konseptual. Karena itu sama sekali tidak mungkin mengumpulkan data dari populasi seperti itu. Demikian juga dalam populasi terbatas (terhingga) yang jumlahnya sangat besar, tidak praktis untuk mengumpulkan data dari populasi 50 juta murid sekolah dasar yang tersebar diseluruh pelosok Indonesia misalnya.
2) Masalah biaya
Besar-kecilnya biaya tergantung juga dari banyak sedikitnya objek yang diselidiki. Semakin besar jumlah objek, maka semakin besar biaya yang diperlukan, lebih – lebih bila objek itu tersebar diwilayah yang cukup luas. Oleh karena itu, sampling ialah satu cara untuk mengurangi biaya.
3) Masalah waktu
Penelitian sampel selalu memerlukan waktu yang lebih sedikit daripada penelitian populasi. Sehubungan dengan hal itu,apabila waktu yang tersedia terbatas, dan kesimpulan diinginkan dengan segera, maka penelitian sampel,dalam hal ini, lebih cepat.
4) Percobaan yang sifatnya merusak
Banyak penelitian yang tidak dapat dilakukan pada seluruh populasi karena dapat merusak atau merugikan. Misalnya, tidak mungkin mengeluarkan semua darah dari tubuh seseorang pasien yang akan dianalisis keadaan darahnya, juga tidak mungkin mencoba seluruh neon untuk diuji kekuatannya. Karena itu penelitian harus dilakukan hanya pada sampel.
5) Masalah ketelitian
Adalah salah satu segi yang diperlukan agar kesimpulan cukup dapat dipertanggung jawabkan. Ketelitian ,dalam hal ini, meliputi pengumpulan, pencatatan, dan analisis data. Penelitian terhadap populasi belum tentu ketelitian terselengar. Boleh jadi peneliti akan menjadi bosan dlam melaksanakan tugasnya. Untuk menghindarkan itu semua,penelitian terhadap sampel memungkinkan ketelitian dalam suatu penelitian.
6) Masalah ekonomis
Pertanyaan yang harus selalu diajukan oleh seseorang penelitian; apakah kegunaan dari hasil penelitian sepadan dengan biaya ,waktu, dan tenaga yang telah dikeluarkan? Jika tidak, mengapa harus dilakukan penelitian? Dengan kata lain penelitian sampel pada dasarnya akan lebih ekonomis daripada penelitian populasi.
3. Teknik Sampling
Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif. Secara umum, ada dua jenis teknik pengambilan sampel yaitu, sampel acak atau random sampling / probability sampling dan sampel tidak acak atau nonrandom samping/nonprobability sampling.
1. Random sampling
Random Sampling adalah cara pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama untuk diambil kepada setiap elemen populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Artinya jika elemen populasinya ada 100 dan yang akan dijadikan sampel adalah 25, maka setiap elemen tersebut mempunyai kemungkinan 25/100 untuk bisa dipilih menjadi sampel. Sedangkan yang dimaksud dengan nonrandom sampling atau nonprobability sampling, setiap elemen populasi tidak mempunyai kemungkinan yang sama untuk dijadikan sampel. Lima elemen populasi dipilih sebagai sampel karena letaknya dekat dengan rumah peneliti, sedangkan yang lainnya, karena jauh, tidak dipilih; artinya kemungkinannya 0 (nol).
a) Simple Random Sampling atau Sampel Acak Sederhana
Teknik untuk mendapatkan sampel yang langsung dilakukan pada unit sampling. Dengan demikian setiap unsur populasi harus mempunyai kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel.
b) Proportionate Stratified Random Sampling atau Sampel Acak Distratifikasikan
Teknik ini biasa digunakan pada populasi yang mempunyai susunan bertingkat atau berlapis-lapis. Misalnya sekolah, terdapat beberapa tingkatan kelas. Jika tingkatan dalam populasi diperhatikan, mula-mula harus dipastikan strata yang ada, kemudian tiap strata diwakili sampel penelitian.
c) Disproportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan junlah sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional. Misalnya pegawai dari unit kerja tertentu mempunyai; 3 orang lulusan S3, 4 orang lulusan S2, 90 orang S1, 800 orang SMU, 700 orang SMP, maka tiga orang lulusan S3 dan empat orang S2 itu diambil semuanya sebagai sampel. Karena dua kelompok ini terlalu kecil bila dibandingkan dengan kelompok S1, SMU dan SMP.
d) Cluster Sampling atau Area Sampel
Teknik ini digunakan jika populasi tidak terdiri dari individu-individu, melainkan terdiri dari kelompok atau cluster. Misalnya, penelitian dilakukan terhadap populasi pelajar SMU di suatu kota. Untuk itu random tidak dilakukan secara langsung pada semua pelajar, tetapi pada sekolah/kelas sebagai kelompok atau cluster.
2. Nonprobability/Nonrandom Sampling atau Sampel Tidak Acak
Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberipeluang/ kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2013:122). Tidak semua unsur atau elemen populasi mempunyai kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel. Unsur populasi yang terpilih menjadi sampel bisa disebabkan karena kebetulan atau karena faktor lain yang sebelumnya sudah direncanakan oleh peneliti. Teknik sampel ini meliputi samling sistematis, kuota, aksidental, purporsive, jenuh, dan snowball.
a) Sampling Sistematis
Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sample berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut.
b) Sampling kuota
Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.
c) Sampling insidental
Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang secara kebetulan/ insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
d) Sampling Purporsive
Sampling purporsive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
e) Sampling jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil.
f) Sampling Snowball
Sampling Snowball adalah teknik penentuan sampel yang mla-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar.
Subjek dalam penelitian kualitatif disebut informan, yaitu orang-orang yang berada pada latar penelitian. Informan adalah orang-orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi, kondisi latar, dan data penelitian. Informan dibedakan menjadi dua, yaitu informan yang berfungsi sebagai pembuka jalan dan informan yang berperan sebagai pemberi informasi data lapangan.
Informan sebagai pembuka jalan berfungsi sebagai pembuka jalan memasuki seting dan sebagai jembatan komuniukasi antara peneliti dengan situasi penelitian dan masyarakat yang berfungsi sebagai pemberi data. Informan pembuka jalan dipilih orang-orang yang memiliki pengaruh besar dalam suatu latar penelitian, misalnya pimpinan-pimpinan formal, pimpinan-pimpinan informal, dan powe etite.
Informan pemberi data lapangan berfungsi utama pemberi data penelitian. Informan yang dipilih adalah orang-orang yang benar-benar mempunyai informasi yang relevan dengan penelitian. Agar dapat memilih informan dengan tepat, ada empat macam cara memilih yang dikelompokkan sebagai nonporobability sampling, yaitu accidental, purposive, quota, dan snow ball sampling
accidental: untuk memperoleh informan, peneliti dalam waktu tertentu dengan cara aktif memilih dan menjadikan semua responden yang mereka ditemui sebagai informan.
- purposive: peneliti atas dasar rasional
tertentu memilih responden untuk dijadikan informan dalam pengambilan data.
- quota: pemilihan informan atas dasar jumlah tertentu dan jumlah itu ditentukan sebelum penelitian.
- snow ball: pemilihan informan yang dimulai dari jumlah kecil, kemudian atas dasar rekomendasinya menjadi semakin membesar. Di tempat kita disebut “gethok tular”, di mana respoden yang telah ditemui memberikan rekomendasi kepada orang lain untuk dijadikan respoden.
- quota: pemilihan informan atas dasar jumlah tertentu dan jumlah itu ditentukan sebelum penelitian.
- snow ball: pemilihan informan yang dimulai dari jumlah kecil, kemudian atas dasar rekomendasinya menjadi semakin membesar. Di tempat kita disebut “gethok tular”, di mana respoden yang telah ditemui memberikan rekomendasi kepada orang lain untuk dijadikan respoden.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Saifuddin. 2011. Metode
Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Furchan, arief. 2011. Pengantar
Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sugiyono, Prof. Dr. 2011. Metode
Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif Kualitatif, dan R&D.
Bandung: ALFABETA.
Trianto. 2011. Penelitian Tindakan
Kelas. Jakarta. Pustakaraya.
#JENIS-JENIS PENELITIAN
0 Response to "JENIS-JENIS PENELITIAN LENGKAP"
Post a Comment